CERITA DEWASA - Namaku adalah Bayu, aku masih kuliah semester 5 di salah satu universitas di ibukota. Aku adalah mahasiswa rantau, berasal dari tanah sunda. Orang tuaku menyuruhku berkuliah di ibukota agar pandanganku terhadap dunia ini lebih luas. Supaya aku tidak jadi katak dalam tempurung, hanya tahu dunia di mana aku tinggal saja. Agen Domino 99 Terpercaya
Secara fisik, aku ini tinggi, berkulit putih, hidung mancung dan sedikit kebulean. Kata ayah, ibu itu dulu keturunan nyai, seorang wanita yang diperistri oleh orang Belanda, pas zaman kolonial. Makanya ada darah belanda di tubuhku. Jika melihat foto keluarga besar ibu, kau pasti akan percaya. Soalnya hampir semua saudari ibuku cantik-cantik, seperti orang bule.
Di ibukota ini aku tinggal numpang di rumah bibiku, adik dibuku yang kedua. Karena kecantikannya, dia dilamar oleh seorang pejabat dari ibukota, dan walhasil kini dia hidup enak di sini. Tapi ayahku berpesan pada bibi, agar aku tidak dimanja, tidak diberi fasilitas yang enak-enak, aku harus diajari kerja keras untuk mendapatkan kenyamanan.
Oleh karena itu aku tidak diizinkan bibi tinggal di rumah mewah nan nyamannya itu. Dia menyuruhku tinggal di rumah besar di seberang rumahnya, yang merupakan sebuah kos-kosan. Aku disuruhnya jadi pengurus kos-kosan, sambil kuliah, dan dia menggajiku atas kinerjaku itu. Tugasku antara lain, menagih uang kos, melakukan perawatan fasilitas kos, menjaga kebersihan lingkungan kos dan tentu menertibkan keamanan kos.
Mayoritas yang kos di tempat tersebut adalah wanita yang sudah bekerja tapi belum menikah, walau pun ada juga yang masih kuliah. Kos wanita terletak di lantai 2, sementara kos laki-laki ada di lantai satu. Tapi taka da peraturan resmi bahwa penghuni tidak boleh bawa lawan jenis main kosan, yang tidak boleh adalah ada orang numpang di kosan. Satu kamar hanya boleh diisi satu orang, tidak lebih.
Sudah lama aku mengeluh ke bibi soal tugas membersihkan kos yang terlalu berat untukku. Kosannya cukup luas, dan membersihkan sendiri itu pekerjaan berat. Jika saja aku masih semester awal, dimana tugas akhir belum dekat, aku tak masalah. Tapi sekarang aku sudah mulai fokus dengan tugas akhir, dan membersihkan gedung kosan bukanlah hal yang mudah lagi. Lalu bibi bilang dia akan mencari tenaga bantuan untuk diriku, tapi konsekuensinya gajiku dipotong 25% katanya. Dasar bibi pelit, pikirku.
“Bayu sini,” bibi memanggilku dari pagar rumahnya ketika aku sedang memasukan motor ke dalam gedung kosan. Aku segera menghampirinya. Dia mengajakku ke ruang tamu, di sana ada seorang wanita paruh baya. Kutaksir umurnya 35an. Sedang duduk di lantai. Bibi duduk di sofa, aku pun ikut duduk.
“kenalkan ini namanya Mba Sari… dia pembantu baru di rumah bibi, tapi nanti aku kasih tugas bersihin kosan juga, jadi kamu harus kenal nih…” kata bibi. Beuh… ini mah dia memanfaatkan pembantunya saja untuk membantu tugasku, lalu buat apa potongan gajiku yang 25%? Pasti masuk kantongnya. Aku membatin.
“oh… yaudah bi…” aku menjulurkan tanganku ke mba Sari. “kenalkan mba saya Bayu…” dia segera menyambut tanganku dan kami bersalaman.
“Sari..” jawabnya lembut.
