Home »
cerita dewasa +18
» Cerita Sex Bermain Alat Vital Bersama
Cerita Sex Bermain Alat Vital Bersama
ONEBETQQ CERITA DEWASA - Wanita yang berkuliah di PTS yogyakarta saat ini semster 6 dan seperti biasa setelah ujian semester libur satu bulan Rika dan adeknya. Karena liburan waktunya panjang maka digunakanlah untuk kerja praktek disebuah industri di kota Jawa tengah, karena tidak mempunyai saudara jadi oleh direksinya dia dititipka ke karyawati dikota tersebut Gisha.
Kebetulan Gisha tinggal sendirian di rumah itu.Malam itu Rika telah tiba di rumah Gisha dan langsung dijamu dengan makan malam. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai banyak hal. Selesai makan malam pun mereka masih asyik berbincang-bincang.Agen Domino 99 Terpercaya
Selama berbincang-bincang tersebut Rika sesekali melirik kedua payudara Gisha yang berukuran 40. Kedua payudara Gisha yang dilapisi bra berwarna hitam dan kaos putih ketat itu membuat iri Rika. Dia iri karena kedua payudaranya hanya berukuran 32.
“Kenapa Rik ?” Tanya Gisha yang rupanya memperhatikan lirikan mata Rika.
“Nggak kok.” Elak Rika sambil tersenyum.
“Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan.”
“Bener mbak. Nggak apa-apa kok.” Rika masih mengelak. Dia juga menyebut mbak kepada Gisha meskipun dia lebih tua dari Gisha. Rika sendiri yang minta untuk memanggil Gisha dengan sebutan mbak ketika tiba di rumah Gisha karena alasan senioritas. Gisha telah bekerja sedangkan dia masih kuliah.
“Kamu heran ya ? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu ?”
“Iya. Diapakan mbak ? Pakai obat ya mbak ?” Tanya Rika yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
“Pakai oil.” Jawab Gisha singkat.
“Boleh minta ?”
Gisha hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
“Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Rika sudah ngantuk. Mau tidur. Besok kan mulai kerja.” Cegah Rika yang juga berdiri dari kursi.
Gisha yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Rika sambil membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok.
Setelah itu mereka berdua menonton televisi. Hanya sebentar Rika menonton televisi. Gisha menyuruh Rika tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga menyusul tidur.
Rika yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur. Bayangan kedua payudara Gisha yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia lalu menuju dapur.
Disana telah ada Gisha yang tingginya sama dengan tingginya, yaitu sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg. Sedangkan berat Gisha sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Rika menghampirinya. Gisha yang menyadari kedatangan Rika lalu berbalik.
“Bagaimana ? Bisa tidur nggak ?” Tanya Gisha.
“Nggak bisa mbak. Ingat payudara mbak sih.” Jawab Gisha sambil tersenyum yang dibalas oleh Gisha dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
“Boleh nggak mbak, Rika lihat kedua payudara mbak ?”
Tanpa menunggu persetujuan Gisha, Rika sudah membuka ikatan kimono tidur berwarna coklat yang dipakai Gisha. Rupanya tubuh berkulit sawo matang tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gisha juga membuka ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Rika.
Sama dengan dirinya. Rika yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana dalam berwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono masing-masing ke lantai. Dan Rika langsung membelai payudara kanan Gisha.
“Eeehmmm…” Desah Gisha.
Gisha lalu membalikkan tubuh Rika. Dibelainya tato bergambar kepala cewek di punggung sebelah kanan Rika. Dia lalu membelai paha kiri Rika dengan tangan kirinya.
“Eeehmmm…” Desah Rika.
Lalu diturunkannya celana dalam yang dipakai Rika sampai terlepas dari tubuhnya. Kemudian giliran Rika yang menurunkan celana dalam yang dipakai Rika sampai terlepas juga dari tubuhnya. Rika lalu jongkok dan membelai belahan kedua payudara Gisha dengan tangan kanannya.
“Eeehmmm…” Desah Gisha.
Tangan kiri Gisha lalu memegang tangan kanan Rika dan diremaskannya ke payudara kirinya.
“Ooohhh…” Desah Gisha.
Rika lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Gisha. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gisha.
“Eeehmmm…” Desah Gisha.
