CERITA DEWASA - 2 minggu Sebelum kejadian pemerkosaan yang dialami menantunya Rizka atau ummu Afra. Sang mertua yang bernama Ummi Latifah terlebih dahulu dinodai oleh seorang pemuda. Semua berawal dari perjalanan pulang dirinya dari rumah anak perempuannya yang bernama Assyifah.Agent domino 99 terpercaya
Ummu latifah mertua Ummu Afra adalah wanita dengan usia 47 tahun. Namun di usia yang sudah memasuki setengah abad itu masih tampak wajah serta kulitnya tak menemui kekeriputan. Bahkan tubuh dan kulitnya seperti wanita berusia 30 tahunan. Banyak sebenarnya laki-laki baik itu tua maupun muda yang terpesona oleh kemolekan tubuh ummu latifah. Namun mereka hanya bisa membayangkan untuk bisa memilikinya tanpa pernah mendekati dirinya. Ummu latifah sudah 3 tahun ini menjadi seorang janda. Suaminya sudah berpulang karena sakit yang diderita. Kini ia tinggal dirumah 2 anaknya secara bergantian.
Jam menunjukkan pukul 7 malam disebuah terminal. Tampak seorang wanita cantik yang diusianya yang tak bisa dibilang muda itu. Tidak tampak raut ketuaan dari wajahnya. Seolah ia diciptakan muda tanpa pernah mengenal tua.
Wanita itu sibuk membuka hp nya dan sejurus kemudian tampak ia sedang menelpon.
“Halo.” Suara Ummi Latifah.
“Ia ummi.” Jawab anak ummu latifah.
“Nanti ummi mungkin pulangnya agak telat. Soalnya bisnya belum tiba.” Bilang Ummi Latifah.
“Oh ia ummi. Mahmud tunggu kok.” Jawab sang anak.
“Ia nanti ummi kabarin kalo bisnya sudah jalan.”
“Ia ummi.”
Ia menutup telponnya. Suasana diterminal tersebut sangat ramai. Banyak calon penumpang yang menunggu bis yang telat.
Sudah hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu Ummi Latifah tiba.
Ummi Latifah kemudian naik dan mencari tempat duduk. Saat lagi mencari tempat duduk ia mendapat bangku paling belakang.
Ummi Latifah pun duduk untuk mengisi bangku tersebut. Ia sengaja duduk disamping kaca agar tidurnya nanti tidak terganggu. Syukur-syukur tak ada penumpang lagi atau penumpang disebelahnya seorang wanita.
Selama ini ia bepergian pulang pergi kerumah anak nya itu selalu mendapatkan bangku disebelahnya kosong ataupun wanita. Tapi dimalam itu seorang laki-laki muda berusia 25 tahun tampak melirik bangku yang kosong disamping dirinya.
“Maaf bu. Ada yang duduk disini gak?” tanya seorang pemuda.
“Oh gak ada.” Jawab Ummi Latifah sopan.
“Boleh saya duduk disini. Nanti kalau udah sepi saya pindah bu.” Kembali sang pemuda menanyakan kesediaan Ummi Latifah.
“Oh ia silahkan.” Jawab Ummi Latifah sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan sang pemuda untuk duduk.
Akhirnya sang pemuda itu duduk disamping ummu latifah. saat itu ia mengenakan switer tebal dan celana jeans warna hitam. Sedangkan Ummi Latifah memakai gamis panjang dan rok panjang bewarna biru tua dan jilbab yang panjang bewarna biru muda beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun.
Pemuda itu sedikit takjub melihat seorang wanita disampingnya tersebut.
Akhirnya ia duduk disamping Ummi Latifah. bis pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Jarak yang ditempuh untuk ke kota tujuan Ummi Latifah sekitar 5 jam.
Ummi udah berangkat.
Sms Ummi Latifah kepada putranya.
Sang putra pun membalas sms sang ibu.
Ia nanti Mahmud jemput ummi.
Perkiraan Mahmud ummi nya tiba di terminal adalah jam 1 pagi. Ia sekarang sedang menonton tv sedang sang istri masih didalam kamarnya sedang menyusui sang anak.
Bis melaju pelan ditengah keramaian jalan raya yang dilewatinya.
Saat sudah sekitar setengah jam perjalanan. Sang pemuda memulai percakapan dengan Ummi Latifah yang melihat keadaan jalan diluar.
Untuk percakapan dicerita ini ane buat sebagai berikut:
Ummi Latifah : L
Pemuda : P
P: Ibu. Mau kemana?
L: Eh ia. Kenapa.
P: Ibu mau kemana.
L: Oh. Saya mau ke kota A.
P: Sama dong bu kalau gitu.
L: Kamu tinggal disana juga.
P: Bukan bu tapi saya kuliah disana dan saya tinggal dikota yang ibu kunjungi tadi. ibu darimana tadi.
L: Saya itu dari rumah anak saya. Soalnya tiap sebulan sekali saya biasanya pulang kesana.
P: Di kota A tinggal sama siapa bu?
L: Tinggal sama anak saya juga.
P: Suami ibu?
L: Suami saya sudah meninggal.
P: Maaf bu saya gak bermaksud.
L: Ia gak apa. Kan kamu gak tau.
P: Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangannya berusaha untuk bersalaman.
L: Nama saya latifah. kalau kamu?
Namun Ummi Latifah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Sang pemuda hanya terseyum sambil menarik kembali tangannya.
P: Saya Marwan bu. Boleh saya nanya bu.
L: Mau nanya apa.
P: Tapi ibu jangan tersinggung ya.
L: Ia apa yang mau kamu tanya.
P: Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?
L: Kenapa
P: Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.
Sambil tersenyum dan melihat Marwan. Ummi Latifah menjawab.
L: umur saya 47 tahun.
P: masa sih bu.
L: Ia, kenapa kamu gak percaya
P: Ia masa umur 47 tapi masih cantik gini.
L: Itu ada rahasianya.
P: Oh gitu.
L: Kamu sendiri umurnya berapa?
P: Saya 25 tahun bu.
L: Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Latifah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.
P: Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum.
Disaat yang sama Ummi Latifah juga tersenyum. Dari banyak perjalanan yang sudah dia lalui entah kenapa saat ini perjalanannya tak monoton. Dia yang biasanya dalam perjalanan hanya membaca buku kini ditemani oleh seorang pemuda yang walaupun tidak terlalu ganteng dan sedikit urakan dengan rambut yang lumayan panjang dan ikal itu.
Namun dengan sikapnya yang sopan itu membuat ummi latiah tak menaruh kesan bahwa Marwan seorang laki-laki yang kurang ajar. Tapi sebagai laki-laki yang tahu sopan santun terlebih kepada wanita tua seperti dirinya.
Mereka pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Latifah memang dikenal gamapang diajak mengobrol. Terlebih dulu ia juga seorang guru di kampungnya sebelum pindah ke rumah kedua anaknya.
Hal ini dilakukannya karena dikampung ia hanya akan teringat oleh suaminya tercinta yang sudah meninggal. Ia kini hanya sibuk mengurus kedua cuu dari kedua anaknya dimana kegiatan menantu dan anak-anaknya juga sibuk.
Terlebih mereka juga masih muda dan dengan menjaga kedua cucunya ia bisa melepaskan rasa kangen kepada anak-anaknya.
Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 1 setengah jam. Bis yang mereka tumpangi mengalami bocor ban.
Sontak Ummi Latifah dan Marwan kaget saat bis mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Latifah saat itu jatuh kearah kiri badan Marwan. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Latifah menyenggol paha dari Marwan.
Hal itu membuat Marwan menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik tubuh Ummi Latifah. tangannya mengambil bagian lengan Ummi Latifah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.
“Maaf ya ummi.” Sambil melepas tangannya dari bahu Ummi Latifah.
“Ia. Gak apa Marwan.” Balas Ummi Latifah. bagaimanapun ia tahu kalau Marwan bermaksud baik.
Kini badan Ummi Latifah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.
“Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita bocor ban nya.” Kata kondektur bis.
“Jadi gimana dong.” Tanya bapakbapak penumpang bis.
“Mohon tunggu sabar ya.” Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut.
Beruntung bagi para penumpang tersebut karena bis mereka mengalami bocor ban yang tidak jauh dari tempat peristrahatan bis.
Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan tersebut. Mereka pun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.
“Ummi ayo turun.” Ajak Marwan kepada Ummi Latifah. kini ia berdiri dan menuju jalan keluar bis.
“Ia.” Ummi Latifah sedikit mengangkat pantatnya pertanda ia juga turun dari bis itu.
Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas dilihat mereka seperti anak dan ibu. Marwan yang bertubuh tinggi 175 cm berbanding dengan tinggi Ummi Latifah 155 cm. Marwan sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Latifah yang berjalan disampingnya itu.
Kejadian yang tak terduga saat ban bis bocor itu membuat Marwan sedikit bernafsu. Memang awalnya ia tak berniat apa-apa dengan Ummi Latifah. namun kejadian tadi membuat ia bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Latifah bersandar di paha nya.
Sekilas tentang Marwan. Ia seorang mahasiswa seni yang sudah hampir 7 tahun belum menamatkan kuliahnya. Ia anak dari seorang pengusaha kelas kakap. Walau begitu orang tuanya tak menanyakan kenapa ia kuliah seni dan kenapa ia belum tamat. Ya orang tua Marwan termasuk orang tua yang memanjakan Marwan dan marwa juga bukan anak yang minta dimanjain. Ia memang tertarik dengan dunia seni dari kecil dulu.
Akhirnya sampailah mereka berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Marwan lalu mengajak Ummi Latifah untuk duduk disudut.
“Ummi mau minum apa?” tawar Marwan.
“Air putih aja.” Jawab Ummi Latifah.
Marwan lalu membeli 2 botol air mineral.
“Ini ummi. Airnya.” Marwan memberi air botol mineral kepada Ummi Latifah dengan tangan kanannya.
“Ia terima kasih ya. Berapa?” tanya Ummi Latifah.
“Udah gak apa ummi.”
“Maaf ya udah ngerepotin.”
“Gak apa lah ummi. Nyantai aja.”
Lalu Ummi Latifah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Marwan hanya mmandangi Ummi Latifah dengan takjub. Perasaannya untuk bisa mendekati Ummi Latifah semakin kenccang di dada.
Waktu menunujukkan pukul 10 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki.
Ummi Latifah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya.
“Halo. Mahmud.”
“Ia ummi.”
“Bis ummi ban nya bocor dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.”
“Ia sudah ummi. Hati-hati ya.” Sambil menutup telponnya.
Saat itu Mahmud sedang bersama ummu afra diatas tempat tidur. Keduanya baru hendak berisitirahat.
“Ummi pulang jam berpa mas?” tanya ummu afra.
“Subuh. Soalnya ban bis nya bocor.“ jawab Mahmud.
“Oh. Ya udah mas tidur dulu nanti Rizka bangunin.” Tawar ummu afra.
“Ia dek.” Lalu Mahmud mencium ummu ara dan dibalas dengan mesra olehnya.
Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Latifah sadari mata Marwan sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Latifah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran Marwan yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat ia tak bisa berpikir jernih lagi.
Ummi Latifah lalu kembali ke tempat duduk mereka.
“Marwan. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi.” Ummi Latifah meminta kepada Marwan.
“Ia ummi. Marwan jagain. Tenang aja” sambil tersenyum.
Tak lama Ummi Latifah pun membelakangi Marwan. Tampak oleh Marwan goyangan pantat Ummi Latifah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepalanya sudah meninggi.
Sadar dari lamunan akan kemungkinan untuk bersetubuh dengan Ummi Latifah.
“Gila. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Latifah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim.” Pikiran Marwan berbicara.
Saat sedang berpikir seperti itu ia menyenggol tas nya dan ia melihat ada sebuah botol kaca kecil.
“Eh ini kan obat perangsang si Roby.” Bathinnya.
Ia melihat botol air minum Ummi Latifah diatas meja didepannya. Diperhatikannya sekeliling dirinya. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tertidur, makan dan bermain HP.
Ia lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Latifah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut.
Ia mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. Ia takut Ummi Latifah curiga.
10 menit kemudian Ummi Latifah kembali ke tempat duduk mereka.
“Kok lama ummi?” tanya Marwan
“Ia ngantri tadi.” jawab Ummi Latifah
“Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.” Pinta Marwan.
“Ia.” Jawab Ummi Latifah dengan tersenyum.
Saat Marwan berjalan ke toilet nampak olehnya Ummi Latifah meneguk air minum tersebut.
“Yes.” Bathin Marwan.
Part II
Didalam toilet Marwan membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Sesosok tubuh yang ingin dilihatnya secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Latifah.
10 menit ia keluar dari dalam toilet. Ia membenarkan celananya yang tak bisa menampung penis besarnya itu. Membayangkan menikmati tubuh seorang ummahat yang cantik.
Perlahan laju langkah kaki Marwan menghampiri Ummi Latifah. dipandanginya botol air Ummi Latifah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi latiah sudah meminum obat perangsang yang di masukin dalam air mineral tersebut. Tampak senyum nakal Marwan.
“Ummi.” Marwan membuka pembicaraan.
“Eh ia.” Jawabnya.
“Haus ya ummi.” Marwan berbasa-basi.
“Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener.” Ummi Latifah nampak sedikit kesal.
“Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?” ajak Marwan.
“Hmmm. Boleh lah.”
“Yuk kesana ummi.” Sambil Marwan beranjak menuju kantin.
Sebenarnya alasan Marwan mengajak Ummi Latifah makan tak lain agar air minum Ummi Latifah cepat habis.
Akhirnya selama kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Latifah sudah habis dan Marwan kembali membeli air mineral lagi.
Tampak sebuah bis masuk dipelataran temoat peristirahatan tersebut. Kondektur bis lalu mulai memerintahkan para penumpang untuk kembali naik bis.
Tak lama semua penumpang akhirnya kembali masuk kedalam bis. Ummi Latifah kini merasakan ada sesuatu dalam dirinya. Terlebih suasana malam hari ini membuat gairah seks nya perlahan muncul. Tampak reaksi dari obat perangsang yang Marwan berikan sudah mulai bekerja.
“Ummi duduk bareng lagi ya.” Tawar Marwan.
“Ia.” Entah kenapa Ummi Latifah mengiyakan ajakan Marwan tersebut.
Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka.
Perjalanan yang akan memakan waktu selama 5 jam ini kembali berjalan. Ummi Latifah mulai tampak gelisah dengan hasrat dirinya yang tiba-tiba naik. Libido yang selama 7 tahun ini terpendam mulai kembali bergairah.
Sudah selama 7 tahun ini Ummi Latifah menahan hasrat kewanitaannya setelah sang suami sakit dan tak mampu lagi untuk bersetubuh. Dirinya yang termasuk wanita baik-baik selama ini tak pernah mengenal namanya masturbasi. Ia mampu menahan segala godaan duniawi tersebut.
Dirinya kini mulai merasakan hal-hal yang membuat tubuhnya sangat sensitif untuk saat ini. Marwan yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuhnya ke tubuh Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mencoba melawan hasrat seksualnya ini namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Latifah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang Marwan yang kuat tersebut.
Setengah jam perjalanan dan nampak disamping bangku mereka berdua tidak ditempati oleh orang lain. Dan penumpang dibagian paling belakang sudah pada tidur. Sementara kondektur dan supir bis hanya asik berccengkrama didepan.