Mba sari ini tipikal ibu-ibu umur tigapuluhan lainnya, badannya gempal, dada besar nya besar dibalut kaus ketat, dan di perutnya terdapat lipatan lemak. Kulitnya agak gelap, dan bokongnya juga besar. Dia berasal dari jawa timur katanya, dan bisa kerja dengan bibi gara-gara pembantu yang dulu itu masih kenalan bibi. Mbo Jum namanya, dia berhenti karena harus mengurus ayah yang sakit keras di kampung, begitu kata si bibi.
Mba sari ini orangnya sangat rajin. Sehari setelah aku jelaskan tugasnya, dia bekerja dengan sangat baik. Setiap pagi, dia harus menggantikanku mengecek sampah-sampah dan kotoran lain di lingkungan kos, lalu juga mengumpulkan laundry di kotak laundry depan kamar penghuni yang memang berniat laundry. Bibiku ini memang cerdas banget bikin usaha, dia juga punya bisnis laundry dan mayoritas penghuni kos laundry padanya. Lalu di sore hari dia kembali harus mengecek kebersihan lingkungan kos. Hanya itu saja.
Hampir setiap pagi, ketika dia menyapu atau mengepel koridor, aku selalu memperhatikannya. Awalnya hanya mengawasi kalau-kalau dia kerjanya gak beres, tapi lama-lama aku jadi suka memperhatikan dia. Itu loh… dada dan pinggulnya yang besar sering bergoyang-goyang indah. Aku memang punya ketertarikan besar pada wanita yang lebih tua, terutama yang dadanya besar dan memiliki lipatan perut, serta bokong bulat.
Lama-kelamaan, aku jadi sering ngaceng sendiri melihat dia bekerja, dia sering pakai baju kaus ketat dan rok selutut. Tapi roknya tidak bisa menyembunyikan pantatnnya yang bulat itu. Membuatku jadi semakin betah memandangnya. Tapi aku tidak berani menggodanya, jika dia sampai merasa tidak nyaman dan tidak mau bekerja di sini lagi, bisa runyam urusannya dengan bibiku. Maka, aku hanya menjadi pengagum rahasinya, dan pencoli rahasianya juga. Aku sering coli sambil membayangkannya.
Aku senang masturbasi sejak SMA, hal ini kulakukan karena aku harus melampiaskan birahiku sendiri. Walau aku ini ganteng, aku tidak pernah punya pacar. entah kenapa dari dulu aku tidak berani mendekati perempuan, dulu saja waktu ada permpuan yang mendekatiku, aku malah kabur. Makanya aku sering masturbasi.
Apalagi setelah menontn film porno di kamarku yang terletak paling ujung di lantai satu gedung kosan ini. Kini kegiatanku bertambah, setelah memperhatikan mba Sari, aku jadi birahi tinggi dan harus melepaskannya juga. Jadi setiap pagi, setelah memperhatikannya, aku akan mengunci kamarku dan coli, baru aku mandi dan berangkat ke kampus.
Lalu suatu hari, setelah memperhatikannya seperti biasa, dan yakin dia sudah naik ke lantai dua untuk menyapu. Aku segera masuk kamar dan memulai ritual pagiku. Kuputar video porno favoritku, supaya ada suara desahan wanita yang bikin merinding, lalu aku mulai meraba-raba diriku sendiri, mulai dari putingku. Aku sangat sensitive di bagian itu. Aku membayangkan itu adalah tangan mba sari, dan ketika batang kontolku berdiri tegak aku segera mengocoknya perlahan, naik turun. Sambil tetap terus membayangkan mba sari yang melakukan itu, suara desahan aktris porno juga kubayangkan sebagai mba sari yang berdesah. Sesekali aku mendesiskan namanya.
“ah…. Mba… iya terus….” Aku meracau menikmati jamahan tanganku sendiri. Aku mempercepat kocokan tanganku, dan mulai merasakan kenikmatan luar biasa. Seluruh otot di tubuhku terasa seperti dialiri air kenikmatan yang mengalir deras menuju batang kontolku. Aku akan segera orgasme.
