KISAH MESUM POLOSKU DENGAN PAK MAMAT TUKANG KEBUNKU


Namaku Sandra, umurku baru 14 tahun, tinggal bersama kedua orangtuaku di sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta. Tapi karena kesibukan yang padat, kedua orangtuaku sering tidak dirumah.

Biar ku ceritakan dahulu mengenai aku, agar kalian punya gambarannya. Tinggiku 147cm, beratku hanya 45kg, kulitku putih mulus tanpa cacat sekecil apapun, maklum, aku anak keturunan chinese yang sangat terawat. aku anak tunggal kesayangan yang bisa dibilang agak ‘kuper’, dikarenakan lingkunganku yang selalu dibatasi oleh kedua orangtuaku .

Teman-teman ku pun hanya beberapa, itupun kebanyakan cewek semua. Jadi pengetahuanku mengenai kehidupan sangat sedikit, apalagi mengenai sex, bisa dibilang nol besar. sampai umur seginipun aku tak pernah tahu apa itu sex, kehamilan, kontol anak laki-laki, ciuman, dll. selebihnya bayangin aja sendiri betapa ‘kuper’nya aku ini.

Ok, aku lanjutkan ceritaku. Dirumahku yang lumayan besar itu, hanya ada aku dan pembantu-pembantu ku. Yang 2 orang adalah pembantu rumah tangga, yang satu Bibi Iyem, orangnya sudah tua banget, sedang satunya adalah cucunya yang berumur 1 tahun dibawah umurku, 13 thn, panggilannya Nonik, seorang lagi adalah tukang kebunku yang sudah tua, Pak Mamat, umurnya sudah sekitar 65 tahun, dan seorang lagi sopir papaku, namanya Bang Jun, umurnya sekitar 30 tahunan. Itulah isi rumahku saat orangtuaku tidak dirumah.

Pada suatu hari, aku pulang dari sekolah, kedua orangtuaku sudah bepergian keluar negeri lagi untuk waktu yang tidak tentu. sopirku minta ijin untuk pulang karena ada suatu urusan, bibi Iyem sepagian pergi dengan cucunya untuk menengok saudaranya di Tangerang selama 1 hari. Jadilah aku dan Pak Mamat berdua aja.

Selesai makan siang, aku duduk-duduk di halaman belakangku yang luas. Disana pak Mamat sedang menyirami kebun. Iseng-iseng aku jalan-jalan didekat Pak Mamat, dan kugoda dia dengan menginjak selang airnya. Bingung karena air tidak keluar, dia lihat kebelakang dan ketahuan bahwa selang airnya sedang ku injak, setelah injakkan kulepas, Pak Mamat mengarahkan air yang telah menyembur tadi ke arahku sambil ketawa-tawa.

Tapi apa yang terjadi, air membasahi tubuh dan kausku, pada saat itu aku hanya mengenakan kaus panjang sebatas atas lutut, tanpa mengenakan BH, hanya celana dalam aja. Kontan, bentuk tubuhku terlihat jelas dari balik kausku tersebut. Buah dadaku yang cukup besar untuk ukuran tubuh dan umurku itu terlihat jelas sekali menantang, bayangkan, 32B dengan tinggiku yang hanya 147cm dan agak ceking, maklum, bagaimana sih tubuh anak perempuan yang masih SMP. Tubuhku yang masih sangat muda dan ranum belum tersentuh itu, dipandangi oleh Pak Mamat dengan melongo.

Entah gimana mulanya, tahu-tahu Pak Mamat telah mendekati ku dan meremas buah dadaku, aku hanya bisa diam dan bengong karena aku tidak pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya. Pak Mamat adalah tukang kebun keluarga kami yang telah lama ikut keluargaku, bisa dibilang, dia sudah ada sejak aku masih bayi. Jadi, keluarga kami sangat mempercayainya. Pak Mamat berkata ‘non, susu non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya terus meremas-remas susuku. Aku yang belum mengerti apa yang sedang dilakukannya menjawab ‘agak geli pak, tapi koq enak ya…

Pak Mamat sedang mijitin aku yahh?’ tanyaku manja. ‘iya. kan dari kecil Pak Mamat yang ngerawat non. Mau nggak Pak Mamat ajarin sesuatu?’ tanyanya. ‘ajarin apa sih, pak?’ tanyaku polos. ‘setiap anak yang mau dewasa harus diajarin ini supaya nanti nggak malu ama teman-teman non, mau nggak?’ desaknya. ‘iya deh’ sahutku. Tanpa banyak bicara lagi, Pak Mamat mengajakku ke biliknya di ujung halaman belakang rumahku yang besar itu. Memang bilik untuk pegawai kami ada diujung belakang rumahku.

Setelah masuk kebiliknya, dia tutup pintunya lalu dikuncinya dari dalam. ‘non tahu apa itu kontol?’ pancingnya. ‘apa sih kontol itu, Pak Mamat. koq aku nggak pernah dengar sih?’ tanyaku dengan wajah serius. Setelah itu dia melepas seluruh pakaian dan celananya sampai telanjang bulat. aku yang masih polos itu diam aja sambil memperhatikan dengan seksama, aku sama sekali tidak mengerti bahwa aku akan mendapat pengalaman yang tak terlupakan sampai sekarang.

