Cerita Sex Dewasa Kisah Pemerkosaan Tragis Julia


ONEBETQQ CERITA DEWASA - Gadis yang umurnya masih muda 20 tahun dan sekarang bekerja di sebuah Bank, karena dia ditugaskan diluar kota maka dari itu dia ngekos dengan rekan kerja wanita tetapi beda cabang, namanya Julia dia mempunyai bodi yang begitu menawan biasalah kalau pegawai bank memang diharuskan berpenampilan yang menarik dan seksi tentunya.

Suatu hari di sore hari Julia terkejut melihat kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin mereka mengira ia sudah pulang.Agen Domino 99 Terpercaya 
Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Julia merasa kasihan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini.
“Mau kemana Julia?”, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller.
Julia terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai.
“Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu..”, Julia menyapa mereka berdua yang mendekatinya.
“Julia, kami bakal diberhentikan besok..”, Warto berkata.
“Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa..”, Julia menjawab.
Di luar hujan mulai turun.
“Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak”, tiba-tiba Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam.
“I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan..”, Julia menjawab.
Cerita Seks – Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Julia. Sebelum Julia tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka.
“Aah! Jangan Pak!”.
Diman menarik blus warna ungu milik Julia. Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. “Sekarang aja Julia. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!”.
Warto menyeringai melihat Diman merobek kaos dalam katun Julia yang berwarna putih berenda. Julia berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar.
“Jangannnn! Lepaskannn!”, Julia berusaha meronta.
Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Julia. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Julia. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Julia menyepak Diman dengan keras.
“Eit, melawan juga si Mbak ini..”, Diman hanya menyeringai.
Julia di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih.
“Aahh! Jangan Pak! Jangannn!”, Julia mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu.
Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Julia. Sepatunya terlepas.
Diperlakukan seperti itu, Julia juga mulai merasa terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya telah terlepas jatuh. Julia lemas. Hal ini menguntungkan kedua penyiksanya.
Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Julia. Julia mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Julia yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, “Plak! Plak!”.
cerita pemerkosaan – Tubuh Julia memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini ia tampak sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Julia sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.
“Sret!”, Julia tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek.
Menyusul branya ditarik dengan kasar. Julia benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya.
“Ouuhh! Adduhh..!”, Julia merintih.
Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Julia dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Julia hanya mampu menangis tak berdaya.
Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Julia membuka mulutnya. Julia memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya.
Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Julia yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Julia.
“Ampuunnn…, hentikan Pak..”, Julia menangis tersengal-sengal.
Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Diman, Julia dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka.
“Slebb!”, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Julia yang sudah basah.
Julia menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Julia sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Julia masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya.
“Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm…!”, Julia berusaha meronta, tapi tak berdaya.
cerita pemerkosaan – Warto terus melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Julia lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang.
Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti.
Julia ditelentangkan dengan tergesa kemudian Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Julia gelagapan ketika Warto mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Julia dipegang erat dan…
“Crrrt! Crrrt!”, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi.
Julia merasa akan muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Julia hingga ia terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang kemaluannya di mulut Julia hingga bersih. Julia tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya.
Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Julia. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Julia terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya. Masuk ke tenggorokannya. Julia menangis sesengggukan. Diman memakai celana dalam Julia untuk membersihkan sisa spermanya.
“Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk..”, ujar Warto sambil membuka pintu belakang.
Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk.
“Ayo, sekarang giliran kalian!”, Julia terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu.
Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya.
Julia ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Julia dapat melihat batang kemaluan mereka yang telah mengeras.
“Ayo Julia, kulum punyaku!”, Julia yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran.
Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya.
“Akhh…, mmmhhh.., mhhh…”, Julia menangis tak berdaya.
Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram.
“Akkkghhh! Isep teruss…!, Ayooo”.
Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan spermanya muncrat mengisi mulut Julia. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis.
Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Julia dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Julia bergiliran.
tubuh Julia yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Julia ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Julia dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah Julia.
Ketika telah selesai Julia telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Julia pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas.
“Belum pagi nih”, ujar salah seorang dari satpam itu.
“Iya, aku masih belum puas…”.
Akhirnya muncul ide mereka yang lain.
Tubuh telanjang Julia diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Julia yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam.
Hujan telah berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Julia disumpal dengan celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Julia tersadar. Ia tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang.
Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk.
“Wah! Ada hadiah nih!”, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka.
Julia berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Julia mulai dijadikan bulan-bulanan. Julia hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan.
Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Julia bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar.
“Ini kan teller di bank depan?”
Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Julia dengan berbagai posisi. Julia yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang penis.
Ketika seseorang sedang sibuk menyodominya, Julia tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh tubuh Julia sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka puas.
cerita ini memang terlalu bengis dan sadis, tapi apalah daya. ini kisah Julia cewek bank yang diperkosa hingga memprihatinkan.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Services

Visitor

Flag Counter

Popular Posts

Search This Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Recent Posts