“terus… mba sari…. Terus…. Aku sebentar lagi keluar.” Aku meracau sendiri, sambil terus memejamkan mata. Peju meluncur deras dari kontolku membasahi sebagian tangan dan perutku. “ah…. Mba Sari… aku keluar…. Nikmat mba….” Badanku bergetar. Lalu aku membuka mata hendak membersihkan peju yang belepotan di tangan dan perutku. Aku kaget luar biasa, karena di pintu kamarku berdiri mba sari sambil memegang sapu, dia melihatku dengan mata tak percaya. Sejak kapan dia berdiri di situ? Apakah dia melihat dan mendengar semuanya? Apakah aku lupa mengunci pintu tadi? Aku tak bisa berkata apa-apa, malu.
“a… anu… alat pel dimana ya?” mba Sari memalingkan wajahnya.
“itu mba di… di teras belakang…” jawabku gugup. Dia segera pergi, dan aku segera menutup pintu kamar. Pikiranku kalut. Waduh…. Malu sekali aku.
Versi Sang PRT
Namaku Sari, aku adalah seorang asisten rumah tangga. Di umurku yang sudah di atas kepala 3 ini, aku masih belum punya anak. Bukan apa-apa, suamiku dulu pergi menjadi TKI dan tidak pulang-pulang, tanpa sempat membuatku hamil. Padahal sudah sekitar setahun kami menikah, entah kenapa aku belum hamil juga. Mungkin dia mandul, atau aku yang mandul.
Kami tidak pernah periksa diri ke dokter karena tidak ada cukup uang. Maka ketika suami pergi ke luar negeri, aku memutuskan mencari pekerjaan menjadi ART. Diam saja di rumah hanya akan membuatku pusing. Pusing karena tidak ada kerjaan, dan pusing karena memikirkan kebutuhan biologis yang tak bisa suamiku penuhi lagi.
etelah sekian lama menjadi ART di depok di sebuah keluarga, aku dipecat. Bukan karena kerjaanku tidak beres, tapi karena aku ada main dengan majikan laki-lakiku. Dia lebih senang berhubungan denganku daripada istrinya. Kata dia istrinya itu monoton kalau lagi main, kayak gedebog pisang, diem aja….. gak ada reaksi, seperti mendesah atau apa gitu. Padahal dia itu cantik sekali seperti model, jauh denganku yang orang kampung dan gendut. yah… menurut tanggapan umum, aku ini tidak cantik.
Tapi kata majikanku, aku di ranjang itu hebat. Pelayananku memuaskan, dan bisa membuatnya terus ketagihan. Perselingkuhanku itu semua berawal di suatu malam, ketika aku sedang mencuci bajuku, dan majikanku yang bernama Pak Jaya, berjalan ke dapur sambil marah-marah. Dia meneriakan namaku minta dibikinkan teh. Aku segera patuh dan berjalan ke arahnya yang duduk di meja makan di dapur.
“Kenapa Pak? Malam-malam ko marah-marah gini…” aku menyajikan teh tersebut.
“duduk kamu disitu,” bentaknya. Lalu dia bercerita banyak dari istrinya yang bikin kesal, matere, sampai urusna ranjang yang tidak bikin dia puas. Aku hanya mendengarkan sambil mengangguk-angguk sambil sesekali tersenyum.
“kamu bisa bikin aku puas?” tiba-tiba dia bertanya, dan membuatku kaget. Aku tidak merasa tersinggung dengan pertanyaan itu karena jujur saja aku pun wanita yang kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi, aku sering memuaskan diriku dengan jari sendiri di kamar. Tapi tak pernah terbayangkan untuk berhubungan dengan laki-laki lain terutama majikan sendiri. Aku hanya terdiam.
“kamu ngangguk aja kalau mau” katanya lagi. Entah kenapa aku lalu mengangguk. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia menarik tanganku ke kamarku di bagian belakang rumah. Disana aku memadu hasrat dengannya. Dia sangat senang ketika kontolnya itu aku emut dan jilati. Serasa seperti melayang katanya.