Marwan mulai mendekati tangannya ke paha Ummi Latifah. ia sudah sangat percaya diri bahwa Ummi Latifah tidaka akan melawan. Selama perjalanan berlangsung Marwan memang tidak mengajak Ummi Latifah mengobrol. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya.
Kini perlahan tangan itu mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan itu mencoba menepis tangan Marwan.
“Marwan apa yang kamu lakukan.” Suaranya sedikit mendesah namun pelan.
“Ummi cantik deh.” Sambil kini tangan kanannya memegangi wajah Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba kembali menepis tangan Marwan.
“Jangan kurang ajar kamu.”
“Udah ummi nikmatin aja.”
Dengan keberaniannya Marwan mulai mencium mulut Ummi Latifah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut Marwan mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Latifah.
Emmmphhhhh…..
Emmmmppppphhhhh….
Ummi Latifah mencoba melepaskan ciuman Marwan. Namun Marwan yang sudah siap kini mulai
Memgangi tangan Ummi Latifah yang mencoba memukul Marwan. Mendapat cumbuan Marwan yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Latifah menjadi tidak berarti.
Disatu sisi dirinya mencoba menghindari peleccehan oleh seorang pemuda yang dianggapnya baik itu. Namun disisi lain dirinya yang sudah 7 tahun tidak mendapatkan rangsangan birahi kini mulai mencoba menikmatinya.
Sekitar 5 menit kemudian lumatan Marwan mulai menemui hasil. Mulut Ummi Latifah yang mendapat cumbuan itu akhirnya terbuka. Kini lidah Marwan mulai menyentuh lidah Ummi Latifah itu.
Perasaan senang menghampiri dirinya. Tak ia sangka akhirnya kini Ummi Latifah dapat ia taklukkan. Perlahan-lahan tangan mawrwan melepaskan tangan Ummi Latifah. ia ingin tahu apakah mangsanya kini sudah masuk kedalam permainannya atau belum.
Marwan mendapati kini tangan Ummi Latifah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir Marwan kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Latifah. tampak obat perangsang itu sudah mulai membuat dirinya lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ia tak bisa berbuat banyak efek obat perangsang yang diminumnya membuat peminumnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah 7 tahun tak tersentuh kini menemui puncak seksual yang harus dituntaskan.
Tangan Marwan kini mulai membelai payudara Ummi Latifah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai dirangsang oleh Marwan. Ummi Latifah mencoba memegang tangan Marwan untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Latifah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu Marwan semakin menjadi-jadi.
Kini ia mulai meremas dari balik gamis Ummi Latifah. sementara itu tangan Marwan mencoba membuat tangan Ummi Latifah untuk memegang penisnya yang masih didalam celana jeans tersebut.
Ummi Latifah mengikuti kemauan Marwan. Mulut mereka masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Latifah kini mulai menaik turunkan di celana Marwan. Sedikit terkejut Ummi Latifah mendapati penis besar Marwan dibalik celan tersebut. Baru kali ini dalam hidupnya ia memegang penis selain suaminya.
Bis hanya berjalan perlahan dikegelapan dan dinginnya malam itu. Supir dan kondektur hanya menikmati lagu dari dalam bis dan mengeluarkan obrolan-obrolan mereka berdua. Sementara itu dua anak manusia yang duduk dibelakang sedang menikmati hasrat seksual mereka dan bangku bis menjadi saksi akan pintu gerbang perzinahan ini.
Lumatan-lumatan dari kedua pasangan manusia yang berbeda umur ini semakin menjadi. Obat perangsang itu mampu membuat Ummi Latifah lupa akan statusnya ini.
Emmmpppphhhh….
Suara Ummi Latifah menyelimuti suasana bis tersebut. Beruntung bis yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Hanya mawran yang mendengar betapa merdunya suara ummahat alim ini.
Kini Marwan melepas ciuman nya. Nampak Ummi Latifah sedikit merasa lega.
“Ummi mau kita lanjutin.” Bilang Marwan disela permainan yang akan dia lanjutkan.
“Marwan apa yang udah kita lakukan.” Seperti tersadar Ummi Latifah mulai menyadari.
“Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.” Jawab Marwan santai.
“Ini salah Marwan. Ini dosa.” Ummi Latifah mencoba bersuara dan memalingkan wajahnya kebawah.
Tapi Marwan langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Latifah.
“Marwan mau apa kamu.” Tanya Ummi Latifah.
“Ssstttt…” Marwan menangkupkan tangannya kemulut Ummi Latifah.
“Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan.” Marwan menanggapi dengan santai
“Tapi. Ini salah.” Ummi Latifah mencoba mengingatkan kembali.
Kembali Marwan memalingkan wajah cantik itu kehadapannya dan sejurus kemudian ia mulai kembali melumatnya.
Ummi Latifah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini.
Perlahan tangan Marwan membuka resliting celana nya.
Tampak sebuah penis berukuran jumbo dengan kepala penis yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya.
Ummi Latifah yang sedikit kaget saat tangannya diarahkan untuk memegang penis jumbo tersebut. Tangan Marwan seperti menginstruksikan tangan Ummi Latifah untuk menaik turunkan di penis besarnya tersebut.
Ummi Latifah yang tak pernah melakukan kocokan di penis seperti kebingungan. Marwan melepaskan ciumannya.
“Ummi dikocok dong.”
“Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.” Marwan menginstruksikan.
Ummi Latifah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Marwan tersebut.
Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya dipenis Marwan. Ummi Latifah sempat kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Sangat jauh sekali dengan penis almarhum suaminya yang mungkin tak lebih dari setengah penis Marwan.
Pikirannya mulai mengodanya. Bagaimana kalau penis besar ini mulai memasuki area kewanitaan dirinya.
Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Latifah mulai mengocok penis Marwan.
“Ummi coba dikulum.” Marwan meminta.
“Dikulum.” Ummi Latifah bertanya heran.
“Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah menggeleng. Ia merasa jijk dan selama hidpunya ia tak pernah memasukkan penis suaminya kedalam mulutnya. Ia masih memelihara kesopanan dan etika dalam bercinta.
Marwan lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Latifah. Ummi Latifah mencoba menghindari penis Marwan. Namun tangan Marwan diatas kepalanya sedikit mulai menekan.
Perlahan Ummi Latifah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.
“Ummi ayo lakuin.” Sambil tangan nya mencoba memaksa.
Namun kegigihan Ummi Latifah untuk tidak melakukan kuluman membuat Marwan menaikkan kembali kepala Ummi Latifah.
“Kenapa ummi gak mau nurut.” Tanya Marwan.
“Masa dsini Marwan.” Jawab Ummi Latifah.
“Jadi ummi mau dimana.”
“Jangan disini.” Entah kenapa ia menjawab hal yang tak seharusnya ia lakukan.
Tempat lain mau.” Tawar Marwan.
Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Marwan menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Latifah.
“Gimana di hotel aja ummi.” Ajak Marwan.
“Ummi jawab dong.”
Ummi Latifah hanya mengangguk perlahan.
Kini kembali Marwan memagut bibir Ummi Latifah. Ummi Latifah pun membalas pagutan dari Marwan dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang penis Marwan.
Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bis yang berjalan itu. Kini Marwan tidak hanya memnagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangannya di dalam gamis itu.
Tangan Marwan mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Latifah yang tidak terlalu besar dan kecil tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.
Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Latifah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bis menghidupkan lampunya.
Ummi Latifah dan Marwan sedikit kaget. Lalu keduanya menghentikan permainan panas tersebut.
Ummi Latifah nampak sedikit ketakutan. Bagaimanapun ia baru pertama kali melakukan perbuatan tercela ini.
Namun Marwan memegang kepala Ummi Latifah.
“Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok.” Marwan mencoba menenangkan.
Ummi Latifah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Marwan. Menandakan ia berharap Marwan mampu membuatnya tenang.
Bis perlahan mulai masuk kembali di tempat persinggahan. Sudah 2 jam ternyata perjalan yang mereka lalui.
Jam menunukkan pukul 1 malam lebih.
Marwan dan Ummi Latifah merapikan pakaian mereka yang sdikit kusut akan permainan tadi. semakin lama Ummi Latifah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah 7 tahun tidak ia dapatkan.
Obat perangsang Marwan memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini.
Marwan kini mulai keluar dari bangkunya. Ia dan Ummi Latifah memang tampak mengambil urutan terakhir.
“Ayo ummi.”
“Ia.”
“Ummi kita ke hotel dulu ya?” ajak Marwan.
“Ia tapi saya nanti dijemput anak saya.” Ummi Latifah nampak cemas.
“Udah nanti Marwan yang antar ummi.” Marwan menenangkan.
Ummi Latifah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak.
Mahmud ummi jumpa teman ummi di terminal.
Ummi akan mampir kerumahnya dulu. Jadi tak usah kamu jemput ya nak.
Ummi Latifah mengirim sms nya kepada sang anak.
Kini Marwan dan Ummi Latifah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut.
Kini mereka berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut.
Marwan dan Ummi Latifah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Marwan lalu memesan 1 kamar hotel.
Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Latifah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.
“Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?” tanya sang resepsionis yang kebetulan adalah seorang wanita berumur 20 tahun.
“1 aja.” Jawab Marwan.
“Untuk berdua.” Kembali sang resepsionis bertanya.
“Ia kami ini anak dan ibu. Kondisi keuangan saya lagi seret. Gak apa kan.” Marwan to the point.
“Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.” Kata sang resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar hotel tersebut.
“Terima kasih.” Kata Marwan.
“Ayo ummi.” Ajak Marwan.
Kini keduanya mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut.
Saat itu Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan.
Akhirnya kini keduanya sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut.
Marwan lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Latifah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa.
Saat itu ia membelakangi Marwan yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Marwan mulai memeluk tubuh Ummi Latifah. Marwan yang tinggi itu lalu mulai membalikkan badan Ummi Latifah.
Dengan tanpa banyak berkata lagi ia lalu memagut bibir Ummi Latifah kembali. Kini keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Latifah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Marwan.
Emmmmpppphhhh….
Suara ciuman kedua insan yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut.
Marwan yang tak hanya ingin mencium Ummi Latifah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasannya membuat nafsu Ummi Latifah kembali dipicu. Kini terlihat tangan Ummi Latifah memegangi kedua dada bidang Marwan yang masih tertutup switer tersebut.
Tangan keduanya kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai.
Sekitar 7 menitan aksi keduanya lalu Marwan menghentikan ciuman itu.
“Ummi tunggu dikasur dulu.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah lalu menuju ke kasur.
Marwan lalu mengambil tas yang dia pakai lalu kemudian ia mengambil sebuah handycam. Diletakkanya handyam itu mengarah kearah kasur.
Ummi geser sedikit ketengah.” Perintah Marwan kepada Ummi Latifah agar ia duduk di tengah pinggiran kasur tersebut.
Ummi Latifah pun mengikuti perintah Marwan. Saat sudah siap dengan posisi handyccam itu. Marwan lalu kembali menuju kasur.
Ia kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan nya mulai memegangi kepala Ummi Latifah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibirnya menghantam bibir indah Ummi Latifah tersebut.
Emmmmppphhhh….
Lama mereka berciuman. Lalu Marwan melepas bibirnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang dijebaknya ini.
“Ummi buka dulu yuk gamis ummi.”
Marwan lalu mencoba membuka gamis Ummi Latifah dari belakang. Ummi Latifah pun hanya mengikuti perintah Marwan. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Marwan lalu membuka resliting gamis tersebut. perlahan-lahan kini ia melihat punggung putih mulus Ummi Latifah.
Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Latifah. Marwan tak sanggup untuk menahan tangannya dengan membelai punggung Ummi Latifah tersebut. ia Cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan dia jalani. tubuh Ummi Latifah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah dientot dirinya.
Kini ia kembali membalikkan badan Ummi Latifah masih. Kini ia melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Latifah. tampak kini dua payudara Ummi Latifah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Meskipun tidak sebesar punya ummu afra. Namun dengan bentuk indah tersebut tak ada mungkin laki-laki yang menolak jika dijejali payudara ummahat alim ini.
Marwan lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Latifah.
Arggghhhh….
Ummi Latifah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Marwan yang tahu kalau Ummi Latifah sudah ia kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Latifah akan mengenangya seumur hidup.
“Arggghhhhh Marwan… isappppp teruuuusssss……..”
Tampak Ummi Latifah sudah mulai masuk dalam permainan ini.
Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Marwan yang gondrong itu. Tangan Marwan juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Latifah.
Puas dengan payudara Ummi Latifah Marwan berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Latifah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.
“Ummi baring dulu kesana.”
Ummi Latifah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut.
Marwan lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu afra memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Marwan membuka switer dan bajunya. Tampak oleh Ummi Latifah tubuh kekar Marwan. Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka 27 tahun yang lalu.
Kini ia mulai melihat Marwan yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya.
Tampak dengan gagahnya Marwan mendekati Ummi Latifah. penis besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah.
Penis Marwan yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang penis yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Latifah meneuk air ludahnya.
Marwan lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Latifah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi latiah kini rok panjang itu lolos.
Marwan menelan ludahnya tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Latifah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah ia lihat selama ini. kini ia mulai memegang vagina Ummi Latifah yang masih berbalut cd itu.
Terlihat basah yang menandakan baha Ummi Latifah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Marwan mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang.
Tak mau berlama-lama Marwan lalu menarik cd Ummi Latifah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Latifah yaitu payudara dan vagina nya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya.
Wow…
Marwan kembali terperangan dilihatnya vagina Ummi Latifah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Memang Ummi Latifah sering mencukur bulu jembutnya agar bersih. Terlebih vagina Ummi Latifah tak kalah indahnya dengan vagina gadis-gadis bahkan tak kalah jauh dengan milik sang menantu Rizka. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat vaginanya tak sedpa dipandang.
Kini Marwan mulai menaiki tubuh Ummi Latifah. Ummi Latifah memandang tubuh laki-laki diatsnya kini dengan senyuman penuh nafsu. Berharap nafsunya yang sudah terpendam selama 7 tahun ini dituntaskan.
Tapi bukan Marwan namanya yang langsung memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummi Latifah. ia kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Latifah dan tak lupa kedua tangannya meremas dengan ganas payudara Ummi Latifah itu. Dicubit dan diremas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Latifah.
Emmmppphhhh….
“Arggghhhhh…. Marwan apa yang kamu lakuin kepada ummi…”
Desah Ummi Latifah saat Marwan merangsang dirinya.
Kini kepala Marwan mulai menuruni payudara Ummi Latifah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Latifah belingsatan dan kini lidah itu sampai di vagina cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini.
Perlahan-lahan lidah Marwan menyapu cairan suci Ummi Latifah. sapuan-sapuan lidahnya membuat desahan Ummi Latifah terdengar indah didalam kesunyian.
Arrggghhhhh……
“Arrrggghhhh…. gellliiiiii….”
Arggghhhhh…..
Tak hanya lidah. Jari-jari Marwan pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Latifah.
Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Marwan. Ummi Latifah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama dalam seumur hidupnya. Ada rasa yang aneh saat ia mendadak merasakan bahwa akan ada sesuatu cairan yang akan keluar dari dalam vaginanya. Selama ia bersetubuh dengan suaminya belum pernah ia mengalami hal yang seperti ini.
Setiap bagian tubuhnya sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….
Creeetttttt…. creettttttt…..
Arggghhhhh……. arggghhhh…..