Setelah telanjang, dia menggenggam kontolnya dan menunjukkan padaku, ‘Nah, ini adalah kontol, non. Semua anak yang mau dewasa harus tahu ini. bukan hanya tahu tapi juga harus merasakannya. coba non pegang, nanti aku ajarkan lagi’ ujarnya sambil gemetar menahan nafsu. Aku coba pegang kontolnya yang besar itu, 'ohhh ini yah yang namanya kontol pikirku'. ‘Sekarang coba kocokkan seperti ini’ sambil memberi contoh’ aku laksanakan perintahnya, kukocok kontolnya dengan gemas, habis makin lama makin besar dan panjang sih.

‘Nah, non pernah ngemut permen kan? coba sekarang non lakukan seperti itu pada kontolku’ nadanya semakin bergetar. Dia berdiri disamping tempat tidurnya dan aku duduk disamping tempat tidurnya sambil membimbing kontol yang ada di genggamanku ke arah mulut ku yang mungil dan merah itu. Aku masukkan kedalam mulutku dengan susah payah, besar sekali pikirku. jadi kujilati dulu kepala kontolnya dengan seksama.

Pak Mamat mendesah-desah sambil mendongakkan kepalanya. kutanya ‘kenapa pak, sakit ya, maafkan aku pak.’ ‘ah nggak koq, malah enak sekali lho, terusin, terusin, jangan berhenti, nanti kalo kau masukkan kedalam mulutmu, kontol ku jangan terkena gigimu yah, terusin’ ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke buah pelirnya, semua aku jilatin seperti aku jilatin permen kesukaan ku, sekarang aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, sudah bisa masuk, sudah licin terkena ludahku, aku mulai menyukai ajarannya.

Pak Mamat memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang ngentot. Sedang tangan satunya lagi meremas susuku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semain cepat, akhirnya dia berkata ‘aduh non, sebentar lagi aku mau keluarin pejuh ku, nanti non rasakan gimana rasanya yah. setelah itu harus non telan’ perintahnya, tapi belum lama dia berkata itu, aku merasakan suatu cairan keluar dari kontolnya, rasanya aneh, kurasakan sekali lagi lalu kutelan dengan 2 kali telan karena pejuhnya ternyata banyak sekali. pada saat pejuhnya keluar, terdengar suara Pak Mamat menggeram keras dan panjang.‘

Nnnnggghhh…….ggnnnnnhh….hhhkkkkhh…’

‘Aduh non, enak sekali mulut non itu. kontol Pak Mamat enak nggak?’ tanyanya dengan terputus-putus. ‘Mmmhh, enak pak. pejuh nya juga enak, aku nggak pernah makan seperti ini, ada lagi nggak pak?’ tanyaku kurang puas. ‘sebentar lagi non akan merasakan yang lebih enak dari tadi, mau nggak?’ tanyanya sambil melepasi kaus dan celana dalamku.

Setelah aku telanjang, dia tidurkan aku diatas ranjangnya, sambil susuku diremasnya terus. Dia jilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. dijilatinya pula seluruh bongkah susuku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar. Kakiku dan kedua pahaku yang mulus itu dibukanya sambil dielus-elus dengan satu tangan masih di susuku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yang kasar. wuihh rasanya nggak karuan, geli banget deh, rasanya pengen pipis.

Bukan hanya bibir memekku aja yang dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk kelubang memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku merah sekali sambil terdongak keatas. Sementara itu diapun naik ke atas ranjang sambil mengarahkan kontolnya ke wajahku, aku tahu apa yang diinginkannya, ku pegang kontolnya yang sudah agak mengecil. kusedot lagi kontolnya, masih ada sisa pejuhnya diujung kepala kontolnya, kujilatin. Jadi posisi ku ada dibawahnya sambil menjilati kontolnya, dia ada diatas ku sambil memasukkan lidahnya kelubang memekku. Setelah kontolnya sudah keras dan panjang lagi, dan memekku sudah banjir dengan ludahnya, dia cabut kontolnya dari mulutku.

Dia berbalik posisi, sekarang wajahnya diatas wajahku, dan kontolnya mengarah ke memekku. Pak Mamat berkata ‘non akan merasakan sakit sedikit, tapi setelah itu non akan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Non kuat menahan sakit kan?’ aku merasa tertantang dan menjawab singkat ‘kuat pak’.

Setelah itu dia mulai memasukkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke lubang memekku. pantatnya semakin didorong dan didorong, sampai aku merem menahan sakit dan perih di memekku. setelah itu dia gerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yang masih sempit itu. ‘wuah, non, sempit betul memekmu, sampai sakit kontolku dibuatnya, ini memang rejekiku, dapat memek gadis sekecil dirimu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuhmu, keperawananmu, memekmu yang sempit ini, ternyata ngentot dengan anak juragan lebih enak dari segalanya. ooohhhh….mmhhh…aaahhh….’ Pak Mamat menggumam tak karuan.

