Home »
» Kecanduan Kemaluan Pria
Kecanduan Kemaluan Pria
CERITA DEWASA - Kesempatan ini aku akan bercerita yang aku alami beberapa waktu yang lalu, perkenalkan nama saya Eni saya tipe cewek hypersexsual yaitu kecanduan akan nyepong kemaluan pria, sudah lama sekali aku tidak melakukan hal itu terakhir aku melakukan itu saat umurku 17 tahun waktu itu aku mendapatkan dua pria yang aku sepong.
Sungguh kejadian itu saya tidak merasakan kepuasan dan kurang terpenuhi hasratku maka dari itu beberapa bulan terakhir ini aku mencari kemaluan pria yang bisa saya ajak sepong, apalagi ditambah di lingkungan sekolahku yang kebanyakan adalah wanita.
Langsung saj ake cerita nyataku suatu malam, saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Buku dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas. Agen Domino 99 Terpercaya
Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:30. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali. Tiba- tiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diam-diam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur.
Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya. Di komplek saya memang sepi sekali pada jam-jam segitu.
Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun. Di ujung jalan, saya melihat masih ada Mas Umar, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia.
“Mas Umar, nasi gorengnya dong..” pinta saya.
“Lho, Mbak Eni..? Ngapain malam-malam begini masih di luar? Ngga pake apa-apa lagi..” sahutnya sambil terheran- heran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh.
“Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..?” Mas Umar tidak menjawab.
Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini.
“Ngeliatin apa mas..?” kutanya.
“Ah ngga..” katanya gugup. Lalu Mas Umar menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang.
Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga. Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CD- nya. Tidak pakai basa-basi, saya masukkan alat vitalnya Mas Umar ke dalam mulut saya.
Saya jilat-jilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir. Saya yakin Mas Umar merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor Mas Umar. Memang agak bau sih, tetapi saya benar-benar menikmati kejantanan Mas Umar yang sekarang dia mulai bersuara,
“Mmmh.. mmh.. uhh..”
Kira-kira 15 menit saya menikmati kemaluannya Mas Umar, tiba-tiba Mas Umar menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CD-nya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik. Sekarang saya membelakangi Mas Umar.
Mas Umar jongkok dan menjilati kemaluan saya. Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya.
Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya. Saya sudah benar-benar merasa keenakan. DOMINO QQ
“Uuuh.. akkhh.. akkh.. akhh..” saya menjerit-jerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar.
“Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya..” pinta saya.
“Udah mau keluar nih..” jawabnya. Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak.
Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluar-keluar. Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigit-gigit kecil. Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggu- tunggu, yaitu air maninya yang memang lezat.
“Crot.. crot.. crot..” semuanya saya minum seperti orang yang kehausan. Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa. Bertepatan dengan itu, 2 laki- laki lewat di depan kami.
Ternyata mereka adalah bapak-bapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda.
“Lho, Mas Umar lagi ngapain..?” kata seorang bapak di situ.
“Ah ngga pak.. mm.. ini Mbak Eni..” jawab Mas Umar malu- malu.
“Ini Om, saya habis ‘gituan’ sama Mas Umar..” saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng.
Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu.
“Adik ini tinggal dimana?” tanya salah satu dari mereka.
“Di sana, di blok F.” jawab saya. “Ayo pulang sudah malam..!” Dan saya pun diseret pulang.
Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hidup-hidup. Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka,
“Om, mau nyusu ngga..?”
“Jangan main-main kamu..”
“Ayolah Om.. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..?” Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat.
Saya langsung mengambil kesempatan meraba-raba batang kejantanannya yang tegang.
“Ayo dong Om.. saya pengen banget lho..” saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya. Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata,
“Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja Pak Akbar..” dan Pak Akbar pun setuju. Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk Bang Hasan, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam.
Gila.. beruntung sekali saya malam itu. Setelah kami berenam ngobrol-ngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan Mas Umar, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka,
“Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapak- bapak ini..” Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jeas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu.
Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besar-besar juga. Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya Bang Hasan. BANDAR Q
Saya hisap, saya gigit-gigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya Pak Akbar.
Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka. Lalu saya duduki batang kejantananmya Bang Hasan sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocok- kocok di dalam vagina saya.
Sementara itu, Pak Akbar dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran. 10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme.
Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi.
Karena merasakan kenikmatan yang benar-benar tiada tara. Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya.. berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka.
Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengeEningi wajah saya sambil mengocok-ngocokkan barang mereka masing-masing. Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut.
Akhirnya, “Crot.. crot.. crot.. crot.. crot..” saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali. Waktu pulang, saya diantarkan Bang Hasan, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi Bang Hasan membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya.
Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya. Selama 10 menit saya dan Bang Hasan melakukan senggama di depan pagar rumah saya. Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya.
Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak. Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diam-diam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma.
Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.