Ummi Latifah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Marwan. Sementara itu Marwan menahan pinggul Ummi Latifah. dan dengan sigap diminumnya semua air cinta Ummi Latifah.
Arggghhhhhh…. masih sedikit terdengar desahan Ummi Latifah.
Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Latifah. Marwan lalu bangkit dan menuju ke meja. Diambilnya air minum dan ia mendekati Ummi Latifah dibangunkannya badan Ummi Latifah.
“Gimana ummi. Enak gak.”
“Enak.”
“Mau lagi.”
Ummi Latifah menganggukkan kepalanya.
Tapi sebelum itu. Marwan lalu menyuru Ummi Latifah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.
“Oke. Tadi ummi udah Marwan kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Marwan.” Ajak Marwan.
“Tapi. Ummi belum pernah.” Ummi Latifah menjawab.
“Udah sini ummi tunduk.”
Kini Marwan duduk di pinggir kasur. Ummi Latifah disuruhnya untuk berlutut di bawah kakinya. Ia melihat wajah Ummi Latifah dan mendekatkannya ke penis besarnya.
Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Perlahan tangannya mulai memegang penis besar itu. Terlihat bahwa tangan itu tampak kecil untuk menggenggam penis Marwan.
“Ayo ummi dimasukkan. Kasih ludah ummi dulu biar licin.”
Ummi Latifah pun mengikuti kemauan Marwan. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke penis besar itu dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala penis Marwan.
Marwan yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau ia tahu bahwa Ummi Latifah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin ia raih.
Perlahan-lahan kini mulut Ummi Latifah mengulum penis Marwan. Walaupun tak semua bisa masuk. Sensasi yang dirasakan Ummi Latifah juga tak kalah sensassonal. Bau penis Marwan memacu libidonya untuk melakukan perbuatan terlarang ini.
“Terus ummiii.. ya gitu.” Sambil tangannya menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu.
Lama Ummi Latifah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Marwan hampir orgasme. Sadar ia mulai dikuasai nafsu berlebih. Ia pun menyetop perbuatan Ummi Latifah.
“Udah ummi cukup.”
Ummi Latifah nampak lega. Bagaimanapun penis besar itu membuat ia juga susah bernafas. Marwan tanpa ba bi bu langsung menarik ummu latifah untuk berdiri. Dan ia langsung kembali menaruh tubuh Ummi Latifah untuk terlentang. Nafsunya yang sudah sangat tinggi itu membuat ia segera mengeksekusi Ummi Latifah.
Kini tubuh Ummi Latifah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh laki-laki diatasnya mulai menggesekan penisnya di vagina Ummi Latifah. Marwan lalu menciumi mulut Ummi Latifah yang dibalas dengan Ummi Latifah. kini tangan kedua anak manusia ini aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang msudah tinggi ini.
Marwan mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan penis besarnya lalu melpas ciumannya.
“Ummi. Marwan masukin ya.”
Ummi Latifah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini.
Perlahan Marwan mulai mengangkangkan kaki Ummi Latifah dan kini penisnya mulai mengarah ke bibir vagina Ummi Latifah. nampak hangat rasanya penis Marwan. Tangannya memegangi batang penisnya dan dengan lembut kepala penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummi Latifah.
Ummi Latifah bagai merasakan malam pertama dimana setiap otot vaginanya mulai merasakan sensasi yang luar biasa.
Tangan Ummi Latifah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Marwan. Sementara Marwan setelah batang penis nya mulai masuk lalu memandangi Ummi Latifah. kembali ia mencium Ummi Latifah.
Sensasi yang sangat indah bagi keduanya. Marwan memegang pinggul Ummi Latifah dan dengan sekali sentakan ia lalu menerjang vagina Ummi Latifah.
Argggghhhhhhhh….
Desahan Ummi Latifah.
Tapi tak semua penisnya masuk kedalam vagina Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan tak terduga itu melliukkan badannya leatas yang disambut Marwan dengan ciuman.
Emmmmppphhhhhhh….
Dan tangan Ummi Latifah seperti memukul dada Marwan. Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini lebih nikmat dimana ujung jamur Marwan terasa mengenai dinding rahimnya.
Ada rasa nikmat yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata.
Marwan yang merasa bahwa kini vagina Ummi Latifah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya penis tersebut mulai menggoyangkan pinggulnya. Sempitnya vagina Ummi Latifah membuat penis Marwan seperti mendapat pijatan yang nikmat.
Penisnya hanya bisa ia gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan vagina Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah mencoba mengimbangi penis Marwan yang sedang menggenjot tubuhnya.
Argggghhhhh….
Arggghhhh…..
Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Latifah.
Plokkkkk….. plokkkkk…..
Marwan mulai memompa penisnya maju mundur. Sementara itu Ummi Latifah terus di rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya.
Indah sekali melihat pemandangan saat wanita ccantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Marwan menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahnya untuk menjilat leher Ummi Latifah.
Keringat mulai keluar dari tubuh kedua anak manusia ini.
Arrggghhhyh……. Marwan….
Lama mereka bergumul dalam posisi misionary ini membuat Marwan tak dapat lagi menahan orgasmenya. Hal yang sama yang Ummi Latifah rasakan.
Genjotan-genjotan yang Marwan lakukan membuat Ummi Latifah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.
Arggghhhhh…. arggghhh,……..
Croootttttt……crooooottttt…….
Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….
Akhirnya Marwan dan Ummi Latifah berbarengan mengalami orgasme. Marwan lalu memeluk tubuh Ummi Latifah dengan erat serta mencium mulut mungil itu.
Sementara Ummi Latifah membalas pelukan Marwan dengan mengapit erat kakinya di pinggang Marwan. Dan tangannya memeluk erat leher sang pejantan yang baru saja menuntaskan tugasnya.
Plllooopppppp
Penis Marwan keluar dari sangkar Ummi Latifah. tak terasa keringat mengucur deras pada diri keduanya.
Tampak mereka berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Marwan lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Latifah juga mencobauntuk duduk. Tapi vaginanya sedikit mengalami rasa sakit. Penis besar Marwan ternyata membuat vagina Ummi Latifah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu.
Marwan yang tahu Ummi Latifah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali ia beri kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari keduanya dan hanya tatapan mata yang berbicara.
2 minggu Sebelum kejadian pemerkosaan yang dialami menantunya Rizka atau ummu Afra. Sang mertua yang bernama Ummi Latifah terlebih dahulu dinodai oleh seorang pemuda. Semua berawal dari perjalanan pulang dirinya dari rumah anak perempuannya yang bernama Assyifah.
Ummu latifah mertua Ummu Afra adalah wanita dengan usia 47 tahun. Namun di usia yang sudah memasuki setengah abad itu masih tampak wajah serta kulitnya tak menemui kekeriputan. Bahkan tubuh dan kulitnya seperti wanita berusia 30 tahunan. Banyak sebenarnya laki-laki baik itu tua maupun muda yang terpesona oleh kemolekan tubuh ummu latifah. Namun mereka hanya bisa membayangkan untuk bisa memilikinya tanpa pernah mendekati dirinya. Ummu latifah sudah 3 tahun ini menjadi seorang janda. Suaminya sudah berpulang karena sakit yang diderita. Kini ia tinggal dirumah 2 anaknya secara bergantian.
Jam menunjukkan pukul 7 malam disebuah terminal. Tampak seorang wanita cantik yang diusianya yang tak bisa dibilang muda itu. Tidak tampak raut ketuaan dari wajahnya. Seolah ia diciptakan muda tanpa pernah mengenal tua.
Wanita itu sibuk membuka hp nya dan sejurus kemudian tampak ia sedang menelpon.
“Halo.” Suara Ummi Latifah.
“Ia ummi.” Jawab anak ummu latifah.
“Nanti ummi mungkin pulangnya agak telat. Soalnya bisnya belum tiba.” Bilang Ummi Latifah.
“Oh ia ummi. Mahmud tunggu kok.” Jawab sang anak.
“Ia nanti ummi kabarin kalo bisnya sudah jalan.”
“Ia ummi.”
Ia menutup telponnya. Suasana diterminal tersebut sangat ramai. Banyak calon penumpang yang menunggu bis yang telat.
Sudah hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu Ummi Latifah tiba.
Ummi Latifah kemudian naik dan mencari tempat duduk. Saat lagi mencari tempat duduk ia mendapat bangku paling belakang.
Ummi Latifah pun duduk untuk mengisi bangku tersebut. Ia sengaja duduk disamping kaca agar tidurnya nanti tidak terganggu. Syukur-syukur tak ada penumpang lagi atau penumpang disebelahnya seorang wanita.
Selama ini ia bepergian pulang pergi kerumah anak nya itu selalu mendapatkan bangku disebelahnya kosong ataupun wanita. Tapi dimalam itu seorang laki-laki muda berusia 25 tahun tampak melirik bangku yang kosong disamping dirinya.
“Maaf bu. Ada yang duduk disini gak?” tanya seorang pemuda.
“Oh gak ada.” Jawab Ummi Latifah sopan.
“Boleh saya duduk disini. Nanti kalau udah sepi saya pindah bu.” Kembali sang pemuda menanyakan kesediaan Ummi Latifah.
“Oh ia silahkan.” Jawab Ummi Latifah sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan sang pemuda untuk duduk.
Akhirnya sang pemuda itu duduk disamping ummu latifah. saat itu ia mengenakan switer tebal dan celana jeans warna hitam. Sedangkan Ummi Latifah memakai gamis panjang dan rok panjang bewarna biru tua dan jilbab yang panjang bewarna biru muda beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun.
Pemuda itu sedikit takjub melihat seorang wanita disampingnya tersebut.
Akhirnya ia duduk disamping Ummi Latifah. bis pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Jarak yang ditempuh untuk ke kota tujuan Ummi Latifah sekitar 5 jam.
Ummi udah berangkat.
Sms Ummi Latifah kepada putranya.
Sang putra pun membalas sms sang ibu.
Ia nanti Mahmud jemput ummi.
Perkiraan Mahmud ummi nya tiba di terminal adalah jam 1 pagi. Ia sekarang sedang menonton tv sedang sang istri masih didalam kamarnya sedang menyusui sang anak.
Bis melaju pelan ditengah keramaian jalan raya yang dilewatinya.
Saat sudah sekitar setengah jam perjalanan. Sang pemuda memulai percakapan dengan Ummi Latifah yang melihat keadaan jalan diluar.
Untuk percakapan dicerita ini ane buat sebagai berikut:
Ummi Latifah : L
Pemuda : P
P: Ibu. Mau kemana?
L: Eh ia. Kenapa.
P: Ibu mau kemana.
L: Oh. Saya mau ke kota A.
P: Sama dong bu kalau gitu.
L: Kamu tinggal disana juga.
P: Bukan bu tapi saya kuliah disana dan saya tinggal dikota yang ibu kunjungi tadi. ibu darimana tadi.
L: Saya itu dari rumah anak saya. Soalnya tiap sebulan sekali saya biasanya pulang kesana.
P: Di kota A tinggal sama siapa bu?
L: Tinggal sama anak saya juga.
P: Suami ibu?
L: Suami saya sudah meninggal.
P: Maaf bu saya gak bermaksud.
L: Ia gak apa. Kan kamu gak tau.
P: Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangannya berusaha untuk bersalaman.
L: Nama saya latifah. kalau kamu?
Namun Ummi Latifah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Sang pemuda hanya terseyum sambil menarik kembali tangannya.
P: Saya Marwan bu. Boleh saya nanya bu.
L: Mau nanya apa.
P: Tapi ibu jangan tersinggung ya.
L: Ia apa yang mau kamu tanya.
P: Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?
L: Kenapa
P: Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.
Sambil tersenyum dan melihat Marwan. Ummi Latifah menjawab.
L: umur saya 47 tahun.
P: masa sih bu.
L: Ia, kenapa kamu gak percaya
P: Ia masa umur 47 tapi masih cantik gini.
L: Itu ada rahasianya.
P: Oh gitu.
L: Kamu sendiri umurnya berapa?
P: Saya 25 tahun bu.
L: Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Latifah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.
P: Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum.
Disaat yang sama Ummi Latifah juga tersenyum. Dari banyak perjalanan yang sudah dia lalui entah kenapa saat ini perjalanannya tak monoton. Dia yang biasanya dalam perjalanan hanya membaca buku kini ditemani oleh seorang pemuda yang walaupun tidak terlalu ganteng dan sedikit urakan dengan rambut yang lumayan panjang dan ikal itu.
Namun dengan sikapnya yang sopan itu membuat ummi latiah tak menaruh kesan bahwa Marwan seorang laki-laki yang kurang ajar. Tapi sebagai laki-laki yang tahu sopan santun terlebih kepada wanita tua seperti dirinya.
Mereka pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Latifah memang dikenal gamapang diajak mengobrol. Terlebih dulu ia juga seorang guru di kampungnya sebelum pindah ke rumah kedua anaknya.
Hal ini dilakukannya karena dikampung ia hanya akan teringat oleh suaminya tercinta yang sudah meninggal. Ia kini hanya sibuk mengurus kedua cuu dari kedua anaknya dimana kegiatan menantu dan anak-anaknya juga sibuk.
Terlebih mereka juga masih muda dan dengan menjaga kedua cucunya ia bisa melepaskan rasa kangen kepada anak-anaknya.
Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 1 setengah jam. Bis yang mereka tumpangi mengalami bocor ban.
Sontak Ummi Latifah dan Marwan kaget saat bis mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Latifah saat itu jatuh kearah kiri badan Marwan. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Latifah menyenggol paha dari Marwan.
Hal itu membuat Marwan menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik tubuh Ummi Latifah. tangannya mengambil bagian lengan Ummi Latifah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.
“Maaf ya ummi.” Sambil melepas tangannya dari bahu Ummi Latifah.
“Ia. Gak apa Marwan.” Balas Ummi Latifah. bagaimanapun ia tahu kalau Marwan bermaksud baik.
Kini badan Ummi Latifah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.
“Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita bocor ban nya.” Kata kondektur bis.
“Jadi gimana dong.” Tanya bapakbapak penumpang bis.
“Mohon tunggu sabar ya.” Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut.
Beruntung bagi para penumpang tersebut karena bis mereka mengalami bocor ban yang tidak jauh dari tempat peristrahatan bis.
Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan tersebut. Mereka pun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.
“Ummi ayo turun.” Ajak Marwan kepada Ummi Latifah. kini ia berdiri dan menuju jalan keluar bis.
“Ia.” Ummi Latifah sedikit mengangkat pantatnya pertanda ia juga turun dari bis itu.
Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas dilihat mereka seperti anak dan ibu. Marwan yang bertubuh tinggi 175 cm berbanding dengan tinggi Ummi Latifah 155 cm. Marwan sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Latifah yang berjalan disampingnya itu.
Kejadian yang tak terduga saat ban bis bocor itu membuat Marwan sedikit bernafsu. Memang awalnya ia tak berniat apa-apa dengan Ummi Latifah. namun kejadian tadi membuat ia bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Latifah bersandar di paha nya.
Sekilas tentang Marwan. Ia seorang mahasiswa seni yang sudah hampir 7 tahun belum menamatkan kuliahnya. Ia anak dari seorang pengusaha kelas kakap. Walau begitu orang tuanya tak menanyakan kenapa ia kuliah seni dan kenapa ia belum tamat. Ya orang tua Marwan termasuk orang tua yang memanjakan Marwan dan marwa juga bukan anak yang minta dimanjain. Ia memang tertarik dengan dunia seni dari kecil dulu.