Aku mulai merasakan nikmat yang tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. secara naluri aku gerakkan pantatku ke kanan dan ke kiri, mengikuti gerakan kontolnya yang keluar masuk, wuihh tambah nikmat. kulihat wajah Pak Mamat yang sudah tua dan kempot itu serasa menikmati sekali gesekkan kontolnya dilubang memekku itu.

Apabila ada yang melihat kejadian itu, pasti mereka bakal mengira bahwa aku sedang diperkosa oleh orang tua itu, karena kalau dilihat fisiknya, aku lebih cocok jadi cucunya, umurnya udah 65 tahun, sedangkan umurku baru 14 tahun, wajahnya dan tubuhnya udah keriput dan kempot, kulitnya kasar dan hitam karena sering terbakar matahari, selain itu dia juga orang pribumi. Sedangkan tubuhku yang masih muda ini, putih bak pualam, karena aku seorang putri seorang boss, keturunan chinese, terawat bersih, kulitku mulus, wajah ku yang imut ini cantik seperti anak orang jepang.

Sungguh perpaduan yang sangat berbeda, Tapi bila dilihat lebih dekat, ternyata si orang tua itu tidak memperkosaku, tubuhnya yang hitam berada di atas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, kepalanya memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk dilubang memek seorang anak kecil baru berusia 14 tahun, anak juragannya sendiri, seorang anak keturunan chinese, rupanya dia tidak habis pikir bagaimana untung nasibnya mendapat kesempatan mencicipi tubuh anak juragannya yang masih perawan itu.

Selang beberapa saat, Pak Mamat mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging seperti anjing, dan dia menyodokkan kontolnya dari arah belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini pikirku. ‘Ennngghh… mmhh.. mmmhh…’ desahnya tak karuan. Belakangan aku baru tahu bahwa pak Mamat telah menduda selama 7 tahun ditinggal istrinya meninggal. pantas saja dia melampiaskan nafsunya padaku, yang cocoknya jadi cucunya itu.

Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, kalian pasti tidak tahu bagaimana enaknya rasaku pada saat itu. selama tubuhku dinikmatinya, aku telah mencapai puncak sampai 4 kali, sampai lemas tubuhku dibuatnya. Tapi Pak Mamat tidak mau tahu, dia tetap menggarap tubuhku dengan nikmat.

Tidak kurang dari 15 menit di genjot tubuhku dari belakang seperti itu, setelah itu dia cepat-cepat lepas kontolnya dari memekku dan memasukkan kemulutku sambil mengerang keras. Aku tahu apa yang diinginkannya, aku sedot keras kontolnya, pejuhnya muncrat didalam mulutku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ hampir penuh oleh pejunya mulutku dibuatnya. aku sedot lagi sampai habis, wah enak sekali, aku makin terbiasa makan pejuhnya, dan rasanya tambah terasa nikmat. Terutama aku sangat suka melihat reaksi nya saat pejuhnya keluar. Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontol Pak Mamat yang besar itu.

Setelah istirahat beberapa menit, dia bertanya padaku ‘gimana non? enak kan?’, ‘enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata’ sahutku. ‘Kapan-kapan ajarkan aku lagi ya, pak? boleh kan?’ tanyaku polos, Pak Mamat terkejut ‘wah, non pengen lagi yah? boleh, boleh, kapan saja non mau, panggil saja Pak Mamat.

Tapi non jangan bilang siapa-siapa ya. nanti aku tak bisa mengajarkan non yang lain lho.’ dalam hati Pak Mamat berpikir, wah, lumayan juga kalo aku bisa menikmati tubuhnya setiap hari, aku bisa jadi muda lagi, nih. Sambil memandangiku dan tubuhku, dia berkata dalam hati, tak pernah terbayangkan olehku bakal bisa mendapatkan keperawanan dan menikmati tubuh non-ku, anak juraganku sendiri, padahal aku tahu dia dari kecil.

Ternyata nikmat juga tubuhnya yang mungil ini, tahu gini sudah dari umur 12 dulu seharusnya kunikmati tubuhnya. Udah putih, mulus, tanpa cacat sedikitpun bak pualam, wajahnya yang cantik mungil, mulutnya yang kecil dan selalu merah, hmmm, ternyata enak juga ngentot dengan anak kecil, apalagi keturunan chinese, kaya’an nya lebih hot deh, membuat kontolku jadi lebih muda dan segar saja, pikirnya.

Setelah berpakaian, aku kembali kekamarku dan tertidur kelelahan. Setelah kejadian hari itu, aku sering di entot Pak Mamat, dimana saja, di kamarnya, dikamarku sendiri, diruang tamu, digudang, di dapur, bahkan di kamar mandi sekalipun, pokoknya dimana saja dan dimana ada kesempatan, Pak Mamat tidak menyia-nyia kan tubuhku yang mungil itu. Dan aku semakin lama semakin ketagihan kontolnya.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Services

Visitor

Flag Counter

Popular Posts

Search This Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

Recent Posts