Aku juga senang, setelah sekian lama akhirnya kenikmatan yang telah lama kurindukan kembali kurasakan. Malam itu, tanpa sepengetahuan istrinya, kami menghabiskan malam bersama. Hubungan itu berjalan selama tiga tahun. Tapi sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Istrinya tahu dan aku dipecat.
Dalam keadaaan tak tahu tujuan itu aku dihubungi temanku, Jum. Katanya dia butuh pembantu untuk menggantikan dia. Aku segera menawarkan diri, dan datang ke rumah tempat dia bekerja. Pekerjaannya sama saja hanya ditambah membersihkan gedung kos-kosan miliknya di seberang rumah. Siang itu aku dikenalkan dengan keponakan majikan baruku yang bertugas sebagai penjaga kosan.
“kenalkan mba saya Bayu..” dia menjulurkan tangan putihnya padaku, aku pun menyambut tangan tersebut.
“Sari…” jawabku. Orangnya masih muda dan ganteng, mirip artis dan penyanyi dangdut Indra L Brugman. Aku senang sekali jika berdekatan dengan dia, siapa sih yang tidak suka laki-laki seganteng itu. Setiap pagi aku membersihkan gedung kosan, dia selalu ada mengawasiku. Dia biasanya hanya memakai kaus oblong putih, membuatku membayangkan otot dada dan perut di balik baju tipis itu. Aku juga sering membayangkan lengannya yang berotot itu melingkar di badanku. Aku sering bermasturbasi sambil membayangkan dia.
Suatu hari aku mengintipnya sedang mandi lewat lubang pintu kamar mandi, dia pasti tidak menyadari lubang itu. Saat itu kosan sepi, penghuninya sudah pada berangkat kerja. Disitu aku melihat kontolnya yang berwarna coklat muda menggemaskan. Lalu bulu jembutnya tidak lebat, kurasa dia sering merawat diri. Dan yang lebih menarik lagi, ternyata dia melakukan masturbasi sebelum mandi. Kontolnya begitu besar ketika tegak sempurna. Tak terasa, celana dalamku dibuat basah oleh pemandangan itu. Sayang, aku tidak bisa mengintipnya mandi setiap hari.
Lalu suatu hari, setelah menyapu lantai satu aku segera naik ke lantai 2, disana aku menemukan kotoran muntahan seseorang. Aku tidak tahu siapa, tapi dia jorok sekali. Muntah ko tidak dibersihkan. Aku segera mencari alat pel di tempat biasa, tapi tidak kutemukan, kurasa mas Bayu pasti tahu, maka aku segera ke kamarnya. Tepat di depan pintunya aku mendengar suara-suara aneh.
Ketika kudengar seksama, aku menyadari itu adalah suara desahan wanita, aku mencoba mengintip dari jendela. Aku terkejut melihat mas bayu sedang meraba-raba putingnya sendiri, dan kontolnya sudah tegak berdiri. Dia mengocok kontolnya pelan. Darahku berdesir. Sudah lama aku tidak mengintip dia mandi, rejeki nomplok nih pikirku. Tapi kemudian aku mendengar kata-kata yang mengagetkan dan membuatku girang bukan kepalang. Dia menggumamkan namaku!
“terus… mba sari…. Terus…. Aku sebentar lagi keluar.” Aku memegang selangkanganku dan merasakan cairan di celana dalamku. Lalu entah kenapa aku mencoba membuka pintu itu perlahan, berhati-hati agar mas bayu tidak menyadarinya. Dan aku dapat melihat semuanya dengan jelas. Dia memejamkan mata, tangan kirinya memainkan putingnya sendiri, dan tangan kanannya mengocok kontolnya cepat sambil terus berdesah.
“ah…. Mba Sari… aku keluar…. Nikmat mba….” Peju muncrat dari kontol tegaknya, ingin sekali aku menyedot itu semua, menjilatinya dan mempermainkannya dengan jariku. Tapi aku hanya mematung di pintu. Lalu dia menyadari kehadiranku, mukanya merah karena malu tapi dia tak berkata apa-apa.