Akhirnya sampailah mereka berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Marwan lalu mengajak Ummi Latifah untuk duduk disudut.
“Ummi mau minum apa?” tawar Marwan.
“Air putih aja.” Jawab Ummi Latifah.
Marwan lalu membeli 2 botol air mineral.
“Ini ummi. Airnya.” Marwan memberi air botol mineral kepada Ummi Latifah dengan tangan kanannya.
“Ia terima kasih ya. Berapa?” tanya Ummi Latifah.
“Udah gak apa ummi.”
“Maaf ya udah ngerepotin.”
“Gak apa lah ummi. Nyantai aja.”
Lalu Ummi Latifah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Marwan hanya mmandangi Ummi Latifah dengan takjub. Perasaannya untuk bisa mendekati Ummi Latifah semakin kenccang di dada.
Waktu menunujukkan pukul 10 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki.
Ummi Latifah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya.
“Halo. Mahmud.”
“Ia ummi.”
“Bis ummi ban nya bocor dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.”
“Ia sudah ummi. Hati-hati ya.” Sambil menutup telponnya.
Saat itu Mahmud sedang bersama ummu afra diatas tempat tidur. Keduanya baru hendak berisitirahat.
“Ummi pulang jam berpa mas?” tanya ummu afra.
“Subuh. Soalnya ban bis nya bocor.“ jawab Mahmud.
“Oh. Ya udah mas tidur dulu nanti Rizka bangunin.” Tawar ummu afra.
“Ia dek.” Lalu Mahmud mencium ummu ara dan dibalas dengan mesra olehnya.
Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Latifah sadari mata Marwan sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Latifah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran Marwan yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat ia tak bisa berpikir jernih lagi.
Ummi Latifah lalu kembali ke tempat duduk mereka.
“Marwan. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi.” Ummi Latifah meminta kepada Marwan.
“Ia ummi. Marwan jagain. Tenang aja” sambil tersenyum.
Tak lama Ummi Latifah pun membelakangi Marwan. Tampak oleh Marwan goyangan pantat Ummi Latifah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepalanya sudah meninggi.
Sadar dari lamunan akan kemungkinan untuk bersetubuh dengan Ummi Latifah.
“Gila. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Latifah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim.” Pikiran Marwan berbicara.
Saat sedang berpikir seperti itu ia menyenggol tas nya dan ia melihat ada sebuah botol kaca kecil.
“Eh ini kan obat perangsang si Roby.” Bathinnya.
Ia melihat botol air minum Ummi Latifah diatas meja didepannya. Diperhatikannya sekeliling dirinya. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tertidur, makan dan bermain HP.
Ia lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Latifah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut.
Ia mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. Ia takut Ummi Latifah curiga.
10 menit kemudian Ummi Latifah kembali ke tempat duduk mereka.
“Kok lama ummi?” tanya Marwan
“Ia ngantri tadi.” jawab Ummi Latifah
“Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.” Pinta Marwan.
“Ia.” Jawab Ummi Latifah dengan tersenyum.
Saat Marwan berjalan ke toilet nampak olehnya Ummi Latifah meneguk air minum tersebut.
“Yes.” Bathin Marwan.
Part II
Didalam toilet Marwan membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Sesosok tubuh yang ingin dilihatnya secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Latifah.
10 menit ia keluar dari dalam toilet. Ia membenarkan celananya yang tak bisa menampung penis besarnya itu. Membayangkan menikmati tubuh seorang ummahat yang cantik.
Perlahan laju langkah kaki Marwan menghampiri Ummi Latifah. dipandanginya botol air Ummi Latifah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi latiah sudah meminum obat perangsang yang di masukin dalam air mineral tersebut. Tampak senyum nakal Marwan.
“Ummi.” Marwan membuka pembicaraan.
“Eh ia.” Jawabnya.
“Haus ya ummi.” Marwan berbasa-basi.
“Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener.” Ummi Latifah nampak sedikit kesal.
“Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?” ajak Marwan.
“Hmmm. Boleh lah.”
“Yuk kesana ummi.” Sambil Marwan beranjak menuju kantin.
Sebenarnya alasan Marwan mengajak Ummi Latifah makan tak lain agar air minum Ummi Latifah cepat habis.
Akhirnya selama kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Latifah sudah habis dan Marwan kembali membeli air mineral lagi.
Tampak sebuah bis masuk dipelataran temoat peristirahatan tersebut. Kondektur bis lalu mulai memerintahkan para penumpang untuk kembali naik bis.
Tak lama semua penumpang akhirnya kembali masuk kedalam bis. Ummi Latifah kini merasakan ada sesuatu dalam dirinya. Terlebih suasana malam hari ini membuat gairah seks nya perlahan muncul. Tampak reaksi dari obat perangsang yang Marwan berikan sudah mulai bekerja.
“Ummi duduk bareng lagi ya.” Tawar Marwan.
“Ia.” Entah kenapa Ummi Latifah mengiyakan ajakan Marwan tersebut.
Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka.
Perjalanan yang akan memakan waktu selama 5 jam ini kembali berjalan. Ummi Latifah mulai tampak gelisah dengan hasrat dirinya yang tiba-tiba naik. Libido yang selama 7 tahun ini terpendam mulai kembali bergairah.
Sudah selama 7 tahun ini Ummi Latifah menahan hasrat kewanitaannya setelah sang suami sakit dan tak mampu lagi untuk bersetubuh. Dirinya yang termasuk wanita baik-baik selama ini tak pernah mengenal namanya masturbasi. Ia mampu menahan segala godaan duniawi tersebut.
Dirinya kini mulai merasakan hal-hal yang membuat tubuhnya sangat sensitif untuk saat ini. Marwan yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuhnya ke tubuh Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mencoba melawan hasrat seksualnya ini namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Latifah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang Marwan yang kuat tersebut.
Setengah jam perjalanan dan nampak disamping bangku mereka berdua tidak ditempati oleh orang lain. Dan penumpang dibagian paling belakang sudah pada tidur. Sementara kondektur dan supir bis hanya asik berccengkrama didepan.
Marwan mulai mendekati tangannya ke paha Ummi Latifah. ia sudah sangat percaya diri bahwa Ummi Latifah tidaka akan melawan. Selama perjalanan berlangsung Marwan memang tidak mengajak Ummi Latifah mengobrol. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya.
Kini perlahan tangan itu mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan itu mencoba menepis tangan Marwan.
“Marwan apa yang kamu lakukan.” Suaranya sedikit mendesah namun pelan.
“Ummi cantik deh.” Sambil kini tangan kanannya memegangi wajah Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba kembali menepis tangan Marwan.
“Jangan kurang ajar kamu.”
“Udah ummi nikmatin aja.”
Dengan keberaniannya Marwan mulai mencium mulut Ummi Latifah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut Marwan mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Latifah.
Emmmphhhhh…..
Emmmmppppphhhhh….
Ummi Latifah mencoba melepaskan ciuman Marwan. Namun Marwan yang sudah siap kini mulai
Memgangi tangan Ummi Latifah yang mencoba memukul Marwan. Mendapat cumbuan Marwan yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Latifah menjadi tidak berarti.
Disatu sisi dirinya mencoba menghindari peleccehan oleh seorang pemuda yang dianggapnya baik itu. Namun disisi lain dirinya yang sudah 7 tahun tidak mendapatkan rangsangan birahi kini mulai mencoba menikmatinya.
Sekitar 5 menit kemudian lumatan Marwan mulai menemui hasil. Mulut Ummi Latifah yang mendapat cumbuan itu akhirnya terbuka. Kini lidah Marwan mulai menyentuh lidah Ummi Latifah itu.
Perasaan senang menghampiri dirinya. Tak ia sangka akhirnya kini Ummi Latifah dapat ia taklukkan. Perlahan-lahan tangan mawrwan melepaskan tangan Ummi Latifah. ia ingin tahu apakah mangsanya kini sudah masuk kedalam permainannya atau belum.
Marwan mendapati kini tangan Ummi Latifah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir Marwan kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Latifah. tampak obat perangsang itu sudah mulai membuat dirinya lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ia tak bisa berbuat banyak efek obat perangsang yang diminumnya membuat peminumnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah 7 tahun tak tersentuh kini menemui puncak seksual yang harus dituntaskan.
Tangan Marwan kini mulai membelai payudara Ummi Latifah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai dirangsang oleh Marwan. Ummi Latifah mencoba memegang tangan Marwan untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Latifah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu Marwan semakin menjadi-jadi.
Kini ia mulai meremas dari balik gamis Ummi Latifah. sementara itu tangan Marwan mencoba membuat tangan Ummi Latifah untuk memegang penisnya yang masih didalam celana jeans tersebut.
Ummi Latifah mengikuti kemauan Marwan. Mulut mereka masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Latifah kini mulai menaik turunkan di celana Marwan. Sedikit terkejut Ummi Latifah mendapati penis besar Marwan dibalik celan tersebut. Baru kali ini dalam hidupnya ia memegang penis selain suaminya.
Bis hanya berjalan perlahan dikegelapan dan dinginnya malam itu. Supir dan kondektur hanya menikmati lagu dari dalam bis dan mengeluarkan obrolan-obrolan mereka berdua. Sementara itu dua anak manusia yang duduk dibelakang sedang menikmati hasrat seksual mereka dan bangku bis menjadi saksi akan pintu gerbang perzinahan ini.
Lumatan-lumatan dari kedua pasangan manusia yang berbeda umur ini semakin menjadi. Obat perangsang itu mampu membuat Ummi Latifah lupa akan statusnya ini.
Emmmpppphhhh….
Suara Ummi Latifah menyelimuti suasana bis tersebut. Beruntung bis yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Hanya mawran yang mendengar betapa merdunya suara ummahat alim ini.
Kini Marwan melepas ciuman nya. Nampak Ummi Latifah sedikit merasa lega.
“Ummi mau kita lanjutin.” Bilang Marwan disela permainan yang akan dia lanjutkan.
“Marwan apa yang udah kita lakukan.” Seperti tersadar Ummi Latifah mulai menyadari.
“Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.” Jawab Marwan santai.
“Ini salah Marwan. Ini dosa.” Ummi Latifah mencoba bersuara dan memalingkan wajahnya kebawah.
Tapi Marwan langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Latifah.
“Marwan mau apa kamu.” Tanya Ummi Latifah.
“Ssstttt…” Marwan menangkupkan tangannya kemulut Ummi Latifah.
“Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan.” Marwan menanggapi dengan santai
“Tapi. Ini salah.” Ummi Latifah mencoba mengingatkan kembali.
Kembali Marwan memalingkan wajah cantik itu kehadapannya dan sejurus kemudian ia mulai kembali melumatnya.
Ummi Latifah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini.
Perlahan tangan Marwan membuka resliting celana nya.
Tampak sebuah penis berukuran jumbo dengan kepala penis yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya.
Ummi Latifah yang sedikit kaget saat tangannya diarahkan untuk memegang penis jumbo tersebut. Tangan Marwan seperti menginstruksikan tangan Ummi Latifah untuk menaik turunkan di penis besarnya tersebut.
Ummi Latifah yang tak pernah melakukan kocokan di penis seperti kebingungan. Marwan melepaskan ciumannya.
“Ummi dikocok dong.”
“Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.” Marwan menginstruksikan.
Ummi Latifah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Marwan tersebut.
Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya dipenis Marwan. Ummi Latifah sempat kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Sangat jauh sekali dengan penis almarhum suaminya yang mungkin tak lebih dari setengah penis Marwan.
Pikirannya mulai mengodanya. Bagaimana kalau penis besar ini mulai memasuki area kewanitaan dirinya.
Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Latifah mulai mengocok penis Marwan.
“Ummi coba dikulum.” Marwan meminta.
“Dikulum.” Ummi Latifah bertanya heran.
“Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah menggeleng. Ia merasa jijk dan selama hidpunya ia tak pernah memasukkan penis suaminya kedalam mulutnya. Ia masih memelihara kesopanan dan etika dalam bercinta.
Marwan lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Latifah. Ummi Latifah mencoba menghindari penis Marwan. Namun tangan Marwan diatas kepalanya sedikit mulai menekan.
Perlahan Ummi Latifah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.
“Ummi ayo lakuin.” Sambil tangan nya mencoba memaksa.
Namun kegigihan Ummi Latifah untuk tidak melakukan kuluman membuat Marwan menaikkan kembali kepala Ummi Latifah.
“Kenapa ummi gak mau nurut.” Tanya Marwan.
“Masa dsini Marwan.” Jawab Ummi Latifah.
“Jadi ummi mau dimana.”
“Jangan disini.” Entah kenapa ia menjawab hal yang tak seharusnya ia lakukan.
Tempat lain mau.” Tawar Marwan.
Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Marwan menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Latifah.
“Gimana di hotel aja ummi.” Ajak Marwan.
“Ummi jawab dong.”
Ummi Latifah hanya mengangguk perlahan.
Kini kembali Marwan memagut bibir Ummi Latifah. Ummi Latifah pun membalas pagutan dari Marwan dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang penis Marwan.
Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bis yang berjalan itu. Kini Marwan tidak hanya memnagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangannya di dalam gamis itu.
Tangan Marwan mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Latifah yang tidak terlalu besar dan kecil tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.
Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Latifah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bis menghidupkan lampunya.
Ummi Latifah dan Marwan sedikit kaget. Lalu keduanya menghentikan permainan panas tersebut.
Ummi Latifah nampak sedikit ketakutan. Bagaimanapun ia baru pertama kali melakukan perbuatan tercela ini.
Namun Marwan memegang kepala Ummi Latifah.
“Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok.” Marwan mencoba menenangkan.
Ummi Latifah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Marwan. Menandakan ia berharap Marwan mampu membuatnya tenang.
Bis perlahan mulai masuk kembali di tempat persinggahan. Sudah 2 jam ternyata perjalan yang mereka lalui.
Jam menunukkan pukul 1 malam lebih.
Marwan dan Ummi Latifah merapikan pakaian mereka yang sdikit kusut akan permainan tadi. semakin lama Ummi Latifah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah 7 tahun tidak ia dapatkan.
Obat perangsang Marwan memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini.
Marwan kini mulai keluar dari bangkunya. Ia dan Ummi Latifah memang tampak mengambil urutan terakhir.
“Ayo ummi.”
“Ia.”
“Ummi kita ke hotel dulu ya?” ajak Marwan.
“Ia tapi saya nanti dijemput anak saya.” Ummi Latifah nampak cemas.
“Udah nanti Marwan yang antar ummi.” Marwan menenangkan.
Ummi Latifah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak.
Mahmud ummi jumpa teman ummi di terminal.
Ummi akan mampir kerumahnya dulu. Jadi tak usah kamu jemput ya nak.
Ummi Latifah mengirim sms nya kepada sang anak.
Kini Marwan dan Ummi Latifah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut.
Kini mereka berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut.
Marwan dan Ummi Latifah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Marwan lalu memesan 1 kamar hotel.
Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Latifah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.
“Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?” tanya sang resepsionis yang kebetulan adalah seorang wanita berumur 20 tahun.
“1 aja.” Jawab Marwan.
“Untuk berdua.” Kembali sang resepsionis bertanya.
“Ia kami ini anak dan ibu. Kondisi keuangan saya lagi seret. Gak apa kan.” Marwan to the point.
“Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.” Kata sang resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar hotel tersebut.
“Terima kasih.” Kata Marwan.
“Ayo ummi.” Ajak Marwan.
Kini keduanya mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut.
Saat itu Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan.
Akhirnya kini keduanya sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut.
Marwan lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Latifah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa.
Saat itu ia membelakangi Marwan yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Marwan mulai memeluk tubuh Ummi Latifah. Marwan yang tinggi itu lalu mulai membalikkan badan Ummi Latifah.
Dengan tanpa banyak berkata lagi ia lalu memagut bibir Ummi Latifah kembali. Kini keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Latifah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Marwan.
Emmmmpppphhhh….
Suara ciuman kedua insan yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut.
Marwan yang tak hanya ingin mencium Ummi Latifah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasannya membuat nafsu Ummi Latifah kembali dipicu. Kini terlihat tangan Ummi Latifah memegangi kedua dada bidang Marwan yang masih tertutup switer tersebut.
Tangan keduanya kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai.
Sekitar 7 menitan aksi keduanya lalu Marwan menghentikan ciuman itu.
“Ummi tunggu dikasur dulu.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah lalu menuju ke kasur.
Marwan lalu mengambil tas yang dia pakai lalu kemudian ia mengambil sebuah handycam. Diletakkanya handyam itu mengarah kearah kasur.
Ummi geser sedikit ketengah.” Perintah Marwan kepada Ummi Latifah agar ia duduk di tengah pinggiran kasur tersebut.
Ummi Latifah pun mengikuti perintah Marwan. Saat sudah siap dengan posisi handyccam itu. Marwan lalu kembali menuju kasur.
Ia kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan nya mulai memegangi kepala Ummi Latifah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibirnya menghantam bibir indah Ummi Latifah tersebut.
Emmmmppphhhh….
Lama mereka berciuman. Lalu Marwan melepas bibirnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang dijebaknya ini.
“Ummi buka dulu yuk gamis ummi.”
Marwan lalu mencoba membuka gamis Ummi Latifah dari belakang. Ummi Latifah pun hanya mengikuti perintah Marwan. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Marwan lalu membuka resliting gamis tersebut. perlahan-lahan kini ia melihat punggung putih mulus Ummi Latifah.
Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Latifah. Marwan tak sanggup untuk menahan tangannya dengan membelai punggung Ummi Latifah tersebut. ia Cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan dia jalani. tubuh Ummi Latifah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah dientot dirinya.
Kini ia kembali membalikkan badan Ummi Latifah masih. Kini ia melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Latifah. tampak kini dua payudara Ummi Latifah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Meskipun tidak sebesar punya ummu afra. Namun dengan bentuk indah tersebut tak ada mungkin laki-laki yang menolak jika dijejali payudara ummahat alim ini.
Marwan lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Latifah.
Arggghhhh….
Ummi Latifah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Marwan yang tahu kalau Ummi Latifah sudah ia kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Latifah akan mengenangya seumur hidup.
“Arggghhhhh Marwan… isappppp teruuuusssss……..”
Tampak Ummi Latifah sudah mulai masuk dalam permainan ini.
Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Marwan yang gondrong itu. Tangan Marwan juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Latifah.
Puas dengan payudara Ummi Latifah Marwan berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Latifah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.
“Ummi baring dulu kesana.”
Ummi Latifah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut.
Marwan lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu afra memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Marwan membuka switer dan bajunya. Tampak oleh Ummi Latifah tubuh kekar Marwan. Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka 27 tahun yang lalu.
Kini ia mulai melihat Marwan yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya.
Tampak dengan gagahnya Marwan mendekati Ummi Latifah. penis besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah.
Penis Marwan yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang penis yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Latifah meneuk air ludahnya.
Marwan lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Latifah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi latiah kini rok panjang itu lolos.
Marwan menelan ludahnya tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Latifah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah ia lihat selama ini. kini ia mulai memegang vagina Ummi Latifah yang masih berbalut cd itu.
Terlihat basah yang menandakan baha Ummi Latifah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Marwan mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang.
Tak mau berlama-lama Marwan lalu menarik cd Ummi Latifah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Latifah yaitu payudara dan vagina nya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya.
Wow…
Marwan kembali terperangan dilihatnya vagina Ummi Latifah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Memang Ummi Latifah sering mencukur bulu jembutnya agar bersih. Terlebih vagina Ummi Latifah tak kalah indahnya dengan vagina gadis-gadis bahkan tak kalah jauh dengan milik sang menantu Rizka. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat vaginanya tak sedpa dipandang.
Kini Marwan mulai menaiki tubuh Ummi Latifah. Ummi Latifah memandang tubuh laki-laki diatsnya kini dengan senyuman penuh nafsu. Berharap nafsunya yang sudah terpendam selama 7 tahun ini dituntaskan.
Tapi bukan Marwan namanya yang langsung memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummi Latifah. ia kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Latifah dan tak lupa kedua tangannya meremas dengan ganas payudara Ummi Latifah itu. Dicubit dan diremas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Latifah.
Emmmppphhhh….
“Arggghhhhh…. Marwan apa yang kamu lakuin kepada ummi…”
Desah Ummi Latifah saat Marwan merangsang dirinya.
Kini kepala Marwan mulai menuruni payudara Ummi Latifah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Latifah belingsatan dan kini lidah itu sampai di vagina cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini.
Perlahan-lahan lidah Marwan menyapu cairan suci Ummi Latifah. sapuan-sapuan lidahnya membuat desahan Ummi Latifah terdengar indah didalam kesunyian.
Arrggghhhhh……
“Arrrggghhhh…. gellliiiiii….”
Arggghhhhh…..
Tak hanya lidah. Jari-jari Marwan pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Latifah.
Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Marwan. Ummi Latifah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama dalam seumur hidupnya. Ada rasa yang aneh saat ia mendadak merasakan bahwa akan ada sesuatu cairan yang akan keluar dari dalam vaginanya. Selama ia bersetubuh dengan suaminya belum pernah ia mengalami hal yang seperti ini.
Setiap bagian tubuhnya sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….
Creeetttttt…. creettttttt…..
Arggghhhhh……. arggghhhh…..
Ummi Latifah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Marwan. Sementara itu Marwan menahan pinggul Ummi Latifah. dan dengan sigap diminumnya semua air cinta Ummi Latifah.
Arggghhhhhh…. masih sedikit terdengar desahan Ummi Latifah.
Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Latifah. Marwan lalu bangkit dan menuju ke meja. Diambilnya air minum dan ia mendekati Ummi Latifah dibangunkannya badan Ummi Latifah.
“Gimana ummi. Enak gak.”
“Enak.”
“Mau lagi.”
Ummi Latifah menganggukkan kepalanya.
Tapi sebelum itu. Marwan lalu menyuru Ummi Latifah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.
“Oke. Tadi ummi udah Marwan kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Marwan.” Ajak Marwan.
“Tapi. Ummi belum pernah.” Ummi Latifah menjawab.
“Udah sini ummi tunduk.”
Kini Marwan duduk di pinggir kasur. Ummi Latifah disuruhnya untuk berlutut di bawah kakinya. Ia melihat wajah Ummi Latifah dan mendekatkannya ke penis besarnya.
Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Perlahan tangannya mulai memegang penis besar itu. Terlihat bahwa tangan itu tampak kecil untuk menggenggam penis Marwan.
“Ayo ummi dimasukkan. Kasih ludah ummi dulu biar licin.”
Ummi Latifah pun mengikuti kemauan Marwan. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke penis besar itu dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala penis Marwan.
Marwan yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau ia tahu bahwa Ummi Latifah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin ia raih.
Perlahan-lahan kini mulut Ummi Latifah mengulum penis Marwan. Walaupun tak semua bisa masuk. Sensasi yang dirasakan Ummi Latifah juga tak kalah sensassonal. Bau penis Marwan memacu libidonya untuk melakukan perbuatan terlarang ini.
“Terus ummiii.. ya gitu.” Sambil tangannya menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu.
Lama Ummi Latifah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Marwan hampir orgasme. Sadar ia mulai dikuasai nafsu berlebih. Ia pun menyetop perbuatan Ummi Latifah.
“Udah ummi cukup.”
Ummi Latifah nampak lega. Bagaimanapun penis besar itu membuat ia juga susah bernafas. Marwan tanpa ba bi bu langsung menarik ummu latifah untuk berdiri. Dan ia langsung kembali menaruh tubuh Ummi Latifah untuk terlentang. Nafsunya yang sudah sangat tinggi itu membuat ia segera mengeksekusi Ummi Latifah.
Kini tubuh Ummi Latifah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh laki-laki diatasnya mulai menggesekan penisnya di vagina Ummi Latifah. Marwan lalu menciumi mulut Ummi Latifah yang dibalas dengan Ummi Latifah. kini tangan kedua anak manusia ini aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang msudah tinggi ini.
Marwan mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan penis besarnya lalu melpas ciumannya.
“Ummi. Marwan masukin ya.”
Ummi Latifah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini.
Perlahan Marwan mulai mengangkangkan kaki Ummi Latifah dan kini penisnya mulai mengarah ke bibir vagina Ummi Latifah. nampak hangat rasanya penis Marwan. Tangannya memegangi batang penisnya dan dengan lembut kepala penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummi Latifah.
Ummi Latifah bagai merasakan malam pertama dimana setiap otot vaginanya mulai merasakan sensasi yang luar biasa.
Tangan Ummi Latifah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Marwan. Sementara Marwan setelah batang penis nya mulai masuk lalu memandangi Ummi Latifah. kembali ia mencium Ummi Latifah.
Sensasi yang sangat indah bagi keduanya. Marwan memegang pinggul Ummi Latifah dan dengan sekali sentakan ia lalu menerjang vagina Ummi Latifah.
Argggghhhhhhhh….
Desahan Ummi Latifah.
Tapi tak semua penisnya masuk kedalam vagina Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan tak terduga itu melliukkan badannya leatas yang disambut Marwan dengan ciuman.
Emmmmppphhhhhhh….
Dan tangan Ummi Latifah seperti memukul dada Marwan. Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini lebih nikmat dimana ujung jamur Marwan terasa mengenai dinding rahimnya.
Ada rasa nikmat yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata.
Marwan yang merasa bahwa kini vagina Ummi Latifah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya penis tersebut mulai menggoyangkan pinggulnya. Sempitnya vagina Ummi Latifah membuat penis Marwan seperti mendapat pijatan yang nikmat.
Penisnya hanya bisa ia gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan vagina Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah mencoba mengimbangi penis Marwan yang sedang menggenjot tubuhnya.
Argggghhhhh….
Arggghhhh…..
Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Latifah.
Plokkkkk….. plokkkkk…..
Marwan mulai memompa penisnya maju mundur. Sementara itu Ummi Latifah terus di rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya.
Indah sekali melihat pemandangan saat wanita ccantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Marwan menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahnya untuk menjilat leher Ummi Latifah.
Keringat mulai keluar dari tubuh kedua anak manusia ini.
Arrggghhhyh……. Marwan….
Lama mereka bergumul dalam posisi misionary ini membuat Marwan tak dapat lagi menahan orgasmenya. Hal yang sama yang Ummi Latifah rasakan.
Genjotan-genjotan yang Marwan lakukan membuat Ummi Latifah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.
Arggghhhhh…. arggghhh,……..
Croootttttt……crooooottttt…….
Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….
Akhirnya Marwan dan Ummi Latifah berbarengan mengalami orgasme. Marwan lalu memeluk tubuh Ummi Latifah dengan erat serta mencium mulut mungil itu.
2 minggu Sebelum kejadian pemerkosaan yang dialami menantunya Rizka atau ummu Afra. Sang mertua yang bernama Ummi Latifah terlebih dahulu dinodai oleh seorang pemuda. Semua berawal dari perjalanan pulang dirinya dari rumah anak perempuannya yang bernama Assyifah.
Ummu latifah mertua Ummu Afra adalah wanita dengan usia 47 tahun. Namun di usia yang sudah memasuki setengah abad itu masih tampak wajah serta kulitnya tak menemui kekeriputan. Bahkan tubuh dan kulitnya seperti wanita berusia 30 tahunan. Banyak sebenarnya laki-laki baik itu tua maupun muda yang terpesona oleh kemolekan tubuh ummu latifah. Namun mereka hanya bisa membayangkan untuk bisa memilikinya tanpa pernah mendekati dirinya. Ummu latifah sudah 3 tahun ini menjadi seorang janda. Suaminya sudah berpulang karena sakit yang diderita. Kini ia tinggal dirumah 2 anaknya secara bergantian.
Jam menunjukkan pukul 7 malam disebuah terminal. Tampak seorang wanita cantik yang diusianya yang tak bisa dibilang muda itu. Tidak tampak raut ketuaan dari wajahnya. Seolah ia diciptakan muda tanpa pernah mengenal tua.
Wanita itu sibuk membuka hp nya dan sejurus kemudian tampak ia sedang menelpon.
“Halo.” Suara Ummi Latifah.
“Ia ummi.” Jawab anak ummu latifah.
“Nanti ummi mungkin pulangnya agak telat. Soalnya bisnya belum tiba.” Bilang Ummi Latifah.
“Oh ia ummi. Mahmud tunggu kok.” Jawab sang anak.
“Ia nanti ummi kabarin kalo bisnya sudah jalan.”
“Ia ummi.”
Ia menutup telponnya. Suasana diterminal tersebut sangat ramai. Banyak calon penumpang yang menunggu bis yang telat.
Sudah hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu Ummi Latifah tiba.
Ummi Latifah kemudian naik dan mencari tempat duduk. Saat lagi mencari tempat duduk ia mendapat bangku paling belakang.
Ummi Latifah pun duduk untuk mengisi bangku tersebut. Ia sengaja duduk disamping kaca agar tidurnya nanti tidak terganggu. Syukur-syukur tak ada penumpang lagi atau penumpang disebelahnya seorang wanita.
Selama ini ia bepergian pulang pergi kerumah anak nya itu selalu mendapatkan bangku disebelahnya kosong ataupun wanita. Tapi dimalam itu seorang laki-laki muda berusia 25 tahun tampak melirik bangku yang kosong disamping dirinya.
“Maaf bu. Ada yang duduk disini gak?” tanya seorang pemuda.
“Oh gak ada.” Jawab Ummi Latifah sopan.
“Boleh saya duduk disini. Nanti kalau udah sepi saya pindah bu.” Kembali sang pemuda menanyakan kesediaan Ummi Latifah.
“Oh ia silahkan.” Jawab Ummi Latifah sambil menundukkan kepalanya tanda mempersilahkan sang pemuda untuk duduk.
Akhirnya sang pemuda itu duduk disamping ummu latifah. saat itu ia mengenakan switer tebal dan celana jeans warna hitam. Sedangkan Ummi Latifah memakai gamis panjang dan rok panjang bewarna biru tua dan jilbab yang panjang bewarna biru muda beserta sebingkai kacamata. Tampak cantik dan anggun.
Pemuda itu sedikit takjub melihat seorang wanita disampingnya tersebut.
Akhirnya ia duduk disamping Ummi Latifah. bis pun mulai berjalan pelan meninggalkan terminal. Jarak yang ditempuh untuk ke kota tujuan Ummi Latifah sekitar 5 jam.
Ummi udah berangkat.
Sms Ummi Latifah kepada putranya.
Sang putra pun membalas sms sang ibu.
