CERITA DEWASA - Cerita ngentot, namaku Yuliana bisa di panggil Yuli, usiaku saat ini 18 tahun aku terlahir dari pasangan Orlando Papahku dan Mamahku Dina, aku anak ke duadari mereka, tinggiku sekitar 167 cm dan berat badanku sekitar 49 kg. Kulitku putih, Rambutku panjang dan ukuran buah dadaku sekitar 36B. semua anggota keluargaku yang cewek semuanya berbadan seperti aku, sehingga tidak kayak cewek-cewek lain yang menyukai tubuhku yang indah sampai pada rela diet ketat.Agent domino 99 terpercaya
Om Toni ini usianya hamper kepala empat tapi beliau masih kayak anak muda karena dia ganteng dan jiwanya muda sekali, emang sih aku naksir sama dia karena dia ganteng gagah dan baik dan hobinya olahraga. Papahku kenal sama Om Toni sejak mereka masih sekulah SMA dan kuliah pun juga satu kampus dan satu jurusan, karena itu kami sekeluarga cukup dekat dekat sama keluarganya Om Toni.
Anaknya Om toni kuliahnya di Luar Negeri, sedangkan istrinya sibuk mengikuti arisan-arisan dan sering pergi dan jarang di rumah. Mamahku pun sering diajak pergi sama Tante Isti, istri Om Toni, Tapi Mamahku selalu gak mau, karena Mamahku lebih senang di rumah dari pada jalan-jalan atau bepergian gak jelas.
Dengan aku diantar sama pak supirku, akhirnya aku sampai di rumahnya Om Toni, memang rumahnya kelihatan biasa tapi di dalam ada kolam renang dan taman yang luas. Memang dari kecil aku sering diajak Papahku ke sini, tapi kali ini aku dating sendirian tanpa Mamah Papahku. Dan masih pake seragamku rok abu-abu diatas paha, dan baju seragam ku putih aku bentuk ketat, lalu aku mencoba mengetuk pintu rumahnya sambil membawa berkas berwadah amplop besar titipan Papahku.
Memang Om Toni sedang menjalankan bisnis barunya bersama Papahku bisnis jual beli Mobil, pada akhirnya Om Toni dan Papahku sering komunikasi terus. Papahku karena ada rapat yang tidak bisa ditunda, maka itu surat akulah yang memberikan pada Om toni.
Pembantu nya lah yang membukakan pintu. Aku di persilahkan masuk oleh pembantunya, lalu pembantunya berkata,
“Bapak toni sedang berenang Mbak,, Tunggu sebentar saya kasihtau Bapak Toni kalau Mbak sudah datang.”
“Makasih Bik.” jawabku sambil duduk.
Aku sudah hampir lama menunggu kira-kira 15 menit, Bibi tidak kelihatan juga, dan Om Toni pun juga gak kelihatan-kelihatan. Aku jenuh dan akhirnya aku jalan-jalan ke sekitar rumah Om Toni dan akhirnya aku nyampai belakang ada pintu lagi karena aku penasaran akhirnya aku menuju pintu itudan akhirnya , Kubuka pintunya ternyata ada kolam renang dan di tepi kolam renang itu ada Om Toni, beliau udah selesai renang dan waktu itu beliau baru ngeringkan tubuhnya pakai handuk.
Di pikiranku karena melihat tubuhnya Om Toni yang kekar dan gagah dan didadanya ada bulu-bulunya, dan di kakinya juga bulunya banyak sampai ke paha Om Toni. Aku pun melihat semua itu terasa kayak Nafsu, dan rasanya aku ingin bercinta sama beliau. Om Toni tiba-tiba pandanganya menuju ke arahku, Beliau langsung memanggilku dan di suruh. Kesana (menuju ke arah Om Toni).
“Hai,, Yuli, sedang apa kamu disitu , kesini cepat, Sambil tanganya Om toni memangil-manggil..?” Om Toni.
“Ya Om, sambil aku berjalan menuju Om Toni” aku
Lalu om Toni Tanya padaku,
“Gimana kabar kamu Yuliana,,,?” Tanya Om Toni.
“Baik Om,,” jawabku.
Om sendiri gimana kabarnya..?” Tanya ku kembali.
“Om baik-baik saja. Jawab Om Toni.
Kamu apa baru pulang dari sekolah..?” tanya Om Toni sambil memandangku dan matanya melihatku dari ujung atas sampai ujung ke bawah.
Om Toni tatapanya berhenti saat melihat di buah dadaku yang masih memakai seragam osis yang ketat, Dan aku hanya bisa tersenyum saat melihat tonjolan di celana renang Om Toni yang ketat dan mengeras.
