CERITA DEWASA - Aku seorang wanita yang kini sudah memiliki keluarga di usiku yang menginjak 25 tahun, dengan satu orang anak aku hidup dengan bahagia bersama suami dan juga anakku. Suamiku mas Afif bekerja di salah satu perkebunan milik pemerintah yang ada disini, dan disini juga kami bertemu dan dia memutuskan untuk menikahiku meskipun dia berasal dari kota besar Jakarta. Dan memilih menetap disini bersamaku.Agen Domino 99 Terpercaya
Hingga kini kami sudah di karuniai seorang putri cantik yang baru berusia 3 tahun. Namaku Mawar banyak yang bilang kalau aku memiliki wajah yang begitu cantik, karena itu mas Afif yang dari kota besar saja mau menikahiku, begitu kata para tetangga padaku. Dan aku bersyukur juga menikah dengan mas Afif yang dari awal memang baik dan juga sopan padaku.
Tidak pernah aku dengar dia nakal selama berada di kota ini, meskipun banyak teman-teman yang satu mes dengannya. Mengajak wanita untuk melakukan adegan seperti cerita sex, tapi mas Afif tidak pernah melakukannya, dan dia dengan jujur ingin segera menikah denganku untuk menjauhi adegan mesum dengan wanita yang bukan muhrimnya, dan kamipun hidup bahagia di sini.
Walau begitu sebenarnya ada cerita sedih dalam kehidupan rumah tanggaku, dari awal mertuaku tidak menyetujui hubunganku dengan mas Afif. Karena itu kami jarang pulang ke Jakarta kalau di hitung hanya sekali selama 4 tahun ini aku ikut mas Afif kerumahnya, karena sikap mamanya yang kasar padaku akhirnya setiap kali pulang mas Afif tidak pernah mengajakku.
Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara sedangkan adiknya masih kuliah hingga saat ini, sedangkan papanya memang jarang pulang. Aku dengar papa mas Afif memiliki banyak istri, karena itu akupun jarang mendengar dia membicarakan papanya. Sehingga aku tidak begitu mengenal sosok mertuaku itu, kalau mamanya mas Afif bilang begitu baik padanya dan sering memanjakan dia.
Karena itu akupun mengerti kenapa mas Afif lebih baik tidak mengajakku ikut ke rumahnya, karena dia tidak dapat memilih antara aku dengan mamanya karenanya aku memilih menuruti kemauan mas Afif, sebagai wanita aku mencoba mengerti kalau mama mungkin merasa kalau aku mengambil putra kesayanganya. Hingga akhirnya terjadi sesuatu yang tidak kami inginkan mas Afif mengalami kecelakaan.
Hingga akhirnya dia di haruskan untuk beristirahat di rumah, karena mas Afif tidak bisa berjalan seperti biasanya. Dia hanya terlentang di tempat tidur saja, sampai-sampai hal itu berlangsung hingga tiga bulan lamanya. Dan aku tidak menduga kalau mama mas Afif akhirnya menelponku dan dengan marahnya dia bilang kalau akan mebawa mas Afif pulang ke Jakarta.
Akhirnya akupun ikut mas Afif ke Jakarta tanpa membawa anakku juga, karena ibuku bilang kalau aku lebih baik tidk membawa anakku. Agar lebih fokus merawat mas Afif, dan anehnya mertuaku tidak mencoba membantah sedikitpun, mereka terlihat tidak ada rasa suka membawa cucunya untuk tinggal bersama. Sedih hati ini tapi mau gimana lagi akupun ikut bersama mereka.
Setibanya di Jakarta akupun merasakan kekecewaan yang teramat dalam, tiap hari aku harus melakukan pekerjaan rumah mulai dari pagi buta hingga malam hari. Bukan hanya merawat suamiku tapi seluruh pekerjaan rumah dilimpahkan padaku, untuk melakukan adegan seperti dalam cerita sex kini aku tidak pernah lagi. Kalau di rumahku aku masih sempat tidur di samping mas Afif sekarang sudah tidak lagi.