Ia nanti Mahmud jemput ummi.
Perkiraan Mahmud ummi nya tiba di terminal adalah jam 1 pagi. Ia sekarang sedang menonton tv sedang sang istri masih didalam kamarnya sedang menyusui sang anak.
Bis melaju pelan ditengah keramaian jalan raya yang dilewatinya.
Saat sudah sekitar setengah jam perjalanan. Sang pemuda memulai percakapan dengan Ummi Latifah yang melihat keadaan jalan diluar.
Untuk percakapan dicerita ini ane buat sebagai berikut:
Ummi Latifah : L
Pemuda : P
P: Ibu. Mau kemana?
L: Eh ia. Kenapa.
P: Ibu mau kemana.
L: Oh. Saya mau ke kota A.
P: Sama dong bu kalau gitu.
L: Kamu tinggal disana juga.
P: Bukan bu tapi saya kuliah disana dan saya tinggal dikota yang ibu kunjungi tadi. ibu darimana tadi.
L: Saya itu dari rumah anak saya. Soalnya tiap sebulan sekali saya biasanya pulang kesana.
P: Di kota A tinggal sama siapa bu?
L: Tinggal sama anak saya juga.
P: Suami ibu?
L: Suami saya sudah meninggal.
P: Maaf bu saya gak bermaksud.
L: Ia gak apa. Kan kamu gak tau.
P: Ia maaf bu. Oh ia bu. Nama ibu siapa. Sambil tangannya berusaha untuk bersalaman.
L: Nama saya latifah. kalau kamu?
Namun Ummi Latifah hanya menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya. Sang pemuda hanya terseyum sambil menarik kembali tangannya.
P: Saya Marwan bu. Boleh saya nanya bu.
L: Mau nanya apa.
P: Tapi ibu jangan tersinggung ya.
L: Ia apa yang mau kamu tanya.
P: Kalau boleh tahu Umur ibu berapa?
L: Kenapa
P: Ia Cuma pengen tau aja bu. Kalau ibu gak mau jawab juga gak apa.
Sambil tersenyum dan melihat Marwan. Ummi Latifah menjawab.
L: umur saya 47 tahun.
P: masa sih bu.
L: Ia, kenapa kamu gak percaya
P: Ia masa umur 47 tapi masih cantik gini.
L: Itu ada rahasianya.
P: Oh gitu.
L: Kamu sendiri umurnya berapa?
P: Saya 25 tahun bu.
L: Jangan panggil ibu. Panggil aja Ummi Latifah. soalnya saya gak terbiasa dipanggil ibu.
P: Ia bu. Eh ummi. Sambil terseyum.
Disaat yang sama Ummi Latifah juga tersenyum. Dari banyak perjalanan yang sudah dia lalui entah kenapa saat ini perjalanannya tak monoton. Dia yang biasanya dalam perjalanan hanya membaca buku kini ditemani oleh seorang pemuda yang walaupun tidak terlalu ganteng dan sedikit urakan dengan rambut yang lumayan panjang dan ikal itu.
Namun dengan sikapnya yang sopan itu membuat ummi latiah tak menaruh kesan bahwa Marwan seorang laki-laki yang kurang ajar. Tapi sebagai laki-laki yang tahu sopan santun terlebih kepada wanita tua seperti dirinya.
Mereka pun mengobrol tentang kegiatan sehari-hari dan hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan. Ummi Latifah memang dikenal gamapang diajak mengobrol. Terlebih dulu ia juga seorang guru di kampungnya sebelum pindah ke rumah kedua anaknya.
Hal ini dilakukannya karena dikampung ia hanya akan teringat oleh suaminya tercinta yang sudah meninggal. Ia kini hanya sibuk mengurus kedua cuu dari kedua anaknya dimana kegiatan menantu dan anak-anaknya juga sibuk.
Terlebih mereka juga masih muda dan dengan menjaga kedua cucunya ia bisa melepaskan rasa kangen kepada anak-anaknya.
Saat sedang asyik mengobrol selama kurang lebih 1 setengah jam. Bis yang mereka tumpangi mengalami bocor ban.
Sontak Ummi Latifah dan Marwan kaget saat bis mengerem mendadak. Dan membuat tubuh Ummi Latifah saat itu jatuh kearah kiri badan Marwan. Saat tubuhnya terjatuh itu tanpa sengaja payudara Ummi Latifah menyenggol paha dari Marwan.
Hal itu membuat Marwan menjadi salah tingkah. Dengan cepat ia menarik tubuh Ummi Latifah. tangannya mengambil bagian lengan Ummi Latifah. ummi yang kaget lalu dengan cepat mengangkat tubuhnya.
“Maaf ya ummi.” Sambil melepas tangannya dari bahu Ummi Latifah.
“Ia. Gak apa Marwan.” Balas Ummi Latifah. bagaimanapun ia tahu kalau Marwan bermaksud baik.
Kini badan Ummi Latifah kembali bersandar di bangku. Sementara itu bis akhirnya berhenti.
“Mohon maaf kepada bapak-bapak dan ibu-ibu. Bis kita bocor ban nya.” Kata kondektur bis.
“Jadi gimana dong.” Tanya bapakbapak penumpang bis.
“Mohon tunggu sabar ya.” Kembali kondektur bis berbicara berusaha menenangkan penumpang bis tersebut.
Beruntung bagi para penumpang tersebut karena bis mereka mengalami bocor ban yang tidak jauh dari tempat peristrahatan bis.
Akhrinya banyak penumpang yang disuruh untuk beristirahat dulu di tempat peristirahatan tersebut. Mereka pun beramai-ramai turun dari bis dan menuju tempat peristirahatan tersebut.
“Ummi ayo turun.” Ajak Marwan kepada Ummi Latifah. kini ia berdiri dan menuju jalan keluar bis.
“Ia.” Ummi Latifah sedikit mengangkat pantatnya pertanda ia juga turun dari bis itu.
Akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat peristrahatan itu. Sekilas dilihat mereka seperti anak dan ibu. Marwan yang bertubuh tinggi 175 cm berbanding dengan tinggi Ummi Latifah 155 cm. Marwan sedikit mencuri kesempatan memandangi Ummi Latifah yang berjalan disampingnya itu.
Kejadian yang tak terduga saat ban bis bocor itu membuat Marwan sedikit bernafsu. Memang awalnya ia tak berniat apa-apa dengan Ummi Latifah. namun kejadian tadi membuat ia bernafsu. Walaupun hanya sebentar payudara Ummi Latifah bersandar di paha nya.
Sekilas tentang Marwan. Ia seorang mahasiswa seni yang sudah hampir 7 tahun belum menamatkan kuliahnya. Ia anak dari seorang pengusaha kelas kakap. Walau begitu orang tuanya tak menanyakan kenapa ia kuliah seni dan kenapa ia belum tamat. Ya orang tua Marwan termasuk orang tua yang memanjakan Marwan dan marwa juga bukan anak yang minta dimanjain. Ia memang tertarik dengan dunia seni dari kecil dulu.
Akhirnya sampailah mereka berdua dan penumpang lainnya di tempat singgah itu. Marwan lalu mengajak Ummi Latifah untuk duduk disudut.
“Ummi mau minum apa?” tawar Marwan.
“Air putih aja.” Jawab Ummi Latifah.
Marwan lalu membeli 2 botol air mineral.
“Ini ummi. Airnya.” Marwan memberi air botol mineral kepada Ummi Latifah dengan tangan kanannya.
“Ia terima kasih ya. Berapa?” tanya Ummi Latifah.
“Udah gak apa ummi.”
“Maaf ya udah ngerepotin.”
“Gak apa lah ummi. Nyantai aja.”
Lalu Ummi Latifah pun membuka botol dan mulai meminumnya. Marwan hanya mmandangi Ummi Latifah dengan takjub. Perasaannya untuk bisa mendekati Ummi Latifah semakin kenccang di dada.
Waktu menunujukkan pukul 10 malam dan tanda-tanda bis belum selesai di perbaiki.
Ummi Latifah tampak gelisah. Lalu ia berdiri dan mengambil hp nya.
“Halo. Mahmud.”
“Ia ummi.”
“Bis ummi ban nya bocor dan masih dalam perbaikan. Mungkin subuh ummi sampai di terminal. Kamu tidur aja dulu. Nanti ummi kabarin lagi ya.”
“Ia sudah ummi. Hati-hati ya.” Sambil menutup telponnya.
Saat itu Mahmud sedang bersama ummu afra diatas tempat tidur. Keduanya baru hendak berisitirahat.
“Ummi pulang jam berpa mas?” tanya ummu afra.
“Subuh. Soalnya ban bis nya bocor.“ jawab Mahmud.
“Oh. Ya udah mas tidur dulu nanti Rizka bangunin.” Tawar ummu afra.
“Ia dek.” Lalu Mahmud mencium ummu ara dan dibalas dengan mesra olehnya.
Saat berdiri dan menelpon sang putranya tanpa Ummi Latifah sadari mata Marwan sedang berusaha menelanjangi dirinya. Tubuh Ummi Latifah yang tertutup gamis lebar itu tak mampu membuat lekuk tubuhnya tertutup sempurna. Entah karena pikiran Marwan yang sedang berkecamuk dengan nafsunya yang membuat ia tak bisa berpikir jernih lagi.
Ummi Latifah lalu kembali ke tempat duduk mereka.
“Marwan. Ummi ke toilet dulu ya. Ummi boleh titip tas ummi.” Ummi Latifah meminta kepada Marwan.
“Ia ummi. Marwan jagain. Tenang aja” sambil tersenyum.
Tak lama Ummi Latifah pun membelakangi Marwan. Tampak oleh Marwan goyangan pantat Ummi Latifah yang sebenarnya tertutup itu. Tapi nafsu dikepalanya sudah meninggi.
Sadar dari lamunan akan kemungkinan untuk bersetubuh dengan Ummi Latifah.
“Gila. Apa gue entot aja ya. Tapi gimana mulainya. Gak mungkin lah Ummi Latifah ini gampangan. Dari ceritanya dan perilakunya nampak ia ini alim.” Pikiran Marwan berbicara.
Saat sedang berpikir seperti itu ia menyenggol tas nya dan ia melihat ada sebuah botol kaca kecil.
“Eh ini kan obat perangsang si Roby.” Bathinnya.
Ia melihat botol air minum Ummi Latifah diatas meja didepannya. Diperhatikannya sekeliling dirinya. Beruntung semua orang pada sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang tertidur, makan dan bermain HP.
Ia lalu mengambil botol kecil obat perangsang itu lalu menetaskan nya didalam air mineral Ummi Latifah. obat perangsang yang jernih itu membuat tak terlihat setelah dimasukkan kedalam air mineral tersebut.
Ia mulai menggoncangkan pelan-pelan agar air tersebut tidak berbuih. Ia takut Ummi Latifah curiga.
10 menit kemudian Ummi Latifah kembali ke tempat duduk mereka.
“Kok lama ummi?” tanya Marwan
“Ia ngantri tadi.” jawab Ummi Latifah
“Ya udah saya ke toilet dulu ya ummi. Gantian.” Pinta Marwan.
“Ia.” Jawab Ummi Latifah dengan tersenyum.
Saat Marwan berjalan ke toilet nampak olehnya Ummi Latifah meneguk air minum tersebut.
“Yes.” Bathin Marwan.
Part II
Didalam toilet Marwan membayangkan apa yang akan dilihatnya nanti. Sesosok tubuh yang ingin dilihatnya secara telanjang. Siapa lagi kalau bukan tubuh Ummi Latifah.
10 menit ia keluar dari dalam toilet. Ia membenarkan celananya yang tak bisa menampung penis besarnya itu. Membayangkan menikmati tubuh seorang ummahat yang cantik.
Perlahan laju langkah kaki Marwan menghampiri Ummi Latifah. dipandanginya botol air Ummi Latifah yang tinggal separuh. Itu artinya ummi latiah sudah meminum obat perangsang yang di masukin dalam air mineral tersebut. Tampak senyum nakal Marwan.
“Ummi.” Marwan membuka pembicaraan.
“Eh ia.” Jawabnya.
“Haus ya ummi.” Marwan berbasa-basi.
“Ia ni. Haus ummi. Lama juga ternyata bisnya bener.” Ummi Latifah nampak sedikit kesal.
“Ya sabar aja ummi. Pasti bentar lagi kelar. Ummi mau makan dulu?” ajak Marwan.
“Hmmm. Boleh lah.”
“Yuk kesana ummi.” Sambil Marwan beranjak menuju kantin.
Sebenarnya alasan Marwan mengajak Ummi Latifah makan tak lain agar air minum Ummi Latifah cepat habis.
Akhirnya selama kurang lebih setengah jam mereka menghabiskan waktu dikantin tersebut. Nampak air mineral Ummi Latifah sudah habis dan Marwan kembali membeli air mineral lagi.
Tampak sebuah bis masuk dipelataran temoat peristirahatan tersebut. Kondektur bis lalu mulai memerintahkan para penumpang untuk kembali naik bis.
Tak lama semua penumpang akhirnya kembali masuk kedalam bis. Ummi Latifah kini merasakan ada sesuatu dalam dirinya. Terlebih suasana malam hari ini membuat gairah seks nya perlahan muncul. Tampak reaksi dari obat perangsang yang Marwan berikan sudah mulai bekerja.
“Ummi duduk bareng lagi ya.” Tawar Marwan.
“Ia.” Entah kenapa Ummi Latifah mengiyakan ajakan Marwan tersebut.
Bis melaju perlahan. Lampu kemudian mulai dimatikan oleh supir bis. Nampak dari banyaknya penumpang mulai merebahkan kepala mereka di bangku untuk mengsitirahatkan badan mereka.
Perjalanan yang akan memakan waktu selama 5 jam ini kembali berjalan. Ummi Latifah mulai tampak gelisah dengan hasrat dirinya yang tiba-tiba naik. Libido yang selama 7 tahun ini terpendam mulai kembali bergairah.
Sudah selama 7 tahun ini Ummi Latifah menahan hasrat kewanitaannya setelah sang suami sakit dan tak mampu lagi untuk bersetubuh. Dirinya yang termasuk wanita baik-baik selama ini tak pernah mengenal namanya masturbasi. Ia mampu menahan segala godaan duniawi tersebut.
Dirinya kini mulai merasakan hal-hal yang membuat tubuhnya sangat sensitif untuk saat ini. Marwan yang sadar kalau obat perangsangnya mulai bekerja perlahan-lahan sengaja membenturkan tubuhnya ke tubuh Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mencoba melawan hasrat seksualnya ini namun tubuhnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Kini nafsu terpendam yang mampu ditahan Ummi Latifah nampaknya sudah bobol oleh obat perangsang Marwan yang kuat tersebut.
Setengah jam perjalanan dan nampak disamping bangku mereka berdua tidak ditempati oleh orang lain. Dan penumpang dibagian paling belakang sudah pada tidur. Sementara kondektur dan supir bis hanya asik berccengkrama didepan.
Marwan mulai mendekati tangannya ke paha Ummi Latifah. ia sudah sangat percaya diri bahwa Ummi Latifah tidaka akan melawan. Selama perjalanan berlangsung Marwan memang tidak mengajak Ummi Latifah mengobrol. Hal ini ia lakukan untuk mengetahui reaksi obatnya.
Kini perlahan tangan itu mulai meraba naik turun paha kanan Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan itu mencoba menepis tangan Marwan.