“a… anu… alat pel dimana ya?” aku mencoba bertanya agar tidak canggung.
“itu mba di… di teras belakang…” jawabnya gugup. Aku segera pergi, sambil tertawa, ternyata mas Bayu membayangkanku ketika masturbasi? Aku sungguh tak percaya.
Sari dan Bayu
Sore itu Bayu segera masuk kamar setelah sampai kosan, dia yakin Mba Sari pasti akan melakukan inspeksi sore seperti biasa, dan dia terlalu malu untuk bertemu dengannya. Kejadian tadi pagi masih segar di ingatan, rasa malu itu sungguh luar biasa mengintimidasi. Dia bingung, bagaimana nanti jika bertemu, tidak mungkin kan dia menghindari mba Sari terus? Pikirnya. Tak lama kemudian suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Bayu beranjak dan membuka pintu. Dia kaget mendapati mba sari berdiri di depannya.
“boleh mba masuk?” tanya Sari.
“boleh.. boleh mba…” jawab bayu masih canggung. Sari kemudian duduk di satu-satunya kursi yang ada di kamar tersebut.
“anu… mba… ada apa ya?”
“soal tadi pagi…” kata Sari. Jantung Bayu berdegup kencang, apa yang akan dikatakan oleh mba sari? Pikir Bayu.
“anu… itu… anu… aku minta maaf.” Bayu duduk di ranjang depan Sari.
“kamu jawab jujur mas.” lanjut Sari. “kamu bayangin aku kan?”
“itu….. anu…. Maaf ya mba… memang bener.” Bayu takut memandang mata sari langsung.
“kamu jangan minta maaf mas… aku juga sama kok.” Kata Sari.
“eh….?” Bayu tak percaya apa yang baru saja dia dengar. Kini mata mereka beradu, bayu memperhatikan sari dari rambut sampai kepala. Dia kali ini memakai kaus ketat v neck, dan di dadanya Bayu melihat benjolan kecil. Ternyata sari tidak memakai bra! Bayu yakin itu. Dan dia juga memakai rok selutut, menunjukan sedikit paha dan betisnya yang coklat bercahaya terkena sinar matahari sore. Lalu tiba-tiba Sari mendekat dan langsung mencium bibir bayu penuh nafsu, membuatnya terdorong jatuh ke kasur. Badan Sari menindih badan bayu, dan dua benjolan besar milik Sari terasa begitu kenyal dan empuk di dada Bayu.
Mereka berpagutan cukup lama, lidah menyeruak masuk ke dalam bibir Bayu. Ini adalah pengalaman pertamanya berciuman, dan dia mendapat lawan yang sangat ganas serta berpengalaman. Sari menyedot lidah bayu, air ludah mereka saling bertukar. Mereka saling menghirup nafas. Kontol bayu segera berontak dalam celana jeansnya. Menyadari hal itu, Sari menggesek-gesekan selangkangannya pada kontol Bayu, membuat bayu berdesah, tapi tidak bisa, karena mulutnya masih diserang lidah Sari. Beberapa saat kemudian terdengar suara pecakapan dari luar, Sari segera menjauh dari bayu. Keduanya bertatapan, bayu tidak rela kenikmatan itu berakhir.
“jangan sekarang mas… rame ada anak kosan.”
“i… iya mba…” jawab bayu kecewa.
“nanti malam aja gimana?”
“jam berapa?” tanya bayu.
“aku pinjam kunci mu, biar gampang nanti.” Kata Sari. Bayu segera menyerahkan kunci kamarnya, dan mba sari segera pergi.
ayu tak bisa tidur malam itu menunggu mba sari, tapi setelah jam 10 lewat tak ada tanda kemunculan Sari, bayu segera terlelap. Lalu dia merasakan sesuatu yang hangat di selangkangannya, ternyata itu adalah Sari yang sedang mengoral kontolnya yang sudah tegak berdiri. Sekilas Bayu melirik jam, waktu menunjukan pukul 3 pagi.
