Cerita Sex Meremas Menjilat Tubuhku Dengan Gemas

Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

CERITA DEWASA  - Hari itu, sekitar jam tiga sore saya bersama sepupuku, Hania baru saja sampai di rumahnya setelah jalan-jalan di mall. Setengah jam kami disana nonton VCD sampai pacarnya yang bernama Teguh datang. Memang sih hari itu saya bermain ke sini agar dapat sekalian sorenya mengambil mobilku yang sedang di service rutin di sebuah bengkel di daerah Jakarta Timur yang kebetulan tak terlalu jauh dari rumah Hania. Pas sekali saat itu Teguh datang untuk nge-date jadi saya dapat ikut menumpang diantar ke bengkel itu. Agen Domino 99 Terpercaya

Kamipun berangkat dari rumahnya dengan mobil BMW-nya Teguh. Walaupun tak terlalu jauh namun kami sedikit terjebak macet sebab saat itu jam bubaran. Yang kukhawatirkan adalah takutnya bengkelnya keburu tutup, kalau begitu kan saya mau tak mau harus tetap menumpang pada Teguh padahal mereka mau pergi nonton & saya tak mau mengganggu kebersamaan mereka. Akhirnya tiba juga kami di bengkel itu tepat ketika akan tutup.

?Wah? sudah mau tutup tuh Ci, mendingan cepetan lari turun, siapa tahu masih keburu,? kata Hania.

?Tanyain dulu Ci, kita tunggu kau di sini, kalau ternyata belum dapat ambil, kau ikut kita jalan aja,? Teguh memberi saran.

Akupun segera turun & setengah berlari ke arah pegawai yang sedang mendorong pintu.

?Mas? Mas tunggu, jangan ditutup dulu, saya mau ngambil mobil saya yang Hyundai warna merah yang dititip kemarin Selasa itu loh!? kataku dengan terburu-buru.

?Tapi kita sudah mau tutup non, kalau mau besok balik aja lagi,? katanya.

?Ayo dong, Mas katanya di telepon tadi sudah dapat diambil, tolong dong bentar aja yah, saya sudah ke sini jauh-jauh nih!? desakku.

?Ada apa nih, Kos, kok malah ngobrol,? kata seorang pria yang muncul dari samping belakangnya.

Kebetulan sekali pria itu adalah montir yang menangani mobilku ketika saya membawa mobil itu ke sini, orangnya tinggi & agak gemuk dengan rambut gaya tentara, usianya sekitar awal empat puluh, belakangan kuketahui bernama Fauzan, agaknya ia tergolong montir yang cukup senior di sini.

sayapun lalu mengutarakan maksud kedatanganku ke sini untuk mengambil mobilku itu padanya. Awalnya sih ia juga menyuruhku kembali lagi besok sebab bengkel sudah tutup, tapi sebab terus kubujuk & kujanjikan bonus uang rokok akhirnya ia menyerah juga & mempersilakanku masuk menunggu di dalam. Sebenarnya sih kalau bengkelnya dekat dengan rumahku saya juga dapat saja kembali besok, tapi masalahnya letak tempat ini cukup jauh dari rumahku & macet pula, kan BT banget kalau harus dua kali jalan.

Saya melambaikan tangan ke arah Hania & Teguh yang menunggu di mobil pertanda masalah sudah beres & mereka boleh pergi, merekapun membalas lambaianku & mobil itu berjalan meninggalkanku. Pak Fauzan menjelaskan padaku tentang kondisi mobilku, ia bilang bahwa semuanya ok-ok saja, kecuali ada sebuah onderdil di bagian bawah mobil yang sebentar lagi tak layak pakai sebab sudah banyak berkarat (sory? saya tak mengerti otomotif selain menggunakannya, sampai lupa nama onderdil itu).

Sebab memikirkan kenyamanan jangka panjang, saya menanyakan kalau bagian itu diganti sekarang memakan waktu lama tidak, ongkos sih tak masalah. Setelah berpikir sesaat ia pun mengiyakannya & menyuruhku duduk menunggu.