“Marwan apa yang kamu lakukan.” Suaranya sedikit mendesah namun pelan.
“Ummi cantik deh.” Sambil kini tangan kanannya memegangi wajah Ummi Latifah.
Ummi Latifah yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba kembali menepis tangan Marwan.
“Jangan kurang ajar kamu.”
“Udah ummi nikmatin aja.”
Dengan keberaniannya Marwan mulai mencium mulut Ummi Latifah yang saat itu hendak berteriak. Namun kecepatan mulut Marwan mampu meredam suara teriakan yang akan dikeluarkan Ummi Latifah.
Emmmphhhhh…..
Emmmmppppphhhhh….
Ummi Latifah mencoba melepaskan ciuman Marwan. Namun Marwan yang sudah siap kini mulai
Memgangi tangan Ummi Latifah yang mencoba memukul Marwan. Mendapat cumbuan Marwan yang ganas dan pengaruh obat perangsang membuat perlawanan Ummi Latifah menjadi tidak berarti.
Disatu sisi dirinya mencoba menghindari peleccehan oleh seorang pemuda yang dianggapnya baik itu. Namun disisi lain dirinya yang sudah 7 tahun tidak mendapatkan rangsangan birahi kini mulai mencoba menikmatinya.
Sekitar 5 menit kemudian lumatan Marwan mulai menemui hasil. Mulut Ummi Latifah yang mendapat cumbuan itu akhirnya terbuka. Kini lidah Marwan mulai menyentuh lidah Ummi Latifah itu.
Perasaan senang menghampiri dirinya. Tak ia sangka akhirnya kini Ummi Latifah dapat ia taklukkan. Perlahan-lahan tangan mawrwan melepaskan tangan Ummi Latifah. ia ingin tahu apakah mangsanya kini sudah masuk kedalam permainannya atau belum.
Marwan mendapati kini tangan Ummi Latifah sudah tak segesit tadi. bahkan lumatan bibir Marwan kini perlahan-lahan mulai dibalas Ummi Latifah. tampak obat perangsang itu sudah mulai membuat dirinya lupa bahwa ia seorang ummahat alim yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain. Namun kini ia tak bisa berbuat banyak efek obat perangsang yang diminumnya membuat peminumnya melepaskan semua hasrat seksual. Apalagi ia yang sudah 7 tahun tak tersentuh kini menemui puncak seksual yang harus dituntaskan.
Tangan Marwan kini mulai membelai payudara Ummi Latifah dari luar. Payudara yang tertutup rapat itu kini mulai dirangsang oleh Marwan. Ummi Latifah mencoba memegang tangan Marwan untuk menghentikan. Namun yang terjadi tangan Ummi Latifah seperti hanya menyentuh yang mmbuat nafsu Marwan semakin menjadi-jadi.
Kini ia mulai meremas dari balik gamis Ummi Latifah. sementara itu tangan Marwan mencoba membuat tangan Ummi Latifah untuk memegang penisnya yang masih didalam celana jeans tersebut.
Ummi Latifah mengikuti kemauan Marwan. Mulut mereka masih bercumbu dengan dasyatnya. Tangan lentik Ummi Latifah kini mulai menaik turunkan di celana Marwan. Sedikit terkejut Ummi Latifah mendapati penis besar Marwan dibalik celan tersebut. Baru kali ini dalam hidupnya ia memegang penis selain suaminya.
Bis hanya berjalan perlahan dikegelapan dan dinginnya malam itu. Supir dan kondektur hanya menikmati lagu dari dalam bis dan mengeluarkan obrolan-obrolan mereka berdua. Sementara itu dua anak manusia yang duduk dibelakang sedang menikmati hasrat seksual mereka dan bangku bis menjadi saksi akan pintu gerbang perzinahan ini.
Lumatan-lumatan dari kedua pasangan manusia yang berbeda umur ini semakin menjadi. Obat perangsang itu mampu membuat Ummi Latifah lupa akan statusnya ini.
Emmmpppphhhh….
Suara Ummi Latifah menyelimuti suasana bis tersebut. Beruntung bis yang menyalakan lagu membuat suaranya tidak terdengar. Hanya mawran yang mendengar betapa merdunya suara ummahat alim ini.
Kini Marwan melepas ciuman nya. Nampak Ummi Latifah sedikit merasa lega.
“Ummi mau kita lanjutin.” Bilang Marwan disela permainan yang akan dia lanjutkan.
“Marwan apa yang udah kita lakukan.” Seperti tersadar Ummi Latifah mulai menyadari.
“Hanya menyampaikan hasrat seksual ummi.” Jawab Marwan santai.
“Ini salah Marwan. Ini dosa.” Ummi Latifah mencoba bersuara dan memalingkan wajahnya kebawah.
Tapi Marwan langsung mulai kembali memgeang tangan Ummi Latifah.
“Marwan mau apa kamu.” Tanya Ummi Latifah.
“Ssstttt…” Marwan menangkupkan tangannya kemulut Ummi Latifah.
“Sudahlah ummi. Ummi menikmati juga kan.” Marwan menanggapi dengan santai
“Tapi. Ini salah.” Ummi Latifah mencoba mengingatkan kembali.
Kembali Marwan memalingkan wajah cantik itu kehadapannya dan sejurus kemudian ia mulai kembali melumatnya.
Ummi Latifah bukannya melawan malah kini ia juga membalas. Ia seperti seorang wanita yang malu-malu kucing dalam keadaan seperti ini.
Perlahan tangan Marwan membuka resliting celana nya.
Tampak sebuah penis berukuran jumbo dengan kepala penis yang seperti jamur itu keluar dengan gagahnya.
Ummi Latifah yang sedikit kaget saat tangannya diarahkan untuk memegang penis jumbo tersebut. Tangan Marwan seperti menginstruksikan tangan Ummi Latifah untuk menaik turunkan di penis besarnya tersebut.
Ummi Latifah yang tak pernah melakukan kocokan di penis seperti kebingungan. Marwan melepaskan ciumannya.
“Ummi dikocok dong.”
“Kayak gini ummi. Tapi pelan-pelan sakit soalnya.” Marwan menginstruksikan.
Ummi Latifah seperti terhipnotis malah mulai mengikuti keinginan Marwan tersebut.
Kini ia mulai menaik-turunkan tangan kanannya dipenis Marwan. Ummi Latifah sempat kaget. Bagaimanapun ini adalah penis kedua dalam hidupnya yang ia lihat. Sangat jauh sekali dengan penis almarhum suaminya yang mungkin tak lebih dari setengah penis Marwan.
Pikirannya mulai mengodanya. Bagaimana kalau penis besar ini mulai memasuki area kewanitaan dirinya.
Namun tak sampai 3 menit saat tangan Ummi Latifah mulai mengocok penis Marwan.
“Ummi coba dikulum.” Marwan meminta.
“Dikulum.” Ummi Latifah bertanya heran.
“Ia ummi masukin kontol ini kedalam mulut ummi.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah menggeleng. Ia merasa jijk dan selama hidpunya ia tak pernah memasukkan penis suaminya kedalam mulutnya. Ia masih memelihara kesopanan dan etika dalam bercinta.
Marwan lalu dengan sedikit agak memaksa lalu menarik sedikit kepala Ummi Latifah. Ummi Latifah mencoba menghindari penis Marwan. Namun tangan Marwan diatas kepalanya sedikit mulai menekan.
Perlahan Ummi Latifah menoleh kekanan-dan ke kiri. Ia mencoba untuk tidak melakukan perbuatan hina ini.
“Ummi ayo lakuin.” Sambil tangan nya mencoba memaksa.
Namun kegigihan Ummi Latifah untuk tidak melakukan kuluman membuat Marwan menaikkan kembali kepala Ummi Latifah.
“Kenapa ummi gak mau nurut.” Tanya Marwan.
“Masa dsini Marwan.” Jawab Ummi Latifah.
“Jadi ummi mau dimana.”
“Jangan disini.” Entah kenapa ia menjawab hal yang tak seharusnya ia lakukan.
Tempat lain mau.” Tawar Marwan.
Ia hanya menundukkan kepalanya. Lalu Marwan menaikkan kepalanya dan menatap wajah sayu Ummi Latifah.
“Gimana di hotel aja ummi.” Ajak Marwan.
“Ummi jawab dong.”
Ummi Latifah hanya mengangguk perlahan.
Kini kembali Marwan memagut bibir Ummi Latifah. Ummi Latifah pun membalas pagutan dari Marwan dengan kembali bergairah. Sementara tangannya kini kembali memegang penis Marwan.
Sekitar setengah jam pertarungan menuntaskan hasrat birahi di dalam bis yang berjalan itu. Kini Marwan tidak hanya memnagut namun juga mulai mencoba untuk memasukkan tangannya di dalam gamis itu.
Tangan Marwan mulai bergerilya didalam gamis tersebut. Payudara Ummi Latifah yang tidak terlalu besar dan kecil tersebut nampak mulai menegang akan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.
Sedang asyik memagut dan mencium tanpa suara dan Ummi Latifah kini tampak pasrah hanya mengikuti permainan tiba-tiba bis menghidupkan lampunya.
Ummi Latifah dan Marwan sedikit kaget. Lalu keduanya menghentikan permainan panas tersebut.
Ummi Latifah nampak sedikit ketakutan. Bagaimanapun ia baru pertama kali melakukan perbuatan tercela ini.
Namun Marwan memegang kepala Ummi Latifah.
“Udah ummi. Tenang. Gak ketahuan kok.” Marwan mencoba menenangkan.
Ummi Latifah hanya membalas dengan pegangan tangannya di tangan Marwan. Menandakan ia berharap Marwan mampu membuatnya tenang.
Bis perlahan mulai masuk kembali di tempat persinggahan. Sudah 2 jam ternyata perjalan yang mereka lalui.
Jam menunukkan pukul 1 malam lebih.
Marwan dan Ummi Latifah merapikan pakaian mereka yang sdikit kusut akan permainan tadi. semakin lama Ummi Latifah merasakan bahwa kini dirinya sudah sangat terangsang dan ingin merasakan persetubuhan yang sudah 7 tahun tidak ia dapatkan.
Obat perangsang Marwan memang semakin lama membuat orang yang meminumnya melupakan pikiran jernihnya. Dalam arti kata membuat sang peminum lebih berhasrat dan mengikuti saja lawan main yang akan dihadapinya. Tembok iman atau akal tak mampu melawan hasrat yang sudah menggebu-gebu ini.
Marwan kini mulai keluar dari bangkunya. Ia dan Ummi Latifah memang tampak mengambil urutan terakhir.
“Ayo ummi.”
“Ia.”
“Ummi kita ke hotel dulu ya?” ajak Marwan.
“Ia tapi saya nanti dijemput anak saya.” Ummi Latifah nampak cemas.
“Udah nanti Marwan yang antar ummi.” Marwan menenangkan.
Ummi Latifah yang sudah tak dapat berpikir jernih itu hanya mengiyakan. Dan tak lama kemudian ia menuliskan pesan kepada sang anak.
Mahmud ummi jumpa teman ummi di terminal.
Ummi akan mampir kerumahnya dulu. Jadi tak usah kamu jemput ya nak.
Ummi Latifah mengirim sms nya kepada sang anak.
Kini Marwan dan Ummi Latifah turun dan memesan ojek yang kebetulan ada di terminal tersebut.
Kini mereka berdua berjalan menuju hotel dikota tersebut.
Marwan dan Ummi Latifah sampai di hotel melati dikota tersebut. jam sudah menunjukkan pukul stengah 2 pagi. Marwan lalu memesan 1 kamar hotel.
Saat tiba di lobi hotel tampak Ummi Latifah sedikit menundukkan wajahnya kepada resepsionis hotel. Ia masih sedikit malu bahwa ia akan melakukan perbuatan tercela ini. Namun hasrat seksualnya mengalahkan semuanya.
“Selamat pagi. Mau berapa kamar mas?” tanya sang resepsionis yang kebetulan adalah seorang wanita berumur 20 tahun.
“1 aja.” Jawab Marwan.
“Untuk berdua.” Kembali sang resepsionis bertanya.
“Ia kami ini anak dan ibu. Kondisi keuangan saya lagi seret. Gak apa kan.” Marwan to the point.
“Gak apa-apa mas. Ini kunci kamarnya.” Kata sang resepsionis sambil menyerahkan kunci kamar hotel tersebut.
“Terima kasih.” Kata Marwan.
“Ayo ummi.” Ajak Marwan.
Kini keduanya mulai berjalan menuju kamar hotel tersebut.
Saat itu Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Hasrat biologis tubuhnya teramat ingin dituntaskan.
Akhirnya kini keduanya sudah masuk didalam kamar hotel tersebut. hanya ada satu kasur besar di dalam kamar hotel tersebut.
Marwan lalu mengunci pintu kamar dan Ummi Latifah berjalan menuju meja yang ada dikamar tersebut untuk meletakkan tas yang dia bawa.
Saat itu ia membelakangi Marwan yang sudah melepaskan tas nya dan dengan sigap Marwan mulai memeluk tubuh Ummi Latifah. Marwan yang tinggi itu lalu mulai membalikkan badan Ummi Latifah.
Dengan tanpa banyak berkata lagi ia lalu memagut bibir Ummi Latifah kembali. Kini keduanya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Ummi Latifah malam itu tampak mulai mengikuti apa kemauan Marwan.
Emmmmpppphhhh….
Suara ciuman kedua insan yang sudah dilanda asmara terlarang itu kembali menyeruak di kamar hotel tersebut.
Marwan yang tak hanya ingin mencium Ummi Latifah mulai meremas bagian pantatnya tersebut. kenyal sekali pantat ummahat alim itu. Remasannya membuat nafsu Ummi Latifah kembali dipicu. Kini terlihat tangan Ummi Latifah memegangi kedua dada bidang Marwan yang masih tertutup switer tersebut.
Tangan keduanya kini mulai merabai bagian tubuh yang bisa dibelai.
Sekitar 7 menitan aksi keduanya lalu Marwan menghentikan ciuman itu.
“Ummi tunggu dikasur dulu.” Perintah Marwan.
Ummi Latifah lalu menuju ke kasur.
Marwan lalu mengambil tas yang dia pakai lalu kemudian ia mengambil sebuah handycam. Diletakkanya handyam itu mengarah kearah kasur.
Ummi geser sedikit ketengah.” Perintah Marwan kepada Ummi Latifah agar ia duduk di tengah pinggiran kasur tersebut.
Ummi Latifah pun mengikuti perintah Marwan. Saat sudah siap dengan posisi handyccam itu. Marwan lalu kembali menuju kasur.
Ia kini mulai mendekati ummahat cantik dan alim itu. Kembali tangan nya mulai memegangi kepala Ummi Latifah dan sejurus kemudian kembali lumatan bibirnya menghantam bibir indah Ummi Latifah tersebut.
Emmmmppphhhh….
Lama mereka berciuman. Lalu Marwan melepas bibirnya. Ia sudah tak sabar untuk melihat tubuh bugil sang ummahat yang dijebaknya ini.
“Ummi buka dulu yuk gamis ummi.”
Marwan lalu mencoba membuka gamis Ummi Latifah dari belakang. Ummi Latifah pun hanya mengikuti perintah Marwan. Ia kemudian sedikit berbalik membelakangi tubuh indahnya tersebut. Marwan lalu membuka resliting gamis tersebut. perlahan-lahan kini ia melihat punggung putih mulus Ummi Latifah.