“sudah bangun mas? maaf ya semalem bibi kamu tidur larut, gak enak aku keluarnya.”
“aku ke kamar mandi dulu mba.” Bayu segera mencuci muka dan menggosok giginya, dia ingin tampil sempurna untuk mba Sari. Ketika dia masuk ke kamar, Sari berada di kasurnya dengan selimut menutupi tubuhnya. Di lantai tergeletak kaus dan rok Sari. Itu artinya Sari telanjang bulat di dalam selimut. Jantung bayu berdetak tak karuan membayangkannya. Dia segera meloncat ke kasur, dan memasukan dirinya ke dalam selimut. Kini mereka berdua berbaring berdampingan, Sari menuntun tangan bayu menyentuh dadanya yang besar seperti pepaya. Dia meremas-remas kedua payudara itu seperti seorang anak kecil yang baru dapat mainan. Rasanya kenyal dan lembut.
“mainin putingnya kayak kamu tadi pagi.” Perintah Sari. Bayu segere mengelus kedua putting Sari yang telah berdiri menantang, dia memutar-mutar jarinya di areola lalu memelintir lembut putingnya. Sari mendesah. “ah…. Jilatin mas.” bayu segera menyibakkan selimut yang menutupi dada Sari, tersingkaplah dua buah dada pepaya yang memiliki areola lebar berwarna hitam. Puttingnya berdiri menantang menunggu jamahan lidah. Bayu segera menjilatinya dan menyedotnya bergantian. “ah…. Hm…. Terus mas…” kini Sari mulai menyentuh selangkangannya sendiri. “mba udah gak tahan… ayo masukin.”
Sari menendang selimut yang masih menutup bagian bawah tubuhnya, lalu dia melebarkan kakinya, menyingkapkan lubang kewanitaan yang telah basah. Bayu segera mengambil posisi di atasnya. Lalu dengan bimbingan Sari, kontol bayu melesak masuk ke dalam liang vaginanya.
“achhh… mba enak… anget banget.” Bayu menikmati kontolnya yang diemut-emut oleh dinding vagina sari.
“lebih enak dari pada pake tangan kan?” goda sari. Bayu mengangguk sambil memejamkan mata. “ayo… kamu genjot pelan.” Komando sari. Bayu segera menggerakan pinggulnya maju mundur. Membuat kenikmatan yang dia rasakan semakin menjadi. Begitu pula Sari, dia meracau tanpa henti, mulutnya tak bisa terkatup menahan nikmat, matanya terpejam, peluhnya mulai bercucuran. Keduanya tenggelam dalam kenikmatan masing-masing. “terus mas… lebih cepat.”
Bayu segera menaikan tempo gerakannya. Bulir-bulir peluh mengalir dari tubuhnya, rasa panas otot karena pegal mulai menyerang, tapi semua itu kalah oleh rasa nikmat yang dirasakan, membuat Bayu ogah berhenti dan terus menggenjot. “ah…. Mas… aku gak kuat….” Tangan sari mencengkram lengan bayu kencang. Kepalanya bergerak-gerak tak bisa diam. Bukannya memperlambat gerakan, bayu malah makin cepat. Itu karena dia merasa akan sampai puncaknya.
“mba… aku mau keluar…” desah bayu.
“iya… mas… aku juga… keluarin di dalem aja….”
“iya… ah… ah….” Bayu mengejang.
“aaccchhh…. Mas aku keluar…” Sari menarik pundak Bayu dan memeluknya, kedua kakinya menekan pantat bayu agar kontol itu masuk sempurna. Bayu menindih tubuh Sari, setelah mengejang hebat, cairan pejunya membanjiri vagina Sari. Baryu merasakan hangat dan nikmat luar biasa tak terkira, yang sungguh berbeda dari orgasme dengan masturbasi. Keduanya berpelukan cukup lama, menikmati kehangatan tubuh masing-masing.
“mba… aku cinta kamu…”
“aku juga mas…. nanti kapan-kapan lagi ya…” jawab Sari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.