Sejumlah pegawai & kasir wanita sudah berjalan ke pintu keluar meninggalkan tempat ini. Di ruangan yang cukup luas ini tinggallah saya dengan Pak Fauzan serta beberapa montir yang sedang menyelesaikan pekerjaan yang tanggung. Seluruhnya ada empat orang di ruangan ini termasuk saya yang satu-satunya wanita.

?Masih banyak kerjaannya ya Mas?? tanyaku iseng-iseng pada montir brewok di dekatku yang sedang mengotak-atik mesin depan sebuah Kijang.

?Dikit lagi kok Non, makanya mending diselesaikan sekarang biar besoknya lebih santai,? jawabnya sambil terus bekerja.

Tak jauh dari tempat dudukku Pak Fauzan sedang berjongkok di sebelah mobilku & di sebelahnya seorang rekannya yang cuma kelihatan kakinya sedang berbaring mengerjakan perkerjaannya di kolong mobil. Ternyata pekerjaan itu lama juga selesainya, seperempat jam sudah saya menunggu. Melihat situasi seperti ini, timbullah pikiran isengku untuk menggoda mereka.

Hari itu saya memakai kaos ketat oranye berlengan panjang yang dadanya agak rendah, lekuk tubuhku tercetak oleh pakaian seperti itu, bawahnya saya memakai rok hitam yang menggantung beberapa senti di atas lutut. Maka bukanlah hal yang aneh kalau para pria itu di tengah kesibukannya sering mencuri-curi pandang ke arahku, apalagi sesekali saya sengaja menyilangkan kakiku.

Aku berjalan ke arah mobilku & bertanya pada Pak Fauzan,

?Masih lama ya Pak??

?Hampir Non, ini yang susah tuh melepas yang lamanya, habis sudah berkarat, sebenarnya sih pasangnya gampang saja, bentar lagi juga beres kok?

?Perlu saya bantuin enggak? Bosen dari tadi nunggu terus,? tanyaku sambil dengan sengaja berjongkok di hadapannya dengan lutut kiri bertumpu di lantai sehingga otomatis paha putih mulusku tersingkap kemana-mana & celana dalam merahku juga terlihat jelas olehnya.

Ia terlihat gugup & matanya tertumbuk ke bawah rokku yang kelihatan sebab posisi jongkokku. saya yakin burungnya pasti sudah terbangun & memberontak ingin lepas dari sangkarnya. Namun saya bersikap biasa saja seolah tak mengetahui sedang diintip.

?Oohh? nggak? nggak kok Non,? jawabnya terbata-bata.

?Hhoii? Obeng kembang dong,? sahut montir yang dari dalam sambil mendorong kursi berbaringnya keluar dari kolong.

Begitu keluar diapun ikut terperangah dengan pemandangan indah di atas wajahnya itu. Keduanya bengong menatapku tanpa berkedip.

?Kenapa? Kok bengong? Liatin apa hayo??? godaku dengan tersenyum nakal.

Kemudian kuraih tangan si montir yang sedang berbaring itu & kuletakkan di paha mulusku, memang sih tangannya kotor sebab sedang bekerja tapi saat itu sudah tak terpikir hal itu lagi.

Tanpa harus disuruh lagi tangan kasar itu sudah bergerak dengan sendirinya mengelus pahaku hingga sampai di pangkalnya, disana ia tekankan dua jarinya di bagian tengah kemaluanku yang masih tertutup CD.

?Ooohhh?? desahku merasakan remasan pada kemaluanku.

Pak Fauzan menyuruhku berdiri & didekapnya tubuhku serta langsung menempelkan bibirnya yang tebal & kasar pada bibir mungilku. Tangannya mengangkat rokku & menyusup ke dalam celana dalamku.

Temannya tak mau ketinggalan, setelah ia mengelap tangannya ia dekap saya dari belakang & mulai menciumi leher jenjangku, hembusan nafas & lidahnya yang menggelikitik membuat birahiku semakin naik.