“Iya Om, Tadi ada jam tambahn di sekulah.
Tante Ima mana Om kok gak kelihatan..?” tanyaku sambil basa-basi.
“Tante Ima lagi ke Jogja sama teman-temannya arisan,”. Jawab Om Toni.
“ Om berarti ditinggal sendirian di rumah?.” Tanyaku kembali.
“Iya ni udah dua hari aku di tinggal Tantemu ..” jawabnya Om Toni.
“Ke dalam yuk Yul..?!” Om toni mengajaku ke dalam.
Lalu akhirnya aku mau ke dalam dan udah sampai ke dalam om toni nawari,
“Kamu mau minum apa Yul..?” tanya Om Toni.
“Air putih dingin aja Om, biarseger.” jawabku asal.
Sambil menunggu Om Toni menuangkan air dingin ke gelasku, aku pindah duduk di sebelah meja dan berpepetan dengan antara kursi tapi mejanya agak tinggi.
“Duduk sebelah sini ya Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkanrok ku terbuka dan paha putihku makin tinggi jadi terlihat.
“Boleh Yul, anggap aja rumah sendiri.” kata Om Toni sambil mendekatiku dan membawa gelas yang diisi air dingin tadi.
Eh gak tau kenapa pandanganya semakin menuju ke bawah dan saat melihatku duduk yang menggoda, sampai-sampai Om toni terpeleset saat memandangku, kakinya tersandung keset yang berada di lantai dan Om Toni pun sedang bawa air minum tadi sampai tertumpah hingga kena baju dan rokku yang aku pakai.
“Aaahhhhhh..!” aku kaget.
Kedua tangan Om Toni langsung menggapai pahaku biar tidak jatuh.
“Aduh.., gimana sih Om..? Om nggak sengaja Yul. Maaf ya, baju kamu jadi basah. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Toni sambil mengambil lap dan bermaksud mengelap bajuku yang aku pakai.
Aku hannya terkejut dan diam dan mengamati tangan Om Toni yang berada di atas dadaku dan matanya yang memandangi bajuku. Putingku kelihata semakin jelas di balik baju seragamku yang basah dan napasku yang memburu menerpa wajah Om Toni.
“Om.. udah Om udah, gak papa nanti kalau sampai rumah aku ganti baju..!” kataku.
Beliapun masih mandang wajahku dan gak malah menjauh malah meletakkan handuk tadi buat lap dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku sambil tersenyum.
“Kamu cantik Yuli,,?” katanya lembut.
Aku jadi malu dan tiba-tiba Om Toni malah menciumku tepat di bibirku.
Aku kaget dan hanya memejamkan mata da Om Toni melanjutkan ciumanya dan sesekali lidanya di masukkan ke mulutku. Aku awalan rasanyaingin menolaknya, tapi aku pun tidak bisa berbohong. Dan Aku membalas ciuman itu sambil melumat bibirnya, sedang tangannya sambil meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga jelas sampai kelihatan celana dalamku.
Ciumannya makin ganas, dan Om Toni melanjutkan ciuman ke leherku, tanganku langsung pegang penisnya Om Toni. Lalu tanganku menelusuri dadanya yang ada bulu-bulunya yang lebat, kemudian tangan Om Toni juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas buah dadaku.
Beliau semakin rajin meremas-remas buah dadaku yang besar. Berlanjut beliau melepaskan ciumannya lalu melanjutkan kancing baju seragamku yang aku pakai. Aku Cuma duduk dan pasrah aja danmenikmatinya. Om Toni memandangku tidak berkedip saat selesai melepaskan baju seragamku yang aku pakai.
Kini aku hanya memkai CD aja. Aku masih merasa aneh karena baru kali ini aku telanjang meskipun masih pakai CD dan di depan pria yang bukan pacarku. Om Toni memulai permaian lagi meremas kedua buah dadaku dengan cara bergantian aku hanya memejamkan mata dan menikmati saja. Tiba-tiba aku merasa putingku yang sudah tegang akibat nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Toni sedang asyik menjilatnya. Pokoknya pengalaman banget sekali dia melumat, mencium, meremas buah dadaku sampai menghisap-hisap kedua putingku.
Tanpa kusadari, CD ku langsung di buka oleh beliau, dan beliau lanenciumi memeku. Dan aku langsung terangsang banget karena Om Toni bikin aku gairah.
“Oom.. aaaaaaah..emhhhhhhhh!” desahanku.
“Yul, kamu seksi banget ya..”? Om suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..