Tangan kirinya membelai vagina Gisha. Tangan kirinya lalu meremas payudara kanan Gisha dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gisha.
“Ooohhh…aaahhh…ooohhh…eeehmmm… ” Desah Gisha.
Beberapa saat kemudian Rika membalikkan tubuh Gisha. Dari belakang kedua tangannya lalu membelai kedua payudara Gisha dan dilanjutkan dengan meremas kedua payudara Gisha.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gisha.
“Sudah Rik. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi dan sarapan.” Kata Gisha sambil melepaskan diri dari jamahan Rika. Kemudian Gisha masuk ke kamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Rika mengikutinya.
“Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak ?” Tanya Rika yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
Gisha yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala sambil tersenyum menantang. Rika kemudian bergabung mandi dibawah pancuran.
Dia langsung disambut dengan Gisha yang menempelkan tubuhnya ke tubuh Rika. Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Rika dan tangan kanannya memeluk pinggang Rika.
“Ooohhh…aaahhh…” Desah Rika.
Kemudian Gisha semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Rika yang juga basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Rika yang kecil.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnya ditempelkan juga ke bibir Rika. Mereka berdua berciuman dan saling berjilatan lidah. Tiba-tiba Rika terpeleset. Untung dia bisa cepat menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia tidak segera berdiri.
Dia ingin Gisha menolongnya. Dengan harapan dia dapat menarik tubuh Gisha supaya ikut terjatuh. Ternyata Gisha mengambil selang pancuran dan airnya disemprotkan ke vagina Rika. Hanya sebentar. Dia lalu berjongkok dan menyabuni vagina Rika dengan sabun.
Diciumnya juga bibir Rika yang membalas dengan hebatnya. Lama sekali Gisha menyabuni vagina Rika sambil sesekali jari tengah tangan kanannya dimasukkkan ke vagina Rika. Sementara tangan kirinya menuangkan sabun cair ke dalam bathtub.
Lalu Gisha menarik tubuh Rika untuk masuk ke dalam bathtub. Mereka berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua juga saling berpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Kemudian Rika membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara Gisha dengan kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gisha.
“Eeehmmm…” Desah Gisha.
Perlakuan Rika membuat tubuh Gisha semakin naik dan menjadikan dia berdiri dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Rika sudah tidak lagi menjilati puting payudara kanan Gisha. Kini dia membersihkan busa sabun di vagina Gisha dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gisha dengan lidahnya.
“Aaaghh…ooohhh…” Desah Gisha.
Gisha hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua tangannya. Sesekali tangan kiri Rika juga meremas payudara kiri Gisha.
“Ooohhh…” Desah Gisha.
Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Gisha sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gisha.
“Oooughhh…aaahhh…ooouhhh…” Desah Gisha.
Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Gisha.
“Ooouhhh…”
Dipeluknya Gisha sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gisha juga meremas pantat Rika.
“Eeehmmm…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Rika kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Gisha yang mau saja menghisapnya.
“Oooughhh…” Desah Rika.
Tetapi hanya sebentar. Gisha menuntun Rika untuk membungkuk dengan kedua tangan berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya kedua payudaranya ke punggung Rika.
“Ooouhhh…” Desah Gisha.
Mereka berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga akhirnya mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi sambil sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Rika yang sering membelai kedua payudara Gisha bergantian. Dia terpesona dengan kedua payudara Gisha yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.
“Mbak. Minta oilnya dong.” Kata Rika.
“Sini.” Kata Gisha sambil menarik Rika ke kamarnya.
“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Gisha.
Rika hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Gisha juga membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gisha lalu mengambil sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil.
Kemudian dihampirinya Rika yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Dia tinggal memakai celana dalam. Gisha kemudian memegang payudara kanan Rika dan menuangkan isi botol ke payudara kanan Rika setelah membuka tutupnya. Tangan kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Rika.
“Ooohhh…” Desah Rika.
Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Rika.
“Ooohhh…” Desah Rika.
Dia lalu membalikkan tubuh Rika dan menuangkan isi botol ke punggungg Rika. Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya diratakannya cairan itu ke seluruh tubuh Rika baGishan atas.
“Eeehmmm…” Desah Rika.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Rika sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Rika.
“Gantian ya.” Kata Gisha.