Toketku yang masih tertutup baju diremasi dari belakang, tak lama kemudian kaos Mango-ku beserta bra-ku sudah disingkap ke atas. Kedua belah toketku digerayangi dengan gemas, putingnya terasa makin mengeras sebab terus dipencet-pencet & dipilin-pilin.

?Hei, ngapain tuh, kok nggak ngajak-ngajak!? seru si montir brewok yang memergoki kami sedang berasyik-masyuk.

Montir di belakangku melambai & memanggil si brewok untuk ikut menikmati tubuhku. Si brewok pun dengan girang menghampiri kami sambil mempreteli kancing baju montirnya, kurang dari selangkah di dekatku ia membuka seluruh pakaiannya.

Wow? Bodynya padat berisi dengan dada bidang berbulu & bulunya turun saling menyambung dengan bulu kemaluannya. & yang lebih membuatku terpesona adalah bagian yang mengacung tegak di bawah perutnya, pasti tak terlukiskan rasanya ditusuk benda sebesar pisang raja itu, warnanya hitam dengan kepala kontol kemerahan. Ia berjongkok di depanku & memelorotkan rok & celana dalamku.

?Wah, asyik jembutnya item lebat banget, aku paling suka memek kaya gini,? si brewok mengomentari memekku.

Pak Fauzan & temannya pun mulai melepasi pakaiannya masing-masing hingga bugil. Terlihatlah batang-batang mereka yang sudah menegang, namun saya tetap lebih suka milik si brewok sebab nampak lebih menggairahkan, milik Pak Fauzan juga besar & berisi, namun tak terlalu berurat & sekeras si brewok, sedangkan punya temannya lumayan panjang, tapi biasa saja, standarnya pribumi Indonesialah. saya sendiri tinggal memakai kaos ketat & bra-ku yang sudah tersingkap.

Kaki kiriku diangkat ke bahu si brewok yang berjongkok sambil melumat memekku. Teman Pak Fauzan yang dipanggil ?Zul? itu menopang tubuhku dengan mendekap dari belakang, tangannya terus beraktivitas meremas toket & pantatku sambil memainkan lidahnya di lubang telingaku.

Pak Fauzan sendiri kini sedang menetek dari toket kananku. saya menggelinjang dahsyat & mendesah tak karuan diserbu dari berbagai arah seperti itu. Tanganku menggenggam kontol Pak Fauzan & mengocoknya perlahan.

?Oookkhh? Jangan terlalu keras,? rintihku sambil meringis ketika Pak Fauzan dengan gemas menggigiti putingku & menariknya dengan mulut, secara refleks tanganku menjambak pelan rambutnya.

Sementara si brewok di bawah sana menyedoti dalam-dalam memekku seolah mau ditelan. Ia memasukkan lidahnya ke dalam memekku sehingga memberi sensasi geli yang luar biasa padaku, klitorisku juga ia gigit pelan & digelikitik dengan lidahnya.

Pokoknya sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu, jauh lebih nikmat dari mabuk anggur manis. saya menengokkan wajah ke samping untuk menyambut Zul yang mau melumat mulutku. Lihai juga ia berciuman, lidahnya menjilati lidahku & menelusuri rongga mulutku, nafasku seperti mau habis rasanya.

Kemudian mereka membaringkanku di kursi untuk berbaring di kolong mobil itu (whateverlah namanya saya tak tahu nama barang itu ^_^;). Zul langsung mengambil posisi di selangkanganku, tapi segera dicegah oleh Pak Fauzan yang menginginkan jatah lubang lebih dulu. Setelah dibujuk-bujuk Zul pun akhirnya mengalah dari Pak Fauzan yang lebih senior itu.

Sebagai gantinya ia mengambil posisi di dekat kepalaku & menyodorkan kontolnya padaku. Kumulai dengan menjilati batang itu hingga basah, lalu buah zakarnya kuemut-emut sambil mengocok batangnya.


Share: 
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Services

Visitor

Flag Counter

Popular Posts

Search This Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Recent Posts