(Sambil memelintir putingku yang makin tinggi birahiku dan tegang),
“Ahhhhhhhhh..emhhhhh.., Om geli..!” balasku sambil manja.
“Ssstttt jangan panggil aku Om, panggil aja cayang ya,
Yul, Kamu kan udah gede..” katanya.
“Oke Om.” jawabku nakal dan Om Toni pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi.
“Eeeh.. Om lagi oh ya cayang.. geli aah..!” kataku, lalu menjawab beliau menjawab sambil mencium bibirku.
Entah kapan tepatnya, Om Toni berhasil meloloskan rok dan celana dalamku beliau melihat isi memekku yang merekah dan berwarna merah muda.
Kemudian memekku mulai diciumi beliau dan klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga aku mengerang tidak tertahan.
“Ahhhhhhhhh.. uuh..emhhhhhhhh .. cayang ..aahhhhh..!” Aku tidak bisa menahan birahiku sendiri lalu aku menjambak rambut Om Toni dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.
Badanku terasa mengencang serta cairan memekku terasa mulai keluar air dan Om Toni pun menjilatinya dengan cepat sampai memekku terasa kering kembali. Badanku kemudian di tata di atas meja dan dibiarkan kakiku melengkang, sedangkan Om Toni siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam memekku yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki batang yang keras ini.
Perlahan Om Toni mendorong penisnya ke dalam memekku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding memekku sambil di kenakan klitorisku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.
“Aawwwhhh.. gede banget sih cayang..!” ujarku karena dari tadi Om Toni belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu.
“Iya.., tahan sebentar yah Sayang, vmemekmu sempitnya minta ampun ampun..!” Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.
Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Toni berhasil masuk seluruhnya ke dalam memekku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Toni mengerang keenakan.
“Ah Yul.. enak.. aduuh..”
” yaa.. cayang, enak ya ngentott..” balasku sambil merem keenakan.
Om Toni tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Toni semakin nafsunya memuncak.
“Aaaaaaaaaaaahhhhhh..”
orgasmeku mulai lagi. Tidak lama kemudian badanku diturunkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Toni yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam memekku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha ku dan gesekannya benar-benar nikmat.
Kini posisiku membelakangi Om Toni dan dia pun mulai melakukan gerakannya lagi dengan gaya dari belakang. Badanku membungkuk ke depan, kedua buah dadakuyang montok menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali gerakan Om Toni maju mundur. Om Toni mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.
“Ahhhhhhhhhh.. lebih keras cayang.. putingnya.. puterr trus cayang…..” rintihku.
Tangan satunya bergerak mencari klitorisku. Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang sambil melihat Om Toni yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Toni di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.
Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali Buah dadaku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk memekku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Toni, akhirnya dia ejakulasi juga dan memuncratkan maninya di dalam memekku dan rasanya yang hangat.
“Aaahhhhhh Yul..” erangnya.
Om Toni melepaskan penisnya dari dalam memekku dan aku berlutut lemas sambil bersandar di samping meja samping kursi sambil mengatur napasku. Dan Om Toni duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih ngos-ngosan.
“Sini Om.. aku bersihin sisanya tadi..” ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan mani tadi di sekitar selangkangan Om Toni. Dan beliau terdiam sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dan mengantarku ke kamar mandi.
Setelah membersihkan memekku aku memakai seragamku kembali, aku keluar menemui Om Toni yang ternyata sudah memakai kaos dan celana , dan kami sama-sama tersenyum.
“Yul, Om minta maaf ya malah begini jadinya, kamu nggak menyesal kan..?” ujar Om Toni sambil menarik diriku duduk di pangkuannya.
“Enggak kok Om, dari dulu Yuli emang suka sama Om, menurut ku Om itu temen Papahku yang paling ganteng dan baik.” pujiku.
“Makasih ya Sayang, ingat kalau ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.
“Oh iya Om, ini titipannya Papah hampir lupa.” ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan Papah ku.
“Iya, makasih ya sayang..” jawab Om Toni sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.
“Aah.. Om, aku mau pulang nih, udah sore.” Aku, sambil melepaskan tanganya yang berada di pahaku.
Om Toni pun berdiri dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke depan sesampai mobil aku pun pulang.
Di dalam mobil, supirku yang mungkin heran melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya.Domino 99
“Mbak, kok lama amat nganter amplopnya..? pak sopir?”
Sambil menahan tawa aku pun berkata,
“Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula..” Supirku hanya dapat memandangku dari kaca spion dengan pandangan tidak mengerti dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.