Rika hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Gisha. Dia kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gisha sekaligus dalam jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh Gisha baGishan atas terutama ke kedua payudara Gisha.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gisha.
Setelah dirasa cukup, Gisha lalu memeluk Rika dan menggesek-gesekkan kedua payudaranya ke kedua payudara Rika selama beberapa menit.
“Ooouhhh…”
Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.
“Ooohhh…”
Gisha menghentikan remasannya pada kedua payudara Rika. Dia keluar kamar dan mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali ke kamar dan dilihatnya Rika masih meremas sendiri kedua payudaranya.
“Ooohhh…” Desah Rika.
Di depan Rika, Gisha membuka salah satu botol dan dengan menari-nari dia mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Gisha membersihkan cairan dengan air mineral itu.
“Eeehmmm…” Desah Gisha.
Rika tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gisha. Dengan berhadap-hadapan Rika juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya sendiri.
“Eeehmmm…” Desah Rika.
Gisha melihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan menjilati payudara kanan Rika yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidak sebesar dari yang dia punya.
“Ooohhh…eeehmmm…” Desah Rika.
Dibalikkannya tubuh Rika dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Rika bergantian.
“Ooohhh…” Desah Rika.
Sementara tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan kanan Rika juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka berdua basah dan Rika membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gisha. Kedua payudara mereka yang berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampir tiap hari Gisha meremas kedua payudara Rika dengan Breast Oil yang berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya kedua payudara Rika sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan dengan berakhirnya masa kerja praktek Rika di tempat Gisha bekerja.
Aku sekarang duduk di bangku SMU kelas IPA, aku anak pertama dari dua bersaudara, adikku namanya Wawan. Kemarin siang ayah ku pergi seminar di jakarta karena seorang direktur sebuah bank swasta dan ibuku juga ikut bersamanya. sedang pembantuku minta ijin pulang kampung karena keluarganya ada yang sakit. jadi, malam ini rumah sepi banget rumah segede itu cuma dihuni dua manusia, bayangin aja.
Wawan sekarang udah duduk di SMU kelas 2, karena umur kami hanya selisih satu tahun. dia pulang pukul 19.00 karena dari rumah temennya.
“Dari mana kamu Wan ?”
“Dari rumah Aji”
“Ngapain ?”
“Maen, emangnya ada apa ?”
“Oh…nggak ada apa-apa, ya udah cepetan sana mandi”
“O.K kakakku yang manis” sembari nunggu adikku mandi iseng aku meriksa isi tasnya cuman pengin tau aja. Ketika aku nemuin VCD BF spontan aku kaget, tapi normallah anak seumuran dia, lalu aku masukin lagi ke dalam tasnya. selesai ganti baju dia duduk di sofa kamar tengah sambil tiduran. aku di dapur. Aku ke kamar tengah sambil bawa dua jus jeruk kesukaan kami.
“mau nggak ?”
“thanx kakakku yang baik”
“kak mau nonton nggak ?”
“nonton apaan ?” aku udah milai curiga.
“…ini ” kata wawan sambil ngeliatin BF temennya itu.
“boleh ” soalnya aku juga pengin tahu kaya apa sich cerita temen-temenku itu. langsung aja dia ngidupin TV terus masukin VCD itu ke Playernya, aku bener-bener deg-degan… sambil nonton itu wawan tiduran di karpet aku tetep di atas,
Tanpa sengaja ketika aku ngeliatin wawan ternyata boleh juga, soalnya dia pemain sepakbola inti di sekolahnya, bodinya tinggi kekar. tak terasa memek-ku terasa hangat aku coba merasakannya aku udah mulai orgasme. aku cepet-cepet ke kamar mandi bersiin memek kesayanganku itu.
Saat aku keluar aku liat wawan sedang ngelus-elus Mr. P-nya. aku makin deg degan. Setelah selesai filmnya aku pergi kekamar tidur.
“kak aku boleh nggak tidur sekamar ?”
“boleh aja” ada perasaan aneh tiba tiba aku pengin maen kaya di film itu tadi. sampai di kamar wawan langsung terlentang di bed.
“aku mau ganti baju” kataku
“silakan aja, kakak ” satu persatu kancing baju aku lepas tinggal BH pink, terus rok yang aku pake juga aku lepas tinggal CD ku yang bergambar mawar. saat aku mau ngambil piyama tiba-tiba wawan memanggilku
“kak, ternyata kakak ini sexy juga ya ”
“jelas dong”
“boleh nggak wawan memeluk kakak ?”