Setelah selesai melepaskan gamis atas Ummi Latifah. Marwan tak sanggup untuk menahan tangannya dengan membelai punggung Ummi Latifah tersebut. ia Cuma bisa kagum mungkin inilah persetubuhan yang nikmat yang akan dia jalani. tubuh Ummi Latifah yang putih mulus ini tak kalah dengan tubuh mulus abg yang pernah dientot dirinya.
Kini ia kembali membalikkan badan Ummi Latifah masih. Kini ia melepaskan pengait bh dari tubuh Ummi Latifah. tampak kini dua payudara Ummi Latifah yang menegang dan membentuk bulat sempurna. Meskipun tidak sebesar punya ummu afra. Namun dengan bentuk indah tersebut tak ada mungkin laki-laki yang menolak jika dijejali payudara ummahat alim ini.
Marwan lalu mulai mengemut puting payudara Ummi Latifah.
Arggghhhh….
Ummi Latifah menahan gairah seksualnya. Bibir bawahnya nampak tergigit oleh giginya. Marwan yang tahu kalau Ummi Latifah sudah ia kuasai mulai melancarkan serangan yang akan membuat Ummi Latifah akan mengenangya seumur hidup.
“Arggghhhhh Marwan… isappppp teruuuusssss……..”
Tampak Ummi Latifah sudah mulai masuk dalam permainan ini.
Kini tangannya juga aktif menjambak rambut Marwan yang gondrong itu. Tangan Marwan juga tak kalah ganasnya meremas payudara Ummi Latifah.
Puas dengan payudara Ummi Latifah Marwan berheni sebentar. Ia lalu menyuruh Ummi Latifah untuk berbaring ketengah aksur tersebut.
“Ummi baring dulu kesana.”
Ummi Latifah lalu mengambil posisi berbaring ditengah kasur tersebut.
Marwan lalu berdiri dan melepas semua pakaian nya tersebut. ummu afra memandangi lawan seks terlarangnya ini dengan takjub. Marwan membuka switer dan bajunya. Tampak oleh Ummi Latifah tubuh kekar Marwan. Nafsunya kembali bangkit. Sepertinya ia mengalami puber keduanya malam ini. seakan ia merasa pertama kali ketika sang suami memerawaninya dimalam pernikahan mereka 27 tahun yang lalu.
Kini ia mulai melihat Marwan yang sudah telanjang bugil memandangi dirinya yang masih menyisakan rok panjang dan jilbabnya.
Tampak dengan gagahnya Marwan mendekati Ummi Latifah. penis besar yang sempat tadi dilihat dan dipegangnya kini mulai tampak lebih gagah.
Penis Marwan yang memiliki kepala jamur yang cukup besar dan batang penis yang panjang serta gemuk itu membuat Ummi Latifah meneuk air ludahnya.
Marwan lalu mulai mendekati rok panjang Ummi Latifah dan dengan sekali hentakan dan bantuan ummi latiah kini rok panjang itu lolos.
Marwan menelan ludahnya tak dia sangka begitu mulusnya tubuh Ummi Latifah. tak ada lecet atau perut yang tampak buncit. Tubuh sempurna yang pernah ia lihat selama ini. kini ia mulai memegang vagina Ummi Latifah yang masih berbalut cd itu.
Terlihat basah yang menandakan baha Ummi Latifah juga begitu bernafsu. Perlahan-lahan jari-jari Marwan mulai bergerak dan mencoba untuk kembali merangsang Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah yang masih mengenakan kacamata itu terlihat meliuk-liukan tubuhnya saat dirangsang.
Tak mau berlama-lama Marwan lalu menarik cd Ummi Latifah dan membuang nya ke samping kasur. Kini resmi sudah mahkota Ummi Latifah yaitu payudara dan vagina nya terpampang kepada laki-laki yang bukan muhrimnya.
Wow…
Marwan kembali terperangan dilihatnya vagina Ummi Latifah yang sedikit dihiasi bulu jembut itu. Memang Ummi Latifah sering mencukur bulu jembutnya agar bersih. Terlebih vagina Ummi Latifah tak kalah indahnya dengan vagina gadis-gadis bahkan tak kalah jauh dengan milik sang menantu Rizka. Tak nampak bekas hitam ataupun jejak yang membuat vaginanya tak sedpa dipandang.
Kini Marwan mulai menaiki tubuh Ummi Latifah. Ummi Latifah memandang tubuh laki-laki diatsnya kini dengan senyuman penuh nafsu. Berharap nafsunya yang sudah terpendam selama 7 tahun ini dituntaskan.
Tapi bukan Marwan namanya yang langsung memasukkan penis besarnya kedalam vagina Ummi Latifah. ia kemudian kembali menciumi wajah, bibir Ummi Latifah dan tak lupa kedua tangannya meremas dengan ganas payudara Ummi Latifah itu. Dicubit dan diremas dengan sedikit kuat untuk menaiikan batas libido Ummi Latifah.
Emmmppphhhh….
“Arggghhhhh…. Marwan apa yang kamu lakuin kepada ummi…”
Desah Ummi Latifah saat Marwan merangsang dirinya.
Kini kepala Marwan mulai menuruni payudara Ummi Latifah, menuruni perut serta sedikit jilatan yang membuat tubuh Ummi Latifah belingsatan dan kini lidah itu sampai di vagina cantik yang diimpikan setiap kaum adam didunia ini.
Perlahan-lahan lidah Marwan menyapu cairan suci Ummi Latifah. sapuan-sapuan lidahnya membuat desahan Ummi Latifah terdengar indah didalam kesunyian.
Arrggghhhhh……
“Arrrggghhhh…. gellliiiiii….”
Arggghhhhh…..
Tak hanya lidah. Jari-jari Marwan pun ikut menusuk dimana jari-jari lainnya juga menjawili puting susu payudara Ummi Latifah.
Tak lama rangsangan yang diberikan oleh Marwan. Ummi Latifah akan mendapatkan orgasmenya yang pertama dalam seumur hidupnya. Ada rasa yang aneh saat ia mendadak merasakan bahwa akan ada sesuatu cairan yang akan keluar dari dalam vaginanya. Selama ia bersetubuh dengan suaminya belum pernah ia mengalami hal yang seperti ini.
Setiap bagian tubuhnya sangat sensitif dan akhirnya sebuah caitan yang sudah tak mampu lagi bertahan akhirnya keluar….
Creeetttttt…. creettttttt…..
Arggghhhhh……. arggghhhh…..
Ummi Latifah mengalami orgasme yang hebat. Badannya langsung menegang dan terangkat. Tangannya memegang sprei dan kepala Marwan. Sementara itu Marwan menahan pinggul Ummi Latifah. dan dengan sigap diminumnya semua air cinta Ummi Latifah.
Arggghhhhhh…. masih sedikit terdengar desahan Ummi Latifah.
Setelah beres menjilati sisa-sisa air cinta Ummi Latifah. Marwan lalu bangkit dan menuju ke meja. Diambilnya air minum dan ia mendekati Ummi Latifah dibangunkannya badan Ummi Latifah.
“Gimana ummi. Enak gak.”
“Enak.”
“Mau lagi.”
Ummi Latifah menganggukkan kepalanya.
Tapi sebelum itu. Marwan lalu menyuru Ummi Latifah melepas kacamatanya dan menaruhnya di meja beserta air minum.
“Oke. Tadi ummi udah Marwan kasih kenikmatan. Sekarang ummi gantian kulum punya Marwan.” Ajak Marwan.
“Tapi. Ummi belum pernah.” Ummi Latifah menjawab.
“Udah sini ummi tunduk.”
Kini Marwan duduk di pinggir kasur. Ummi Latifah disuruhnya untuk berlutut di bawah kakinya. Ia melihat wajah Ummi Latifah dan mendekatkannya ke penis besarnya.
Ummi Latifah hanya mengikuti kemauan Marwan. Perlahan tangannya mulai memegang penis besar itu. Terlihat bahwa tangan itu tampak kecil untuk menggenggam penis Marwan.
“Ayo ummi dimasukkan. Kasih ludah ummi dulu biar licin.”
Ummi Latifah pun mengikuti kemauan Marwan. Perlahan ia menurunkan kepalanya ke penis besar itu dan dengan sedikit membuka mulutnya dimasukkan kepala penis Marwan.
Marwan yang mendapatkan rangsangan seperti itu merasakan kepuasaan yang tiada tara. Walau ia tahu bahwa Ummi Latifah baru pertama kali melakukan ini. tapi justru disitulah sensasi bercinta yang ingin ia raih.
Perlahan-lahan kini mulut Ummi Latifah mengulum penis Marwan. Walaupun tak semua bisa masuk. Sensasi yang dirasakan Ummi Latifah juga tak kalah sensassonal. Bau penis Marwan memacu libidonya untuk melakukan perbuatan terlarang ini.
“Terus ummiii.. ya gitu.” Sambil tangannya menaik-turunkan kepala berjilbab biru itu.
Lama Ummi Latifah melakukan kuluman. Walau masih terlihat amatir tapi membuat Marwan hampir orgasme. Sadar ia mulai dikuasai nafsu berlebih. Ia pun menyetop perbuatan Ummi Latifah.
“Udah ummi cukup.”
Ummi Latifah nampak lega. Bagaimanapun penis besar itu membuat ia juga susah bernafas. Marwan tanpa ba bi bu langsung menarik ummu latifah untuk berdiri. Dan ia langsung kembali menaruh tubuh Ummi Latifah untuk terlentang. Nafsunya yang sudah sangat tinggi itu membuat ia segera mengeksekusi Ummi Latifah.
Kini tubuh Ummi Latifah kembali terbaring di kasur. Sementara itu tubuh laki-laki diatasnya mulai menggesekan penisnya di vagina Ummi Latifah. Marwan lalu menciumi mulut Ummi Latifah yang dibalas dengan Ummi Latifah. kini tangan kedua anak manusia ini aktif meraba dan membelai tubuh untuk menuntaskan nafsu yang msudah tinggi ini.
Marwan mulai yang merasa sudah siap untuk memasukkan penis besarnya lalu melpas ciumannya.
“Ummi. Marwan masukin ya.”
Ummi Latifah hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui perzinahan yang akan ia lakukan ini.
Perlahan Marwan mulai mengangkangkan kaki Ummi Latifah dan kini penisnya mulai mengarah ke bibir vagina Ummi Latifah. nampak hangat rasanya penis Marwan. Tangannya memegangi batang penisnya dan dengan lembut kepala penisnya mulai masuk kedalam vagina Ummi Latifah.
Ummi Latifah bagai merasakan malam pertama dimana setiap otot vaginanya mulai merasakan sensasi yang luar biasa.
Tangan Ummi Latifah tidak tinggal diam. Tampak ia mulai membelai dan meraba dada bidang Marwan. Sementara Marwan setelah batang penis nya mulai masuk lalu memandangi Ummi Latifah. kembali ia mencium Ummi Latifah.
Sensasi yang sangat indah bagi keduanya. Marwan memegang pinggul Ummi Latifah dan dengan sekali sentakan ia lalu menerjang vagina Ummi Latifah.
Argggghhhhhhhh….
Desahan Ummi Latifah.
Tapi tak semua penisnya masuk kedalam vagina Ummi Latifah. Ummi Latifah yang mendapat serangan tak terduga itu melliukkan badannya leatas yang disambut Marwan dengan ciuman.
Emmmmppphhhhhhh….
Dan tangan Ummi Latifah seperti memukul dada Marwan. Ia merasakan sakit tapi nikmat yang ia alami untuk kedua kalinya. Seperti saat pertama kali ia hilang keperawanan. Tapi ini lebih nikmat dimana ujung jamur Marwan terasa mengenai dinding rahimnya.
Ada rasa nikmat yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata.
Marwan yang merasa bahwa kini vagina Ummi Latifah sudah mulai beradaptasi dengan besarnya penis tersebut mulai menggoyangkan pinggulnya. Sempitnya vagina Ummi Latifah membuat penis Marwan seperti mendapat pijatan yang nikmat.
Penisnya hanya bisa ia gerakkan perlahan-lahan untuk membiasakan vagina Ummi Latifah. sementara Ummi Latifah mencoba mengimbangi penis Marwan yang sedang menggenjot tubuhnya.
Argggghhhhh….
Arggghhhh…..
Hanya desahan yang kembali keluar dari mulut Ummi Latifah.
Plokkkkk….. plokkkkk…..
Marwan mulai memompa penisnya maju mundur. Sementara itu Ummi Latifah terus di rangsang dengan cubitan atau gigitan kecil di payudara nya.
Indah sekali melihat pemandangan saat wanita ccantik dan alim ini terjebak dalam perzinahan. Jilbab lebarnya tampak kusut mengikuti irama hentakan yang diterimanya. Sekali-kali Marwan menarik keatas jilbab yang menghalangi lidahnya untuk menjilat leher Ummi Latifah.
Keringat mulai keluar dari tubuh kedua anak manusia ini.
Arrggghhhyh……. Marwan….
Lama mereka bergumul dalam posisi misionary ini membuat Marwan tak dapat lagi menahan orgasmenya. Hal yang sama yang Ummi Latifah rasakan.
Genjotan-genjotan yang Marwan lakukan membuat Ummi Latifah sangat menikmati persetubuhan ini walaupun ia menikmatinya didalam pengaruh obat perangsang. Namun tetap saja hal ini membuat hasrat seksualnya kembali hidup.
Arggghhhhh…. arggghhh,……..
Croootttttt……crooooottttt…….
Crrreeeeetttttt….. creeetttttt….
Akhirnya Marwan dan Ummi Latifah berbarengan mengalami orgasme. Marwan lalu memeluk tubuh Ummi Latifah dengan erat serta mencium mulut mungil itu.
Sementara Ummi Latifah membalas pelukan Marwan dengan mengapit erat kakinya di pinggang Marwan. Dan tangannya memeluk erat leher sang pejantan yang baru saja menuntaskan tugasnya.
Plllooopppppp
Penis Marwan keluar dari sangkar Ummi Latifah. tak terasa keringat mengucur deras pada diri keduanya.
Tampak mereka berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Marwan lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Latifah juga mencobauntuk duduk. Tapi vaginanya sedikit mengalami rasa sakit. Penis besar Marwan ternyata membuat vagina Ummi Latifah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu.
Marwan yang tahu Ummi Latifah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali ia beri kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari keduanya dan hanya tatapan mata yang berbicara.
Sementara Ummi Latifah membalas pelukan Marwan dengan mengapit erat kakinya di pinggang Marwan. Dan tangannya memeluk erat leher sang pejantan yang baru saja menuntaskan tugasnya.
Plllooopppppp
Penis Marwan keluar dari sangkar Ummi Latifah. tak terasa keringat mengucur deras pada diri keduanya.
Tampak mereka berdua mengatur nafas setelah pertarungan panjang tersebut. Marwan lalu mengambil air minum di meja. Sementara itu Ummi Latifah juga mencobauntuk duduk. Tapi vaginanya sedikit mengalami rasa sakit. Penis besar Marwan ternyata membuat vagina Ummi Latifah yang untuk pertama kalinya menerima hantaman merasakan ngilu.Domino 99
Marwan yang tahu Ummi Latifah kesakitan. Lalu mendekatinya dan dengan perlahan air minum kembali ia beri kepada sang ummahat cantik ini. tak ada kata-kata dari keduanya dan hanya tatapan mata yang berbicara.