Mamanya bilang kalau aku lebih baik jangan ganggu mas Afif, dan dia menyuruhku untuk tidur di lantai. Sebenarnya aku sudah tidak tahan dengan semuanya, tapi aku jauh tidak tega jika harus meninggalkan mas Afif. Di tambah ketika mama mengajaknya pergi berobat baik itu ke rumah sakit ataupun dengan perawatan non medis aku tidak pernah di ajaknya dengan berbagai macam alasan.
Tidak jarang akupun tinggal sendirian di rumah mas Afif, seperti hari ini mereka pergi ke salah satu pengobatan alternatif. Dan jaraknya lumayan jauh tapi seperti biasa aku tidak di ajaknya, dengan menangis akupun sambil bekerja membersihkan rumah yang belum juga kelar. Apalagi banyak pekerjaan yang masih harus aku lakukan dari mulai mencuci hingga setrika yang begitu banyak.
Aku tahu kalau adik dan mama mas Afif sengaja melakukan hal itu. Sebenarnya aku sudah capek namun tetap saja melanjutkan pekerjaaanku menyetrika kemudian aku di kejutkan oleh kedatangan papanya mas Afif “Papa.. semua lagi keluar nganter mas Afif berobat..” Dia menjawab “Saya sudah tahu makanya aku kesni..” Dengan mendekat padaku bahkan dia kurang ajar meremas buah dadaku.
Aku yang keget sontak melepas setrika yang aku pegang, begitu papa mas Afif memeluk tubuhku akupun meronta tapi tenaga laki-laki itu begitu kuat. Dia membopong tubuhku dan merebahkannya di atas tempat tidur, papa mas Afif langsung menindih tubuhku setelah dia menarik pakaianku hingga sobek. Dan dengan kasarnya dia measukkan kontolnya ke dalam kemaluanku.Domino99
Aku menangis apalagi ketika aku mendengar dia mendesah menikmati dan memperkosa tubuhku “Ooouuuuuugggghh… aaaaaaaggggghh… aaaaaaagggghhh.. kamu.. cantiiik… Mawar… aaaaaaggghhh… aaaaaggggghhh.. aaaggghh..” Aku terus saja menangis namun papa masih saja melakukan gerakan naik turun di atas tubuhku tanpa memperdulikan tangaisanku yang menyayat.
Bahkan dia menganggkat kedua pahaku lalu dengan keras dia kemabli menggoyang pinggulnya “OOouugggghh… ooouuuggghh.. pinggulmu sempiiit saaaayaaang… aaaaaaggghh… aaaaggghh… aaaagggghh.. aaaaahhhkkk… aaaaku.. aaaagggggggghh.. ” Keringat tubuh papa membasahi tubuhnya namun dia tidak juga menghentikan gerakannnya dengan semakin keras dia mainkan kontolnya.
Sampai akhirnya dia kemabli meletakkan pahaku lalu kembali menggerakan pinggulnya dan semakin menekan dalam kontolnya ke dalam memekku. Seperti halnya dalam adegan cerita sex pemerkosaan dia terus menikmati goyangan tubuhnya “OOouuuggggggggghhh… uuuuugggggghh… Mawaaaaaar… aaaaaaggghhh… aaaaaaggghh… aaaaagggghh… papa… aaagghh..” Dia menekan kontolnya lebih lama.
Tanpa melakukan gerakan hingga akhirnya dia mengeluarkan larva hangat yang memenuhi memekku, bahkan dia mengerang lebih panjang lagi “OOOoooouugggghh… aaaaaggghh… aaaagggghhh… aaaaggggghhh… aaaaaggghhh… aaaaaggghh.. ” Papa rupanya sudah mencapai klimaks dia memeluk tubuhku namun mungkin karena dia sudah lemas aku dapat melepaskan diriku.
Lalu aku berlari menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan air dan tetap menangis sejadi-jadinya. Aku masih duduk terkulai lemas di dalam kamar mandi dan aku kembali marah ketika dengan tanpa dosa mertuaku membuka kamar mandi dan dia berkata “Mawar aku pulang dulu.. ” Aku menatpanya dengan sangat geram tapi dia nyelonong aja tanpa ada beban sedikitpun.