Aku mikir lama banget, tiba-tiba wawan memeluk aku dari belakang. sejak saat itu aku sudah pasrah di pelukan adik kandungku sendiri. ia mulai menarik aku ke tempat tidur lalu menidurkan aku dengan posisi terlentang dengan kakiku menginjak lantai. dia langsung buka baju,
Celana dan semuanya dia lepas sampai bugil. secara perlahan dia menarik CD ku lalu melemparkannya. dari kaki dia menjilatiku, sampai di paha mulai ada yang lain, entah perasaan apa itu. dia terus naik ke atas lalu dia menyibak rambut halus yang menutupi memekku lalu menjilatinya terus terang aku menikmatinya.
“wan…terus wan”
“mmmh…kkakk…nikmati aja kak…”
” terus wan…jangan berhenti di situ” dia kembali naik, lalu melucuti Bh ku toket putihku di jilatinya dia remas penuh nafsu lalu dia mengulumnya sedang tangan kakannya main-main di clitorisku.
“teruskan wan…jangan menyerah”
“mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh h…” dia terus ke atas, lalu menarik ku. kini tubuhku semua ada di springbed. tanpa basa basi dia langsung menanamkan roketnya di liang gua milikku. dia terus memainkannya di dalam dengan penuh semangat seorang atlet.
“sorry kak hampir keluar”
“di dalem aja” aku sudah orgasme berkali-kali dan dia baru satu kali ini …dan..
“ahhhh…kak”
“nikmatnya wan”
“aku nggak kuat lagi kak” dia langsung rebahan di sampingku aku masih memegangi memekku itu. aku liat burun kesayangannya udah hampir tidur. lalu aku dekatkan wajahku ke kontol-nya, aku jilat, aku kocok secara bergantian, mulai tegang kembali. wawan kini menikmatinya
“nikmati aja wan”
“kak…”
aku terus mengocoknya, lalu aku kulum aku biarkan kontolnya mainan di mulutku di sangat menikmatinya. sekarang wawan bersemangat lagi dia bangun tapi dia tetap di bawah dan aku tetap di atas jadi sekarang giliranku main.
aku tuntun alat vitalnya menuju memekku dan aku masukkan lalu aku menidurinya aku menjilati dadanya yang bidang sambil terus memainkan memekku, sampai akhirnya kami mencapai ejakulasi yang kedua kalipun akhirnya pasrah.
“gimana wan, siapa yang menang ?”
“kakak memang hebat,” katanya.
Lalu aku bangun, terus ke kamar mandi untuk mandi sebelum tidur. aku sandaran di tembok kamar mandi yang ada di kamarku itu sambil memegang shower dan tanganku yang sakit memegang memek yang terasa agak sakit karena pertama kali aku main.
Tiba-tiba wawan mendekatiku lalu meminta showernya, kamipun mandi bersama. aku membelakangi tembok dan wawan menghadap tembok. wawan memulai penetrasi lagi.
“mau lagi wan…”
“sebentar aja kak ”
“ayo…” dia mulai menciumi bibirku lalu kebawah hingga leher lalu di main di belakang telingaku. tangan nya memegang toketku sedang dia terus melakukan penetrasi ke memek-ku. dan akhirnya babak ketiga selesai. lalu dia membopongku ke sofa.
Lalu menidurkan aku di situ, kini dia lebih variatif mulai dari main belakang, anal, oral, dog style, pet style, 69 sampai posisi yang aku nggak tahu namanya. dia benar-benar hebat. dia mengangkatku kembali ke springbed lalu dia menyelesaikan permainan babak ke empatnya di sana sampai coverbedku basah oleh keringat dan spermanya.
“maafin wawan ya kak yang lancang”
“tak apa, bahkan aku yang terima ksaih kamu mau mengajariku” akhirnya kami berdua tertidur. jam enam pagi saat aku bangun aku kaget melihat kami telanjang, tapi lalu aku sadar dan teringat kejadian semalam. tiba-tiba keinginan itu muncul kembali di benakku. langsung aku jilati kontol-nya. dan dia terbangun.
“ya ampun kakak ” …drama lima babakpun selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.